Part 18: Es Krim

342 60 3
                                    

"Kamu kok makin deket sama Kenzo?" diam-diam Bryan mengamati gerak-gerik Adiknya itu.

Princes justru bersandar santai di kursi mobilnya sambil menguap, "ya kenapa? Kan temen."

"Idih.."

Princes seketika melirik sinis mendengar nada cibiran Kakaknya itu, "apasih julid amat!" ketusnya.

Bryan menghentikan mobilnya begitu di lampu merah, ikut bersandar di kursi mobil sambil menolehkan kepalanya menatap lurus Princes. "Bukannya gimana-gimana ya cuma aku ngerasa aneh aja, mungkin kalau kamu yang ngejar-ngejar Kenzo itu masih wajar tapi sekarang Kenzonya yang mau deket sama kamu kan itu yang gak wajar."

Princes seketika merengut masam, jelas sekali maksud dari ucapan Bryan sedang mempertanyakan kenapa Kenzo mau dekat dengan orang seperti dirinya. Princes menghela napas, kini tatapannya berubah serius.

"Kalau aku bilang Kenzo mulai suka sama aku gimana," ujarnya dengan nada serius membuat dua orang itu saling bertatapan intens, mungkin kalau dalam film sekarang waktunya muncul backsong disertai efek petir yang lebay.

Dan tanpa diduga balasan dari Bryan membuat Princes mendelik sengak.

"Udah siang jangan kebanyakan halu!" dengusnya kemudian melajukan mobilnya karena bertepatan rambu sudah hijau.

***

"Mau kemana sayang?"

Princes menghentikan langkahnya, tersenyum singkat dan berjalan mendekat kearah Papahnya. Kalendra yang sedang membaca koran menutup korannya, kebiasaan pagi Bapak-bapak satu ini selalu baca koran sambil minum kopi.

"Aku mau jalan-jalan."

"Yaudah biar Papah panggil–"

"Aku bisa sendiri kok Pah!" sergahnya buru-buru karena tahu pasti Ayahnya ini mau memanggil Bryan suruh temenin. Lama-lama ia jadi kasihan sama Bryan karena seperti bodyguard gratisan.

"Baik, tapi bawa supir." Tegas Kalendra membuat ia jadi sedikit heran, apakah semua orang tua keluarga kaya memang posesif begini?

"Pah aku bisa naik taksi soalnya aku gak tau bakal lama atau nggak."

"Jangan membantah Princes.."

Princes jadi kicep mendengar nada suara Kalendra yang mulai tidak mau diganggu gugat, dengan helaan napas berat akhirnya ia memilih nurut saja.

"Okey."

Kalendra langsung tersenyum, Princes memeluk Kalendra sesaat untuk pamitan, namun yang ia dengar dari lelaki paruh baya itu cukup membuatnya tertegun beberapa saat.

"Papah gak akan biarin kecelakaan waktu itu terulang lagi, percaya sama Papah."

***

"Kenapa minta ketemuan disini?"

Suara berat dan lembut yang menyapa telinganya membuat Princes tersenyum cerah seketika, ia langsung beranjak dari duduknya dan berlari memeluk lelaki berwajah bak dewa Yunani itu.

"Jangan lari-larian, dasar bocah." Gumam Galang mengacak gemas rambut Princes.

"Kak aku pengen jalan-jalan."

Galang mengangkat sebelah alisnya, "kemana, hm?"

"Aku pengen beli es krim."

Galang jadi terkekeh geli, "yaudah ayo."

"Eh? Kak Galang mau?!"

Galang menggeleng tak habis pikir, "iya lah memangnya kapan Kakakmu ini nolak permintaanmu?"

PrincesWhere stories live. Discover now