Part 10: Penyesalan

733 95 11
                                    

Berapa kalipun Galang menatap Princes ia masih tidak percaya jika gadis di depannya ini adalah Jessy, bentuk tubuh dan wajahnya sangat berbeda namun kebiasaannya benar-benar sama persis seperti Jessy.

"Nte tumben gak stok lauk di kulkas." Princes mencebik menatap kulkas yang biasanya berisi makanan yang siap dipanaskan jadi kosong melompong.

Galang yang mendengar nama panggilan dan kebiasaan gadis itu makin yakin seratus persen jika dia adalah Jessy. "Mamah stok karena biasanya kamu yang makan tapi semenjak kamu meninggal otomatis Mamah tidak stok lagi."

Princes mengerjap, sedikit tidak menyangka alasannya. "Aku laper."

"Kita pesan aja, kamu mau apa?"

Princes langsung berjalan mendekati Galang dan menunduk menatap ponsel Galang dengan seksama. "Mau pizza, hamburger, es krim, dan ayam krispi!" serunya menggebu.

Galang langsung memesannya dengan tawa kecil, "kamu kayak nafsu banget pengen makan makanan cepat saji."

"Tau gak sih keluarga baruku itu over protektif banget aku gak dibolehin makan ginian katanya inilah itulah." Adunya mencebik.

Galang mengacak singkat rambut Princes, "selama disini kamu bebas pesan apapun."

"Aaaa Kak Galang memang terdebest!"

Galang menutup handphonenya, memusatkan pandangannya kearah Princes sepenuhnya. "Sekarang nama kamu siapa?"

Princes terkesiap, baru sadar jika sejak tadi ia belum menyebutkan namanya. "Princes."

Galang tersenyum kecil, "namanya bagus."

"Kalau Kak Galang mau panggil aku Jessy juga gak papa." Balas Princes langsung diberi gelengan oleh Galang.

"Itu akan bahaya jika ada orang lain yang tau."

Princes melebarkan matanya, tak lama tersenyum lembut dengan hangat. "Kakak memang satu-satunya orang yang selalu melindungiku, makasih."

"Aku boleh tanya sesuatu?"

"Apa?"

"Gimana kehidupan kamu sekarang, kamu mau ceritakan semuanya ke Kakak?" Galang memegang kedua tangan Princes membuat keduanya saling berpandangan dan tak lama Princes mengangguk pelan.

"Aku akan ceritain semuanya."

Dan ceritapun mengalir.

***

"Ngghh." Princes melenguh pelan sambil mengulet tubuhnya, dengan berat ia membuka kelopak matanya, untuk sesaat ia tersentak kaget melihat penampakan kamar yang berbeda dari kamarnya namun begitu kesadarannya terkumpul sepenuhnya ia langsung duduk perlahan. "Ah iya inikan di rumah Kak Galang." Ia segera beranjak membersihkan dirinya dan keluar kamar dengan tenang, untuk pakaian ia memakai baju miliknya karena dulu ia juga sering menginap di rumah Galang sehingga beberapa bajunya sengaja ia tinggal disini.

Galang yang sedang menyiapkan makanan di atas meja menoleh, melihat gadis yang wajahnya masih asing untuknya itu kadang masih membuatnya canggung dan kaku.

"Untung baju aku belum Kakak buangin." Celetuk Princes langsung duduk di kursi makan.

Galang hanya tersenyum sendu, ia sengaja tidak membuang semua barang milik Jessy karena jika ia rindu ia bisa melihat barang itu, namun siapa sangka si pemilik akan kembali seperti sekarang.

"Wah kenapa repot-repot sih Kak padahal kan bisa bangunin aku biar aku yang siapin."

"Kamu kelihatan capek banget Kakak gak tega."

Princes jadi menangkup pipinya terharu, aduh mau sampai kapan sih Kak Galang membuatnya senang.

"Ngomong-ngomong aku akan pulang habis ini."

PrincesWhere stories live. Discover now