Part 02: Keluarga Baru

1.1K 113 10
                                    

Kepala Jessy serasa terhantam sesuatu yang berat, di depannya mayat seorang gadis tengah terbujur kaku dengan luka fisik yang sangat parah.

Jessy seketika tremor parah, bagaimana tidak syok kalau ia melihat mayat tubuhnya sendiri dan pelaku utamanya adalah dirinya sendiri. Jessy menekan kuat pelipisnya, segala sesuatu yang terjadi sungguh di luar nalar membuatnya tak yakin kalau ini adalah kenyataan.

"Princes sayang..." Fai mengelus lembut kepala anaknya, melihat raut kaget Princes membuat jiwa keibuan Fai bergejolak.

Jessy tak menoleh, masih menatap lamat-lamat mayat tubuhnya sendiri.

"Aku bakal masuk penjara, ya." Ucap Jessy lemas, kalau tubuh barunya ini yang telah menabrak tubuhnya yang dahulu itu artinya ia akan dimintai pertanggungjawaban kan.

"Nggak akan!" Kalendra menjawab tegas. "Kamu gak akan masuk penjara karna kecelakaan yang terjadi ini bukan sepenuhnya salah kamu. Dan kalaupun ini adalah salah kamu, gak bakal ada yang berani nuntut kamu selama Papah ada disini." Lanjutnya bersungguh-sungguh.

"Tapi bagaimana dengan keluarga gadis itu?" tanya Jessy sedikit aneh karna harus menyebut dirinya sendiri dengan kata 'gadis itu'.

"Keluarga dari pihak mereka sudah mau menyelesaikan masalah ini dengan cara kekeluargaan." Jawab Kalendra.

Jessy menoleh cepat dengan kilatan wajah tak percaya. "K-kok bisa?" tanyanya gemetar.

Kalendra tersenyum miring, maju mengusap hangat pipi Jessy. "Manusia di dunia ini mana ada sih yang bakal nolak uang."

Jessy mengerjap, "maksud Papah?"

Kalendra memancarkan raut tak terbaca. "Mereka mau berdamai setelah Papah kasih kompensasi uang."

Jessy terhuyung mundur, dirinya ... cuma dihargai beberapa peser uang oleh orang tuanya? Sungguh?!

Tanpa sadar air matanya meluncur bebas dari manik coklatnya, rasa sakit di tubuhnya tak ada apa-apanya dibandingkan sesak yang bergejolak di dadanya.

Jessy melirik mayat di sebelahnya dengan senyuman miris, sepertinya ini saatnya untuk mengucapkan selamat tinggal pada tubuh masa lalunya. Jessy melangkah lunglai mendekati mayat gadis itu, mengulurkan tangan mengelus lembut wajah yang penuh goresan luka.

Memang seharusnya begini, meskipun egois karna telah mencuri tubuh Princes tapi apa salahnya. Lagipula Princes juga sudah meninggal dunia. Bukankah ini merupakan pertukaran kehidupan yang saling menguntungkan?

Senyum miring samar-samar terbit di bibirnya, dengan pandangan mulai mengabur karena air mata yang masih saja merembes keluar Jessy perlahan menutup wajah mayat tubuhnya sendiri dengan selimut. Ia sudah membulatkan tekad untuk memulai kehidupan yang baru.

'Selamat tinggal Jessy, mulai sekarang aku adalah Princes.'

BRUK!

Tubuhnya langsung limbung tak sempat ditahan, semua orang memekik kaget. Tergesa-gesa mengangkat tubuhnya.

"Bryan cepat panggilkan dokter, Papah akan bawa Princes ke kamar!" perintah Kalendra memekik yang membuat Bryan berlari tunggang langgang keluar kamar diekori Kalendra yang tengah membopong tubuh anaknya itu.

"Pah Princes kenapa?!" Fai kembali histeris yang dibalas gelengan cepat Kalendra.

"Mamah tenang ya, Princes kita pasti akan baik-baik saja."

Mereka semua kemudian berlalu keluar dari kamar mayat tersebut, bertepatan setelahnya seorang pemuda tengah memacu kesetanan kursi rodanya dengan wajah kalap.

Pemuda itu terdiam kaku setelah sampai dihadapan mayat seorang gadis cantik. Pelan-pelan ia menggerakkan kursi rodanya mendekat kearah gadis berambut panjang di depannya itu.

PrincesWhere stories live. Discover now