Part 34: Galau

386 37 3
                                    

Setelah pengakuan Kenzo waktu itu hubungan mereka seketika berubah sangat canggung, tentu saja Princes jadi menghindar setiap bertemu lelaki itu karena bingung harus bersikap bagaimana. Lagian bisa-bisanya lelaki itu confess kepadanya secara tiba-tiba seperti itu.

Tok tok tok.

Gadis yang sedang menonton film sambil ngemil itu menoleh, menemukan Mamahnya berdiri di ambang pintu.

"Kenapa, Mah?"

"Kenzo sudah datang, cepet turun."

Tanpa sadar kripik di tangannya langsung terjatuh, ia seketika berdiri panik dengan wajah gelagapan. "A-anu aku hari ini baru inget ada janji sama temen, aku keluar dulu ya Mah." Dengan tergopoh-gopoh ia kalang kabut mencari tasnya dan buru-buru ngacir pergi, Fai yang melihatnya sampai melongo kebingungan.

"Loh tapi Kenzo sudah datang—"

"Bilangin aku lagi ada urusan!" ujarnya setengah berteriak karena sudah melenggang pergi jauh. Namun begitu apesnya ia ketika bertepatan sekali bertemu lelaki itu ketika turun, semua orang kompak menatapnya yang sudah rapi membawa tas.

"Mau kemana kamu?" tanya Bryan menyelidik.

Princes diam-diam melirik Kenzo dan ternyata lelaki itu tengah menatapnya membuatnya spontan membuang muka panik. "A-aku ada janji, aku pamit keluar dulu ya." Ijinnya tapi pergelangan tangannya langsung ditarik Bryan.

"Janji sama siapa?" tanya pemuda berwajah blasteran itu terlihat protektif.

Princes tentu saja langsung memutar otak kencang, pasalnya ia memang tidak punya janji dengan siapapun. "S-sama Raya."

"Oh," Bryan spontan melepaskan cekalannya membuatnya mengernyit cukup heran, tapi tidak mau melepaskan kesempatan ia buru-buru keluar karena jujur belum siap berhadapan dengan Kenzo.

Ketika di ujung pintu utama Princes entah kenapa merasa penasaran dan jadi menoleh, seketika ia mengerjap cepat melihat Kenzo yang masih menatapnya.

***

Kebodohan yang gadis itu lakukan adalah lupa mengecas hanphonenya ketika keluar sehingga lowbat, alhasil ia seperti gelandangan yang luntang-luntung di pinggir jalan. Kalau sudah begini sepertinya ia hanya punya satu tujuan, dan tentu saja itu adalah kediaman Galang.

Princes tersenyum lebar begitu sampai di depan rumah lelaki itu, ia tebak pasti Kak Galang akan sangat terkejut melihatnya tiba-tiba datang ke rumahnya. Princes sengaja tidak membunyikan bel rumah dan masuk lewat pintu samping, untungnya pintunya tidak dikunci jadi ia bisa bebas masuk.

"Moga-moga Om sama Nte gak di rumah, kalau nggak bisa-bisa gue dikira maling." Gumamnya melirik arlojinya, jam segini biasanya kedua orang itu memang masih sibuk bekerja.

Dan begitu masuk ia langsung tersenyum lebar melihat punggung lebar lelaki yang ada di ruang tamu, ia bergegas cepat maju untuk mengangetkannya tapi justru yang kaget dirinya sendiri.

"KAK GAL—ang ..." gumamnya langsung mencicit pelan melihat sosok wanita anggun dan cantik yang duduk di depan Galang.

"Eh Princes?! Astaga kamu kok gak ngabarin Kakak?" kaget Galang menatapnya.

Princes yang semula sudah tersenyum lebar langsung menurunkan wajahnya dengan tatapan tak terbaca kearah perempuan asing itu.

"Maaf aku ganggu ya Kak?" tanyanya jadi malu.

Galang mengernyit bingung, tapi begitu paham alasannya ia segera menarik tangannya untuk mendekat. "Kenalin ini teman kuliah Kakak, kami lagi kerja kelompok."

"Berdua?" balasnya tanpa sadar, agaknya Galang juga sedikit kaget mendengar pertanyaan itu.

"Sebenarnya bertiga, tapi yang satu lagi sakit jadi sementara kita kerjain berdua dulu." Jelas lelaki itu dengan kalem seperti biasa.

PrincesWhere stories live. Discover now