Part 39: Official

221 18 3
                                    

"M-maafin aku!" pekiknya bergerak ingin turun dari gendongan tapi karena gerakannya yang tiba-tiba membuat Kenzo hampir terhuyung.

"Jangan bergerak," ujarnya panik campur cemas hampir menjatuhkan Princes, gadis itu sendiri terlihat sangat salah tingkah, wajahnya memerah dengan jantung berdebar hebat. Perlahan Kenzo menurunkannya dengan hati-hati, Princes segera membuang muka malu.

Kenzo menatapnya hampir tidak berkedip, masih tidak percaya dengan kejadian barusan, Princes yang menciumnya benar-benar hal yang tidak pernah dibayangkannya.

"Aku tidak akan tanya alasan jika kamu keberatan," ucap lelaki itu benar-benar gentlement sekali, menyebalkannya lelaki itu benar-benar sosok yang sangat sempurna hampir tanpa cela.

"Aku juga tidak tahu kenapa melakukannya, aku spontan aja." Jelas Princes akhirnya setelah diam sejenak. Kenzo yang mendengarnya melebarkan matanya beberapa saat sebelum akhirnya menurunkan pundaknya, euforianya tadi seolah langsung dihantam kenyataan pahit oleh Princes.

"Hm tidak papa, lupakan saja." Balas lelaki jangkung itu masih bisa menyunggingkan senyuman manis.

Princes tentu saja langsung merasa sangat bersalah, kenapa ia seperti penjahat yang memainkan hati pria saja. "Ken."

Kenzo yang sudah akan beranjak mengurungkan niatnya, menatap kembali kearah gadis di sebelahnya itu. "Hm?"

"Marahi aja aku!" serunya berdiri di depan Kenzo sambil memejamkan matanya.

Kenzo yang melihatnya mengerjap kaget, sampai menelan ludah tak percaya. "Kenapa?"

Princes membuka matanya ragu-ragu, terlihat sedikit menciut. "Aku udah kurang ajar tiba-tiba cium kamu, tapi aku gak bisa kasih kepastian apapun ke kamu, aku sadar aku memang brengsek aku pantas dihukum."

"Untuk apa aku menghukummu, aku sama sekali tidak keberatan atas tindakanmu barusan." Balas lelaki tampan itu dengan suara rendahnya, gadis itu mengerjapkan mata bulatnya dengan tatapan penuh tanya.

"Maksudmu?"

Kenzo melangkah maju lebih dekat, "aku menikmati ciumannya, kalau kamu mau memanfaatkanku aku juga tidak masalah akan hal itu."

"K-kamu sudah gila ya!" pekiknya terbata-bata sambil menutup wajahnya malu, bisa-bisanya lelaki itu mengatakan hal seperti itu.

"Bagaimana, apa kamu sudah mempertimbangkannya?"

"M-mempertimbangkan apa?" Gadis itu menatap lelaki di depannya dengan tatapan takut-takut.

"Berciuman, sepertinya kamu penasaran akan hal itu."

"D-dasar kamu gila!" pekik Princes langsung berlari terlihat salah tingkah sendiri, Kenzo yang melihat tingkahnya terkekeh pelan dengan senyuman geli, kemudian segera menyusulnya.

***

Setelah kejadian itu Princes benar-benar menghindari Kenzo, bahkan kecuali saat belajar bersama ia akan bersembunyi jika melihat lelaki itu, meskipun kejadian waktu itu sudah semingguan tapi ia tetap merasa malu sendiri setiap mengingatnya.

"Dek turun!" pekik Bryan tanpa adab langsung nyelonong masuk membuatnya yang sedang tenang bermain ponsel sampai mencelat.

"Apasih kak, kalau masuk salam dulu kek!" ketusnya kesal.

Lelaki jangkung yang memakai boxer selutut dengan kaus kutang itu merebahkan tubuhnya ke atas ranjang, lalu tanpa dosa mendorongnya dari ranjangnya sendiri hingga terguling jatuh, tentu saja ia langsung melotot kesal.

"Dicariin Kenzo tuh, cepet turun." Ujar Bryan membuatnya yang hendak ngamuk seketika terdiam, ia langsung kicep sambil menelan ludah perlahan.

"N-ngapain, perasaan sekarang bukan waktunya belajar." Ujarnya berusaha biasa saja sambil belagak merapikan meja riasnya, random sekali memang kelakuannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 17 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PrincesWhere stories live. Discover now