Part 25: Hadiah

295 45 4
                                    

"Maaf ya aku malah jadi ngerepotin keluarga kamu."

Princes langsung menggeleng cepat membantahnya, "ngerepotin apa sih, Mamah justru seneng banget karena banyak yang makan masakannya."

Kenzo diam-diam tersenyum kecil, "tadi Papah kamu ngomong sesuatu sama aku."

Princes mengerjap penasaran, "apa?"

Kenzo mengusap tengkuknya sedikit kikuk, "Om minta aku jadi guru Les kamu dan Kak Bryan."

"Oh ya?!" Princes terlihat kaget mendengarnya.

"Eum tapi aku sepertinya tidak bisa menerimanya, aku belum pantas menjadi guru les kamu, apalagi Kak Bryan kakak kelasku."

"Loh kata siapa kamu gak pantas?" Princes langsung menatapnya tegas, "kamu pinter banget justru aku seneng kalo kamu mau ngajarin aku, lagian aku yakin kamu juga pasti sudah nguasai materi kelas 12 kan kamu anak olimpiade." Jelasnya membuat Kenzo merasa aneh, padahal itu hanya kata-kata tapi begitu mendengarnya rasa percaya dirinya seperti langsung membesar begitu saja.

Pemuda dengan garis wajah sempurna itu mengulum bibir tipisnya, dengan bulu mata lentik dan iris mata jernihnya ia menatap gadis di sebelahnya terpanah. Bahkan keluarganya sendiri tidak pernah memujinya seperti itu.

Princes tersenyum meyakinkan, menepuk bahu pemuda di sebelahnya itu lembut. "Jadi jangan pernah rendah diri lagi ya," tegasnya membuat Kenzo menahan senyumannya yang makin ingin mengembang.

"Hm." Angguknya. "Yaudah aku pulang dulu ya," pamitnya.

"Kamu kesini tadi naik apa? Biar aku minta supir aku nganterin kamu ya."

Kenzo langsung menggeleng, "aku udah pesen taksi kok."

"Oo." Princes membulatkan bibirnya, selanjutnya melambai riang. "Hati-hati di jalan ya."

Kenzo hanya mengangguk sebelum pergi, namun begitu badannya sudah berbalik sepenuhnya senyuman yang sejak tadi ia tahan-tahan akhirnya pecah juga. Sebuah senyuman manis terbingkai di wajah tampannya.

***

"Wah serius?!" nada terkejut dan binar mata cerah membuat Princes yang melihatnya seketika tertawa kecil, Galang yang nampak terkejut itu menurut Princes sangat lucu.

"Iya." Jawabnya dengan kekehan geli.

"Astaga selamat ya, kamu memang hebat!" pujinya membuat Princes seketika mengulum bibirnya malu-malu, barusan ia memberitahu kepada Galang tentang dirinya yang mendapatkan juara kelas. Namun tiba-tiba ekspresi Galang berubah panik, "aduh Kakak belum siapin hadiah apapun."

Sontak saja Princes langsung tertawa keras di tempatnya, "aku nggak butuh hadiah Kak."

"Tetap aja masa Kakak gak kasih apapun buat kamu." Galang memutar matanya berpikir, "kamu pengen apa? Biar Kakak beliin."

Princes tersentak mendengarnya, langsung menggeleng tegas. "Aku gak pengen apa-apa."

"Kakak jadi sedih, kamu nggak anggap Kakak ini Kakakmu ya."

"K-kok gitu ngomongnya, nggak lah!" bantah Princes membuat Galang diam-diam tersenyum jahil.

"Kamu aja gak mau Kakak kasih hadiah," gumamnya dengan ekspresi menurun.

Princes dengan panik berlutut memegang tangan pemuda itu, "yaudah aku kayaknya mau sesuatu." Ujarnya membuat Galang diam-diam tersenyum senang.

"Apa?"

"Aku pengen beli novel."

Galang mengerjap, "udah itu aja?"

Princes jadi ikutan bingung, "memangnya Kakak pikir aku bakal minta apa?" tanyanya balik justru membuat Galang makin tak kuasa menahan senyuman samarnya, sejak dulu sampai sekarang gadis ini tidak pernah meminta sesuatu yang berlebihan kepadanya dan itu membuatnya terenyuh karena pasti Princes memikirkan dirinya.

PrincesWhere stories live. Discover now