Part 06: Berantem

754 95 8
                                    

Tok tok tok.

"Princes bangun udah siang kamu nanti telat sekolah!"

Suara gedoran pintu membangunkannya dari alam mimpi, gadis berpiyama hello kitty itu mengerjap dengan bibir menguap panjang.

Tok tok tok.

"Princes." Sekali lagi suara Ibunya terdengar.

"Iya Mah!" Balasnya kemudian beranjak turun kasur dan detik itu juga ia menyadari jika tubuhnya sedang tidak baik-baik saja, ia memegang lehernya dengan mata menyipit, "kenapa aku ngerasa gak enak badan ya padahal gak panas." Gumamnya menghela napas, namun ia memilih segera beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya karena ia yakin pasti cuma sedikit meriang akibat kemarin kena angin malam. Hal seperti ini sih sudah biasa untuk dirinya yang sejak dulu hidup keras.

Namun lagi-lagi nasib apes menimpanya, di jalan ada kecelakaan sehingga jalanan menjadi sangat macet, Princes hanya bisa menatap gelisah jam tangannya.

"Kak gak bisa lebih cepet ya, kita udah telat!" gerutunya.

Bryan mendengus sebal, "mata kamu gak lihat tuh jalanan macet begitu, kamu pikir ini mobil terbang apa bisa nembus kemacetan!" balasnya tak kalah sewod.

Princes akhirnya hanya bisa menghela napas pasrah sambil bersandar di kursi mobil, namun hatinya tetap saja gelisah takut telat, seumur-umur ia sekolah tidak pernah telat jadi tentu saja ia yang merupakan siswa teladan tidak mau mengotori catatan siswanya.

"Dek keringet kamu kok banyak banget? Apa AC nya kurang dingin?" Bryan meliriknya heran membuatnya spontan mengambil tisu dan mengelap wajahnya cepat.

"Ah ini cuma karena panik, orang panikkan gampang keringetan." Elaknya karena makin merasakan nyeri di sekujur tubuhnya.

"Dih perasaan dulu kamu gak gitu." Celetuk Bryan hanya dibalas cengiran saja oleh Princes tidak mau memperpanjang pembicaraan, melihat betapa over protektif keluarganya bisa-bisa ia akan dibawa ke rumah sakit cuma karena meriang saja.

Beberapa menit setelahnya mereka akhirnya sampai di sekolah dan benar saja mereka terlambat, namun hari ini yang terlambat cukup banyak mungkin mereka juga telat karena macet seperti dirinya.

"Kamu disini aja biar Kakak yang ngomong dulu." Bisik Bryan lalu melangkah kearah anggota OSIS yang sedang mendisiplinkan siswa yang terlambat. Princes hanya bisa mengernyit curiga melihat tingkah Bryan.

"Kamu telat?"

Eh!

Princes tersentak, suara berat rendah dari arah belakangnya membuatnya seperti terpaku diam di tempat. Pemuda berambut hitam menutup dahi dengan rahang kokoh dan mata elang itu menatapnya tajam membuat Princes seperti sedang di interogasi.

"Dan Kakakmu mau menyuap anggota OSIS supaya kalian tidak dihukum?" imbuh Kenzo menatap Bryan yang sedang berbincang dengan anggota OSIS itu, Princes cuma bisa speechless di tempat, jelas saja tindakan Kakaknya itu mencurigakan. "Memang Kakak dan Adik sama saja." Sinis Kenzo mendecih meliriknya.

"A-aku gak tau—"

"Jangan kamu kira aku bakal biarin kalian lepas begitu aja, aku gak peduli siapa keluarga kalian tapi selama di sekolah kalian harus mematuhi peraturan yang ada." Kenzo tiba-tiba menarik lengannya membuatnya yang belum siap hampir terhuyung jatuh.

'Biasa aja dong nariknya!' umpatnya hanya berani dalam hati, entah kenapa aura lelaki ini kok menakutkan sekali.

Ternyata ia dibawa menuju lapangan yang berisi siswa-siswi yang terlambat, Princes hanya patuh dan menurut saja.

PrincesWhere stories live. Discover now