Part 03: Sekolah Baru

877 92 5
                                    

Princes mengernyit saat melihat setelan seragamnya, mulutnya bahkan sampai melongo bundar. Yang bener aja, bahkan panjang roknya cuma setengah paha. Belum lagi bajunya yang sangat ketat.

Gadis ini mendecak tak percaya, sepertinya pemilik tubuh ini benar-benar gadis kaya sombong yang manja.

"Pake ginian gue mana berani duduk, yang ada celana dalem gue kelihatan." Princes menggeleng-geleng tak habis pikir. Meneteng setelan seragamnya keluar kamar.

"Eh kamu!" tepat sekali ada salah satu pelayannya yang lewat di depan kamarnya.

Pelayan perempuan itu langsung menunduk hormat, memperlihatkan rambutnya yang dicepol rapi. "I-iya Nona, ada yang bisa saya bantu?" tanyanya bergetar.

Princes yakin pasti pelayannya ini sedang ketakutan sekarang. "Tolong kamu permak seragam aku biar ukurannya lebih besar, trus roknya panjangin." Perintahnya menyodorkan seragamnya.

Pelayan itu menegak kaget, menerima ulurannya dengan sopan. "Dipermak? Biar saya suruh designer pribadi Nona saja kesini." Ucapnya merasa tak enak.

Princes mengerjap, woah! Dirinya sampai punya designer pribadi? Benar-benar mencengangkan.

"Gak usah, aku gak mau ribet. Udah itu aja pokoknya kamu urus." Tolaknya senatural mungkin, ia telah memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut tentang pemilik asli tubuh ini agar tidak menimbulkan kecurigaan orang lain.

Pokoknya jangan sampai terbongkar rahasianya.

Meskipun terkejut dan bingung tapi pelayan itu langsung patuh, membungkuk hormat kearahnya.

Princes kembali masuk ke kamarnya, berjalan di walk in closet nya dengan pandangan terkagum-kagum. Mulai dari dres formal, sampai baju santai memiliki merek yang sangat terkenal. Belum lagi tas, jam tangan, perhiasan, sampai sepatu yang berjejer apik bak di butik-butik elit.

"Sayangnya style nya bukan gue banget!" dengusnya kurang ridho karna baju-baju sebanyak ini ngangrak tak berguna.

Sekilas info, dirinya adalah gadis mandiri dengan image tomboy yang lumayan melekat. Style hariannya adalah hoodie over size dengan celana santai yang nyaman. Bahkan ia hanya mengenakan rok ketika ke sekolah saja.

Princes menghela napas panjang, "aaah gak suka gak suka!" gerutunya sesekali menendangi lemari di sebelahnya.

Namun sebuah ide tiba-tiba melintas di pikirannya, dengan wajah mencurigakan ia langsung berlari ke balkon kamarnya, meneliti kanan kiri hati-hati, dirasa keadaan sudah aman ia langsung melompat.

Hap.

Gadis ini bergelantungan di pipa-pipa menuju balkon sebelahnya, seolah ia tak memiliki rasa takut sedikitpun. Setelah sampai di tempat tujuannya ia menyengir lebar, kembali mengamati sekitar.

"Aman gak ada yang lihat." Gumamnya lega.

Princes mengendap-endap ke dalam kamar Kakaknya, aroma manly dengan gaya khas lelaki langsung ia temukan. Kamar bercat gray-black ini sangat rapi, tak seperti kamar laki-laki pada umumnya.

"Kalo gue colong beberapa jaket Bryan pasti dia juga gak tau." Pikiran culasnya berkembang liar, kenapa ia sampai nekad-nekad lewat balkon itu karna disetiap titik di rumah ini dipasang CCTV belum lagi bodyguard yang selalu siaga 24 jam membuatnya harus bertindak hati-hati.

Dengan cekatan Princes langsung mengambil jaket-jaket keren milik Bryan, belum merasa puas gadis ini bahkan sampai nyolong kaos dan celananya.

Sepertinya ia mempunyai bakat nyolong.

"Woaah! Ini kan jaket yang waktu itu gue pengenin!" Soraknya melompat ria. Princes langsung berbalik, tak mau ambil resiko ketangkep basah.

CEKLEK.

PrincesWhere stories live. Discover now