Part 14: Tentang Kenzo

496 80 5
                                    

"Princes!"

Gadis berambut lurus itu terperanjat, mengerjap kaget dengan linglung. Terlihat semua keluarganya sedang melihatnya membuatnya jadi kikuk sendiri.

"Daritadi kamu bengong mulu sampai makananmu udah dingin loh," tegur Mamahnya dengan perhatian.

Princes meringis, "ah maaf, aku makan sekarang." Lalu dengan cepat ia mulai menyendokkan lauk pauk ke mulutnya.

"Ada masalah lagi di sekolah?" selidik Kalendra membuatnya hampir tersedak.

"Nggak kok!" bantahnya cepat.

Kalendra memicing curiga, namun melihat dirinya yang meyakinkan membuat Ayah dua anak itu akhirnya menghela napas lega. "Kalau ada apa-apa cerita ya, ada Papah, Mamah, sama Kakakmu yang akan selalu ada buat kamu." Tuturnya lembut.

Princes jadi terenyuh, seumur-umur ia menjadi Jessy tidak pernah sekalipun keluarga aslinya memperlakukannya sebaik mereka.

"Hm, makasih." Cicitnya tersenyum senang.

"Astaga kenapa pakai bilang terimakasih segala kan kita ini keluarga." Celetuk Bryan terkekeh geli.

Princes ikut terkekeh, tau jika Kakaknya ini pasti sebenarnya sedang terharu. "Aku sayang Mamah, Papah, sama Kakak." Ujarnya tiba-tiba yang tentu saja membuat keluarganya tersentak kaget.

Bryan dengan kurang ajar seperti biasa tiba-tiba bergaya bergidik ngeri. "Ih habis kesambet ya kamu?" ejeknya membuat Princes melotot dan langsung memukulnya, membuat semua orang disana jadi tertawa bersamaan.

Sungguh siapapun yang melihatnya pasti langsung bisa menyimpulkan jika keluarga mereka adalah keluarga harmonis.

***

"Ces berita soal Kenzo yang lepasin jabatan Ketos beneran?!" koar Eve heboh seperti biasa ketika masuk kelas membuatnya hanya bisa menghela napas sabar, ia mulai terbiasa dengan tingkah temannya satu ini.

"Kenapa nanya aku, aku gak tau." Balasnya tanpa perduli banyak.

"I serius tau Ces, kamu jujur deh pasti kamu tau kan!" tunjuknya masih kekeh membuatnya hanya bisa menghela napas panjang.

"Mau dia lepasin jabatan Ketos atau apalah itu bukan urusanku." Jelasnya penuh penekanan.

"Ih kamu kok jahat banget."

Princes reflek menoleh tajam membuat Eve spontan menutup mulutnya takut-takut.

"Ah m-maaf i gak bermaksud ngomong gitu." Jelasnya buru-buru.

Princes melenguh, membuang muka bodo amat. "Iya aku sebenarnya tau masalah itu tapi itu bukan urusanku, mau dia lepasin jabatan Ketos atau nggakpun itu nggak ada hubungannya sama aku karena itu pilihan dia sendiri." Paparnya akhirnya karena lelah disalahkan, toh dia kan gak pernah memaksa lelaki itu untuk melepaskan jabatannya jadi itu bukan salah dirinya.

"Kurasa kamu harus tau cerita ini." Ujar Raya tiba-tiba menyelinap diantara mereka yang tentu saja membuat Princes terkesiap, nampak Raya dan Eve saling lempar kode mata beberapa saat sebelum akhirnya kedua orang itu mengangguk dengan penuh arti.

"Kenapa sih?" keponya akhirnya.

"Kenzo itu seambis sekarang bukan tanpa alasan, meskipun ini rumor yang belum terkonfirmasi tapi ini rumor yang udah diketahui banyak orang, jadi keluarga Kenzo itu em apa ya istilahnya-"

"Kompetitif!" sahut Eve membuat Raya langsung menjentikkan tangan sambil mengangguk.

"Nah iya kompetitif, Ayah Kenzo itu dokter, Kakak pertamanya juga dokter, dan Kakak keduanya pengacara. Bisa dibilang mereka keluarga terhormat, menurut rumor nih Ayah Kenzo ingin supaya Kenzo selalu jadi juara pertama di sekolah, bahkan lebih parahnya Ayahnya ingin Kenzo jadi Ketua OSIS supaya semua orang tahu tentang Kenzo dan nama keluarga mereka," Raya menjeda sejenak kalimatnya untuk mengambil napas, Princes yang awalnya mendengarkan dengan ogah-ogahan tanpa sadar jadi menyondong maju tertarik. "Pokoknya intinya mereka itu ingin agar nama keluarga mereka yang paling dikenal, trus tau nggak kenapa Kenzo jadi Ketua Basket?"

PrincesWhere stories live. Discover now