Part 36: Mulai Ada Rasa

298 22 5
                                    

Begitulah akhirnya Kenzo tetap mengantar Princes pulang meskipun tadi sempat diintrogasi sesaat oleh kedua orang tuanya, padahal tadi Princes sudah ketar-ketir takut akan dimarahi karena menginap tanpa izin tapi kedua orang tua Kenzo tampaknya justru begitu santai dan tidak mempermasalahkan.

"Makasih ya Ken, kamu udah baik banget mau bantu aku." Gadis berwajah blasteran itu menyelipkan anak rambutnya sedikit kikuk.

Kenzo tersenyum tipis, mengangguk tenang. "Hm, kamu masuk gih. Aku tungguin disini."

"Kamu gak perlu tungguin aku kok sebenarnya." Ujarnya tidak enak.

"Gak papa, cepet masuk trus istirahat."

Mendengar semua perhatian dari lelaki itu entah kenapa menimbulkan perasaan yang campur aduk, ia merasa bersalah kepada lelaki itu karena belum bisa membalas perasaannya.

"Makasih ya," gumamnya tersenyum hanya dibalas anggukan pelan lelaki itu. Selanjutnya ia berjalan masuk ke dalam komplek rumahnya dengan Kenzo yang menunggu di depan pos penjagaan, hanya tindakan sederhana tapi tidak semua orang bisa dapatkan.

Entah kenapa hatinya jadi tersentuh oleh perlakuan lelaki itu.

***

"Astaga!" gadis yang baru keluar dari kamar mandi itu dibuat jantungan oleh sosok Kakaknya yang sudah duduk tanpa dosa di atas kasurnya, Bryan yang menjadi pelaku justru terlihat santai saja tanpa beban. "Kakak kalau masuk ke kamarku ketuk pintu dulu dong!" omelnya mendelik, berjalan ke meja rias untuk menyisir rambut.

"Tadi udah ketuk tapi kamu gak denger," balas lelaki itu singkat entah kenapa terasa sedikit ganjil.

Selanjutnya keduanya sama-sama diam dengan aktivitas masing-masing, lelaki itu terlihat memainkan hanphonenya dengan wajah tanpa ekspresi, ia sesekali melirik penasaran tumbenan Kakaknya itu diam saja.

"Kenapa? Ada yang mau dibicarain?" tanyanya akhirnya membuka suara.

"Lanjutin aja dulu aktivitasmu, nanti baru kita bicara." Balasnya cuek.

Princes tentu saja mengerjap heran, melihat lelaki itu yang biasanya petakilan mendadak pendiam begini benar-benar aneh.

"Aku udah selesai kok," jawabnya, langsung mengerjap kaget ketika Bryan menatapnya serius dengan sorot lekatnya. "K-kenapa sih?" bingungnya jadi grogi.

"Kemarin nginep dimana?"

"Kenapa tiba-tiba tanya begitu, kan udah kubilang nginep di rumah temen."

"Siapa?"

"Ya temen aku—"

"Siapa namanya?" potong Bryan tegas, gadis itu seketika tersentak mendengar nada suara lelaki itu.

"R-raya." Jawabnya mengalihkan tatapannya gelagapan.

"Kemarin aku udah tanya kedua temenmu itu dan kata mereka kamu  gak nginep disana."

Deg!

Rasanya jantung gadis cantik itu seperti akan meledak saking cepatnya berdetak, kedua tangannya sudah basah keringat dengan wajah pucat pasi.

"Jawab Abang jujur, dimana kamu semalam menginap?" kali ini Bryan menatapnya mengintimidasi yang membuatnya benar-benar tidak bisa berkutik.

"Di rumah Kenzo ..." lirihnya mencicit takut, akhirnya terpaksa menjawab jujur.

Seketika terdengar dengusan keras dari Bryan membuatnya sampai terkesiap di tempat, lelaki itu menyugar kasar rambutnya sembari membuang muka. "Kenapa kamu sampai berani nginep di rumah cowok sih, Dek?!" tanya Bryan benar-benar tak habis pikir.

PrincesWhere stories live. Discover now