Part 27: Mencari Pelaku

240 45 4
                                    

"Itu Princes!"

Princes yang berjalan datang bersama Kenzo tersentak melihat temannya menunjuk kearahnya, sekarang jam istirahat jadi ia berniat kembali ke kelas namun justru mendapati Kakaknya sedang ada di kelasnya.

"Darimana aja kamu?" Bryan melirik Kenzo dan dirinya bergantian.

"Aku habis main basket," jujurnya tidak berniat berbohong, toh sepertinya Kakaknya ini sudah tahu jika dirinya habis bolos kelas. "Kakak ngapain kesini?" tanyanya balik, jujur ia kurang nyaman karena jelas mereka langsung menyita atensi orang-orang disana, bahkan teman-teman sekelasnya tidak keluar istirahat dan justru menunggu disana untuk menonton mereka.

Bryan menatapnya lekat, membuatnya langsung paham alur pembicaraan yang akan disampaikan Kakaknya itu. "Hari ini kamu pulang lebih awal aja biar aku izinin ke guru." Ujarnya membuatnya sukses mengerjap, Bryan sedang mengkhawatirkannya?

"Hm nanti biar aku bantu Kak Bryan jelasin ke guru," sahut Kenzo yang sejak tadi hanya diam mendengarkan, diam-diam Bryan jadi melirik kearah Kenzo dengan tak terbaca.

"Gak usah, lagian aku udah bolos jam pertama." Ia berjalan menuju bangkunya diikuti kedua lelaki itu seperti anak ayam. Ia mendudukkan dirinya, bertopang dagu dengan wajah tanpa ekspresi. "Lagian kenapa aku harus pulang lebih awal, emangnya aku kenapa?" ujarnya dingin dengan senyuman miring, enak saja dirinya yang harus bersembunyi dan takut padahal yang salah bukan dirinya.

Bryan menatapnya cukup lama, meskipun kelihatannya selengekan dan tak acuh nyatanya dia yang paling khawatir kepada Adik satu-satunya itu, pemuda dengan garis wajah campuran luar negri itu menghela napas perlahan, "kamu benar, yang harusnya malu adalah orang yang nyebarin gosipnya, aku akan minta pihak sekolah buat cari tahu siapa pemilik akun itu."

"Gak usah," ia menggeleng, menahan tangan Bryan yang akan pergi itu. "Nanti kalau Papah sampai tahu urusannya bakal panjang." Ujarnya dengan kerlipan serius.

"Memangnya kenapa? Biarin aja biar dia tahu rasa sekalian!" gerutu Bryan yang agaknya sudah sangat geram itu, di sekolah ini siapa yang berani mengusik keluarganya maka itu tandanya orang itu sudah tidak sayang nyawa.

Princes melenguh, menunduk dengan ekspresi muram. Masalahnya jika ia sampai bawa-bawa keluarganya dengan masalah ini takutnya itu akan menyeret nama Galang, dan ia tidak mau sampai hal itu terjadi. Kenzo yang peka dengan keadaan tersebut menipiskan bibirnya, menyentuh pundak Bryan sopan.

"Princes benar Kak, untuk masalah pelakunya serahkan saja kepadaku, aku akan minta anak informatika buat bantu lacak akunnya." Paparnya membuat Princes langsung mengangkat kepalanya menatap Kenzo sepenuhnya, Kenzo yang menyadarinya membalas tatapannya dengan senyuman tipis yang sangat samar.

Entah kenapa membuat Princes tertegun sejenak.

***

Princes bersandar di pembatas balkon kamarnya menikmati semilir angin malam yang sejuk, jujur saja meskipun terlihat tenang ia sebenarnya masih terganggu dengan masalah di sekolah.

Drrrt... drrrt...

Gadis bermata batu safir itu merogoh saku hoodienya dan mengeluarkan handphonenya, melihat nama penelepon wajahnya yang seharian ini lelah seketika berubah cerah.

"Halo Kak?" sapanya tersenyum senang.

"Kamu lagi ngapain?"

"Gak lagi ngapa-ngapain, kenapa?"

Terdapat hening cukup lama membuatnya mengernyitkan dahi, "kamu besok senggang?" tanya Galang membuatnya langsung menegak dengan senyuman lebar.

"Seng—" ia reflek mengatupkan bibirnya, ia yang semula begitu semangat langsung berubah gontai. "Sepertinya besok aku sibuk." Jawabnya memelan sambil menunduk.

PrincesWhere stories live. Discover now