Part 23: Hanya Adik

288 51 7
                                    

Setelah kejadian itu Princes diam-diam selalu mencuri pandang kearah Galang, namun lelaki itu tetap terlihat kalem dan tenang seperti biasa yqng membuatnya jadi mencebik kecil.

'Cemburu apanya!' Batinnya menggeleng merasa malu dengan kepedeannya sendiri.

"Ces." Panggil Galang membuatnya terkesiap.

"Iya Kak!" balas Princes mengerjap cepat.

Galang melambaikan tangannya, "kenapa diem aja disitu, sini." Panggilnya langsung membuatnya mendekat.

"Kamu udah makan belum?"

Ia menggeleng.

"Mau makan apa?"

Princes seketika berbinar, "ayam goreng sama mie goreng!"

Galang tersenyum geli, "kenapa sekarang kamu jadi suka banget sama makanan cepat saji begitu."

"Ya habisnya di rumah keluargaku gak bolehin aku makan makanan begituan, katanya gak sehat bla bla bla, mereka terlalu alay." Bisiknya membuat Galang tidak bisa menahan kekehan gelinya.

Tanpa mereka berdua sadari wanita paruh baya yang merupakan Mamah Galang menatap interaksi mereka dengan sorot teduhnya, ini pertama kalinya ada orang lain yang bisa membuat anaknya tersenyum bahagia setelah kematian Jessy dan tentu saja itu membuatnya sangat senang.

"Biar Mamah masakin, kalian tunggu aja di ruang tamu dulu." Sergahnya membuat dua orang tadi menoleh bersamaan.

"Wah Nte memang selalu baik banget, makasih!" seru Princes tanpa sadar tidak sungkan-sungkan yang tentu saja membuat wanita itu tersentak di tempat, Galang yang menyadari jika Mamahnya merasakan kejanggalan segera mengambil tindakan.

"Kalau begitu aku ke ruang tamu dulu ya Mah," ujarnya segera menarik tangan Princes pergi dari tempat itu membuat Princes yang bingung hanya patuh ketika ditarik pergi, kenapa Galang kelihatan panik begitu ya.

Dan setelah kepergian mereka wanita paruh baya itu masih tertegun di tempat, entah kenapa aura gadis tadi terasa tidak asing baginya.

Siapa gadis itu sebenarnya?

***

"Ingat jangan keluarin kebiasaan kamu selain sama aku hm," peringat Galang mencubit pipinya membuatnya mencebik.

"Maaf gak sengaja."

"Jangan dibiasain."

"Iyaaa."

"Awas loh kalau masih diulangi."

Princes makin merengek kesal karena diperlakukan seperti anak kecil. "Iya ih lepas sakit tau!" pukulnya pada tangan Galang dengan mendelik membuat pemuda itu ikut mendelik kepadanya.

"Oh begitu sekarang." Ujarnya sambil manggut-manggut penuh arti.

Princes mendengus kecil meskipun sambil menahan agar tidak tertawa, "Kak Galang nganggep aku apa?" celetuknya tiba-tiba penasaran.

Galang tersentak diam mendapat pertanyaan mendadak seperti itu, "kamu?" tanyanya balik membuat Princes mengangguk ragu. Meskipun tidak tampak jelas tapi samar-samar sorot matanya nampak terkejut dengan pertanyaan mendadak itu.

Princes menelan ludah, menatap Galang dengan lamat-lamat menunggu harap, mungkin ia sudah gila dengan bertanya hal seperti ini tapi jujur ia sangat penasaran.

"Apalagi? Ya tentu Adikku," Galang terkekeh geli, mengacak rambutnya gemas membuatnya tertegun di tempat.

"T-tapi aku kan udah gede sekarang!" tukasnya nampak tidak terima, ia dan Galang memang berteman sejak kecil tapi sekarang kan situasinya beda karena dirinya sudah dewasa.

PrincesWo Geschichten leben. Entdecke jetzt