1

1.2K 61 0
                                    

Cahaya pagi mulai merambat melalui celah jendela seorang remaja yang sedang tifur dengan tenang. Bahkan ketika gorden jendela kamarnya dibuka pun, remaja tersebut masih belum bangun.

Kring ... kring ...

Bunyi alarm dari jam weker berwarna kuming di atas nakas akhirnya bisa membangunkan remaja tersebut. Ya, dia Rido. Melihat jam, lalu segera masuk ke kamar mandi dan bersiap- untuk menghadapi hari yang paling dianggap keramat oleh sebagian orang. Yaitu hari senin.

"Cklek"

Rido berjalan keluar kamar dan melihat kakak dan abangnya di meja makan.

"Bang hari ini gue nebeng ya?", tanya Rido.

"Iya, jangan lelet. Cepet makan!"

Dasar abang kurang sabar, baru juga duduk suruh cepet- cepet.

"Kak, nanti kakak pulang jam berapa?", sembari makan Rido bertanya kepada kakak pertamanya tersebut kapan ia pulang kerja. Karena, Rido inginpergi bertiga dengan abang dan kakaknya itu.

"Kayaknya sih malem, kenapa emang?"

"Ohh engga papa kak."

Sambil makan, Rido melihat kakak dan abangnya yang sibu dengan handphone nya masing-masing. Suasana yang sepi dan Rido tidak menyukainya. Ayah dan ibunya memang tidak ada di rumah, karena mereka ayah ada dinas dan ibu selalu menemaninya. Mereka hanya pulang dua bulan sekali atau bahkan bisa berbulan- bulan. Semenjak Rido kelas 10 SMA memang ibunya selalu menemami ayahnya untuk dinas bekerja di luar kota. Ria- ibu Rido merasa bahwa anak- anaknya sudah besar dan bisa menjaga diri mereka maaing- masing. Hanya ada seorang pembantu yang selalu membersihkan rumah dan menyiapkan makan hanya sampai jam 9 malam saja.

"Yuk, Do, cepetan elah."

"Ish iya- iya."

"Kak, Rido berangkat dulu ya", ujar Rido sambil mengulurkan tangannya untuk menyalimi tangan kakak nya itu disusul dengan abangnya yang melakukan hal yang sama.

Mereka pun berangkat sekolah dengan motor matic Bryan.

***

Sesampainya di sekolah, Rido langsung pergi menuju kelasnya setelah Bryan berkata bahwa dia akan pulang telat hari ini karena ada tambahan pelajaran. Rido memasuki kelas yang terdapat tulisan "11 MIPA 3" dan mendudukam dirinya di bangku nomor 2 dari belakang dekat jendela.

"Oy Do!"

Itu suara Ari yang baru saja datang dengan Neo di belakangnya.

Mereka pun mendudukkan dirinya di depan dan di belakang Rido.

"Lo gapapa kan Do?" tanya Neo. Mengingat kejadian kemarin Rido yang jatuh dari motor ketika pulang habis bermain dengan Neo dan Ari.

"I am fine, lo bisa liat sendiri kan." jawab Rido menepis rasa khawatir kedua temannya itu.

"Lo udah bilang sama kakak dan abang lo?" itu suara Ari yanh dijawab gelengan dari sang empunya.

"Loh, katanya mau bilang kok belum sih."

"Iya nanti aja gue bilang kok."

"Ahh Lo mah nanti- nanti mulu.Kemaren itu udah keliatan banget ada yang sengaja bikin rem lo blong pasti."

Rido tidak menjawab perdebatannya dengan Ari lagi. Kemarin dia memang jatuh dari motor karena rem nya blong. Padahal waktu berangkat sekolah remnya baik- baik saja dan yang lebih mencurigakannya lagi motornya itu baru saja di servis hari Senin, yang mana satu hari sebelum dia jatuh. Untung saja waktu itu jalanan sepi dan dia melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Ya, Rido baru sadar bahwa rem nya blong ketika dia melihat seekor anjing yang hendak melintas di hadapannya dan dia berusaha untuk mengerem motornya. Akan tetapi tidak bisa sehingga Rido membantingkan motornya ke arah pepohonan di pinggir jalan.

Untung saja kemarin cuma lecet- lecet di bagian kaki dan kakak serta abangnya tidak ada yang sadar, padahal tadi malam  dia menggunakan celana pendek di rumah.










This is my firts story
I hope you like this
Jangan lupa tekan bintang yaaa

SAHASIKAWhere stories live. Discover now