50

437 21 1
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.






Sudah seminggu sejak dimana Rido bertemu dengan ayahnya. Dia sedang berada di kamarnya. Entah kenapa akhir-akhir ini semua orang sibuk. Mama dan papa Mario ternyata adalah orang sibuk. Juga Mario yang sering bermain dengan teman-temannya. Rido rindu dengan tingkah usil Mario. Namun, dia juga sadar bahwa abangnya itu mempunyai dunianya sendiri, sama seperti sebelum bertemu dengannya. Neo dan Ari juga akhir-akhir ini selalu ada acara, membuat mereka jarang bermain bersama. Rido sejujurnya kesepian. Namun, dia mencoba menghibur diri bahwa nanti semuanya juga akan seperti semula.

Ini hari minggu dan sepagi ini, Mario sudah tidak ada di rumah. Ada acara muncak katanya. Rido tadi diajak sihh, cuma dia menolak karena Mario akan muncak bersama teman sekelasnya yang mana berbeda jurusan. Yang sejurusan saja Rido banyak yang tidak kenal apalagi beda jurusan. Dia hanya akan canggung. Makanya Rido tidak ikut.

Dari bangun sampai sore, Rido hanya rebahan di kamarnya saja. Menonton film, bermain hp, tidak lupa belajar.

Saat akan turun menuju meja makan, dia melihat Bi Asih-asisten rumah tangga di rumah Mario yang berjalan dengan tergesa-gesa.

"Bi ... kenapa khawatir gitu jalannya?"

"Anu itu Den, Den Mario kecelakaan. Sekarang ada di rumah sakit. Ini mau telpon tuan sama nyonya."

Rido terkejut mendengar Mario kecelakan. Melupakan urusan perutnya, dia langsung bertanya di rumah sakit mana abangnya berada. Rido mengganti bajunya dengan hodie hitam dan celana panjang. Menaiki motornya, Rido langsung menuju rumah sakit. Dia khawatir dengan kondisi Mario. Sungguh.




***



Rido datang dan ternyata kakaknya sudah ditangani. Papa Rendi dan Mama Bella pun sudah datang dengan raut wajah cemas mereka. Bagaimanapun Mario adalah anak mereka satu-satunya sebelum ada Rido.

Rido juga menunggu sambil menenangkan sang mama. Berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Rido berjalan menuju kamar mandi. Dia membuka hp nya ketika mendengar pesan masuk.

Bagaimana kejutan dari saya?

Rido terkejut, bagaimana tidak karena yang memberinya pesan adalah ayahnya. Apakah ancaman ayahnya tempo hari tidak main-main?

Rido mencoba menelpon nomor ayahnya, namun tidak diangkat. Dia pun mencoba memberi pesan

Kenapa ayah ngelakuin semua ini, jangan coba lukai keluarga Rido,Yah


Kalau kamu tidak mau keluargamu celaka, temui saya di cafe depan sekolahmu besok pagi. Jam 8 malam.


Rido termenumg sembari meluhat layar hp nya. Dia ingin menangis. Mengapa hidupnya dari dulu tidak pernah temang? Rido hanya ingin hidup tenang, namun mengapa susah sekali?

Rido kembali ke ruang rawat Mario dan menemukan abangnya itu sudah sadar. Kakinya patah karena tertindih motor besarnya. Selain itu, tidak ada luka lain yang lebih parah.

"Oy cill."

"Mama sama Papa kemana Bang?"

"Beli makan mereka. Lo dari mana aja, kata Mama cuma ke kamar mandi."

SAHASIKAOnde histórias criam vida. Descubra agora