12

475 25 0
                                    

Ayah dan ibu tirinya sudah pulang. Setelah kejadian tadi, Bi Imah tiba- tiba datang dan raut mukanya terlihat kaget. Bagaimana tidak? Baru saja masuk sudah disuguhi oleh pemandangan majikannya yang sedang memarahi tuan mudanya. Bi Imah langsung menjelaskan mengenai kondisi Rido kepada majikannya itu. Setelah tahu, Tama-ayah Rido hanya terdiam. Saras sebagai ibu baru Rido merasa khawatir. Dia pun berbicara lebih banyak kepada Bi Imah mengenai kondisi Rido. Tidak seperti Tama yang hanya duduk diam di sofa dengan Reva dipangkuannya, seolah tidak ingin tahu menahu mengenai kondisi anaknya.

Cedera kepala berat dapat menyebabkan terjadinya dislokasi tulang telinga tengah atau kerusakan saraf, yang akan menyebabkan terjadinya tuli permanen. Itu adalah kata dokter mengenai penyebab Rido tidak bisa mendengar. Kemungkinannya Rido pada saat kecelakaan kepalanya terbentur benda yang keras mengakibatkan saraf- saraf di telinganya rusak. Namun, itu baru diagnosa dokter. Untuk keadaan yang lebih detail, Rido harus melakukan serangkaian pemeriksaan secara rutin.

Alat bantu dengar digital.

Alat bantu dengar ini mengubah suara menjadi kode numerik, seperti yang terdapat pada komputer sehingga dapat diprogram secara khusus, untuk memperkuat frekuensi tertentu. Alat ini juga lebih mudah diatur dan disesuaikan dengan lingkungan serta kebutuhan pengguna. Itu adalah rekomendasi dari dokter untuk mempermudah Rido dalam menjalani aktivitasnya.

Rido hanya iya iya saja ketika bibi menjelaskan semuanya padanya.

"Bi, kapan Rido boleh pulang?"

Bi Imah menjawab dengan 2 jarinya yang berdiri tegak dan mulutnya yang dengan pelan mengatakan "2 hari lagi".

Ahh masih lama ternyata. Untung saja besok hari Sabtu dan besoknya lagi masih Minggu. Ohh iya dia baru sadar dia belum ijin sekolah hari ini. Waktu pernikahan ayahnya kemarin dia ijin ada acara keluarga, namun untuk hari ini dia belum ijin.

"Bi Rido belum ijin sekolah."

"Tenang den, udah bibi ijinin kok."

"Bi Imah memang the best," sahut Rido sambil nyengir dan mengacungkan dua jempolnya.

Bi Imah mengambil sesuatu dari tasnya dan memberikannya kepada Rido. Ya, itu adalah handphone Rido. Untung saja kondisinya masih baik- baik saja walauoun kecet sana sini. Tapi masih bagus kok, karena goresannya tidak terlalu dalam. Rido mengaktifkan data seluler dan mulai banyak notifikasi yang masuk.

Dia lebih memilih untuk menjawab pesan Neo dan Ari yang menanyakannya mengapa hari ini dia tidak berangkat dan menyuruh mereka untuk datang ke rumah sakit. Lumayan untuk menghibur hatinya.


***



"Setelah dilakukan pemeriksaan memang ada yang salah dengan telinga pasien. Oleh karena itu, mungkin setelah pasien pulang bisa dilakukan chek up setiap minggu agar bisa diketahui masalah secara lebih jelasnya."

"Baik Dok, terima kasih."

Ini adalah hari Minggu. Akhirnya dia sudah diperbolehkam untuk pulang. Ayahnya hanya menjenguknya sekali. Bryan juga datang bahkan sempat menginap. Namun untuk Argi, abangnya itu memang kelewat sibuk. Rido pun memahami kakaknya itu.

Ditelinganya sudah terpasang alat bantu dengar yang direkomendasikan oleh dokter. Meskipun dia kecewa dengan perlakuan ayahnya, namun tak ayal dia juga sayang dengan ayahnya. Biaya rumah sakit dan alat bantu dengar ini bukanlah sesuatu dengan biaya yang murah. Ya, setidaknya ayahnya masih peduli dengannya kan?

"Yuk Bi."

Sekarang Rido sudah bisa mendengar suara- suara di sekitarnya dengan normal. Dia tidak sabar ingin bersekolah. Oh iya, Neo dan Ari adalah orang yang tidak pernah absen mengunjunginya. Tadi saja mereka mau ikut mengantarnya pulang. Namun karena semalam mereka menginap dan muka mereka juga kelihatan lelah karena tadi malam begadang main game, Rido menyuruh mereka untuk pulang.

Mereka pulang diantar oleh Mang Amin, karena sengaja tidak membawa motor.

"Udah sembuh Den?"

"Alhamdulillah udah Mang. Otw Mangg."

"Hehehe iya Den," terkekeh kecil, Mang Amin mulai menjalankan mobilnya meninggalkan area rumah sakit.






Sumber : alodokter
Jangan lupa vote untuk kelanjutan ceritanya

SAHASIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang