47

388 27 5
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.







Rido sudah resmi diangkat menjadi seorang anak oleh keluarga Mario. Setelah membicarakan dengan orang tuanya, Mario tidak lupa membicarakannya kepada Rido juga. Rido pun sudah berkenalan dengan Rendi- papa Mario. Tidak lupa dengan Bella yang sangat excited dengan bergabungnya Rido ke dalam keluarganya. Dari dulu dia juga sebenearnya ingin punya anak lagi, namun apa daya, dia mempunyai masalah pada rahimnya. Jadi ketika Mario ingin seorang adik, Bella langsung saja meng-iya-kannya.

Rendi adalah seorang pengusaha. Dia memiliki beberapa kantor dan juga aset atas namanya, seperti sekolah, pusat perbelanjaan, bengkel, dan ratusan ruko yang tersebar di mana-mana. Untuk Rendi sendiri, sebelum mengiyakan permintaan anak sulungnya itu, dia mencari beberapa data mengenai Rido. Ternyata memang agak sulit, namun dengan kekuasannya Rendi mendapatkan beberapa hal tentang Rido.

Rido adalah anak dari orang tua yang sudah bercerai dan masing-masing dari mereka sudah berpisah. Dia juga anak yang dipandang seebelah mata oleh keluarganya. Bahkan yang paling dikagetkan Rendi adalah ketika mengetahui bahwa selama ini Rido mempunyai KK atas namanya sendiri. Ya, hanya sendiri. Padahal dalam pencariannya, Rido tinggal dengan ayahnya dan kakak sulungnya.

Rendi menerima Rido menjadi bagian dari keluarganya. Rido agak sungkan ketika pertama kali bertemu dengan Rendi, melihat perawakan Rendi yang tegas. Namun, melihat bagaimana caranya berbicara lembut dengannya, membuat Rido luluh akan sosok sang papa nya sekarang ini.

Keluarga Mario menerima Rido dengan suka hati. Bahkan keesokan harinya mereka mengadakan pesta dimana tujuannya untuk memperkenalkan anggota baru keluarga mereka. Dean, Lili,dan Libra yang mendengar itu terkejut, namun mereka sungguh senang. Bagaimanapun mereka sudah mengenal Rido sudah agak lama dan sedikit tahu mengenai kepribadian bocah yang belum genap 16 tahun itu.




***





Rido sudah membolos sekolahnya selama 3 hari semenjak dia diusir oleh ayahnya. Dia memutuskan untuk berangkat hari ini.

"Udah siap belum, Dek."

Ya inilah kehiduapn baru Rido. Dia tidak menyangka bahwa Mario yang dulu selalu mengganggunya sekarang menjadi Kakaknya. Dia menerima tawaran dari Mario pun dengan penuh pertimbangan mengingat dia tidak mau merepotkan siapapun. Sebenarnya yang ditakutkan Rido adalah jika orang tua Mario tidak menerimanya. Namun dugaannya salah. Dia diterima dengan hangat. Rido sangat bersyukur bisa merasakan suasana kekeluargaan ini. Ini adalah salah satu dari hal yang selalu didambakannya dari dulu, walapun akhirnya bukan bersmaa ibu dan ayahnya, ataupun kedua kakak nya.

"Oy Dek. Kok malah ngelamun sihh."

"Ishh Iya Bang, santuy dong."

Karena perbedaan umur, yaitu Mario 17 tahun dan Rido 15 tahun, jadi Rido memanggil Mario dengan sebutan Abang.

"Yuk udah ditungguin sarapan sama mama papa."

Mereka berdua berjalan beriringan dengan tangan Mario yang berada di pundak Rido. Hemm, terlihat sangat akrab.

Sampai di meja makan, mereka sudah disuguhkan oleh makanan-makanan yang terlihat menggiurkan. Mereka pun memulai sarapan, tidak lupa berdoa sebelum makan.

"Mah, Pah kita berangkat yaa."

"Hati- hati jangan ngebut. Inget kamu bonceng adek loh ya," pesan dari wanita yang melahirkannya pada Mario.

"Jagain adeknya ya, Abang," ini adalah pesan dari sang ayah. Dari kemaren dia selalu menggoda Mario yang sudah menjadi seorang kakak. Mario yang biasanya manja ketika di rumah, sekarang menjadi seorang kakak yang memanjakan adiknya.

"Siap Mah, Pah. Yaudah kita pergi dulu."

"Assalamu'alaikum," ucap keduanya sembari menyalimi kedua orang tuanya.

"Waalaikumsalam."





***





Rido dan Mario datang ke sekolah, membuat beberapa pasang mata melihat siapa gerangan yang berada di boncengan seorang Mario-si atlet karate yang mempunyai tinggi semampai dan wajah tampan.

Rido turun dari motor yang ditumpanginya bersama sang abang. Bukan moge yang biasa Mario bawa ke sekolah. Ini karena perintah dari mama yang berpesan untuk membonceng Rido dengan motor yang lain saja. Sebenarnya Rido juga ingin naik motor sendiri saja, namun mereka tidak mengijinkan Rido naik motor ke sekolah. Katanya kan ada Mario yang searah, sekalian menyuruh Mario menjaga Rido. Takut terjadi apa-apa.

Rido membuka helmnya, membuat beberapa pasang mata yang sedari tadi memperhatikan mengetahuinya, bahwa orang yang berada di boncengan Mario adalah Rido. Ini merupakan pemandangan langka. Mengingat biasanya mereka hanya melihat Mario yang menjahili Rido dan Rido yang marah. Namun yang mereka lihat sekarang ini lebih baik dari biasanya. Ya, buktinya Rido tidak marah ketika rambunya diacak oleh sang abang. Ya, gak marah sihh cuma mukul tangan sang abang saja. Belum lagi Mario yang mengantar Rido menuju kelasnya. Rido sudah bilang tidak mau, namun Mario kekeuh ingin mengantarnya. Membuat yang lebih muda  hanya pasrah.

"Pulangnya bareng gue."

"Bukannya lo ada latihan?"

"Iyaa, nanti gue anter lo dulu."

"Gak Bang, gue pulang sendiri aja elah. Ini tuh jaman modern. Gue tinggal pesen ojol ajalah."

"Tapi kabarin gue ya kalo dah sampe rumah. Jangan jajan sembarangan. Inget pesen mama. Bekalnya juga jangan lupa dimakan."

"Iya Bang, sana dah ke kelas. Udah mau bel loh."

"Siap adekkk."

"Hehh jangan panggil gue adek keras-keras!"

Mario hanya cengengesan lalu kabur, membuat orang-orang yang mendengar pun bertanya-tanya hubungan antara Rido dan Mario sekarang ini.






















Jangan lupa vote dan komen
Maaf apabila terdapat typo

SAHASIKAWhere stories live. Discover now