28

360 22 0
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.

Hari ini adalah hari pengambilan rapor di sekolahnya yang artinya Rido sudah menginjak kelas 12. Seperti biasa juga, yang mengambil rapornya adalah Bi Imah. Dia sudah meminta Ayah maupun Kak Argi untuk mengambilnya, namun keduanya memilih abai. Katanya ada urusan.

Rido pun sekarang tidak pernah menggunakan uang pemberian ayahnya kecuali untuk membayar sekolah. Dia tidak pernah mengambilnya sejak pengakuan ayahnya hari itu. Dia lebih memilih menggunakan uang dari hasil jerih payahnya untuk jajan sehari- hari. Dan diapun akan menjadi guru les Libra lagi mengingat sekarang Libra sudah masuk SMA dan SMA yang dipilih Libra merupakan SMA favorit di daerah mereka. Ya, SMA Cendana adalah pilihannya. Sekolah yang sama dengan Rido.

"Yuk lah kita jalan- jalan."

Suara Neo menyadarkan Rido dari lamunannya. Sekarang mereka sedang berada di tempat makan. Ya, untuk merayakan kenaikan kelas mereka pergi bertiga menghabiskan waktu bersama. Hang out lah istilahnya.

Setelah menghabiskan makanan mereka pergi ke pantai menggunakan motor masing- masing. Hiung- hitung refreshing mengingat mereka mendapat nilai memuaskan. Apalagi Rido yang menyabet ranking 1 paralel di angkatannya.

"Kita foto yuk," ajak Rido dengan semangat sambil menarik Neo dan juga Ari.

"Yuk yuk," balas Neo dengan semangat juga. Ari yang melihat semangat keduanya hanya tersenyum. Apalagi melihat Rido yang terlihat begitu semangat membuat kekhawatiran yang selama ini ada perlahan pupus. Apalagi mengingat pengakuan dari bocil itu tentang dirinya yang bekerja part time.

Flashback

"Jadi sebenernya gue kerja part time dari 2 bulan lalu," ujar Rido yang membuat keduanya kaget.

"Kenapa?" Tanya Ari dengan wajah seriusnya.

Rido hanya diam. Neo yang melihat itu pun mengelus bahu Rido.

"Yaudah kalo gitu inget jangan cape- cape loh cil. Sekarang kerja apa emang?"

Rido pun menjawab pertanyaan Neo dengan senang mengingat dia juga menikmati pekerjaannya ini. Mereka berbicara banyak. Ari pun ikut dalam pembicaraan itu.

Ya, setidaknya Rido semakin terbuka dengan mereka.

Flashback end

Rido sampai di rumahnya pada saat hari mulai gelap. Dia masuk ke dalam rumahnya dan menemukan Kak Argi di ruang tamu. Dipikir- pikir sudah lama sekali Rido tidak menyapa kakaknya itu. Akhirnya dia menghampiri kakaknya itu.

"Kak."

Argi hanya menoleh kemudian berdehem menjawab sapaan dari Rido. Rido pun sudah terlanjur biasa dengan sikap acuh kakaknya yang satu ini.

"Mumpung aku lagi liburan sekolah kita liburan bareng yuk. Kita kan udah lama banget eng-"

"Gak bisa."

"Kakak bisanya kapan. Rido ngikut aja soalnya liburnya 1 bulanan kok Kak."

"Lo denger gue engga sih! Gabisa ya ga bisa!"

"Oh iya Kak," memilih untuk pergi dari hadapan Kakaknya, Rido menuju kamarnya. Dia sungguh rindu dengan Argi dan Bryan. Apalagi dengan Bryan yang terkesan menjauhinya sejak hari dimana dia tidak sengaja menabrak Iben di kantin. Semua pesannya tidak ada yang dibalas. Dia hanya rindu sosok Bryan yang selalu menemaninya dulu dan bermain bersama. Sedangkan sekarang, abangnya itu sudah mirip dengan Kak Argi saja. Semakin dingin.

Di umurnya yang sekarang ini Rido sangat haus akan kasih sayang. Dia menginginkan perhatian dari ayah dan ibunya serta kedua kakaknya. Dia rindu segalanya. Lagi- lagi yang dilakukannya hanyalah menangis seorang diri. Dia melepas alat bantu mendengar yang selama ini sudah menemaninya. Setelah melepasnya yang terdengar hanyalah kesunyian. Rasanya benar- benar sepi. Perasaan yang sangat dibencinya namun hanya perasaan inilah yang dirasakannya setiap hari.





Jangan lupa vote dan komen !!
Maaf apabila terdapat typo🙏

SAHASIKAOù les histoires vivent. Découvrez maintenant