43

372 27 4
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.





Rido bersiap-siap menuju sekolah. Dia menuju lantai bawah dan mengarahkan kakinya menuju meja makan yang sudah diisi oleh keluarganya.

"Pagi Reva."

"Pagi Kak Rido. Kakak kemaren kemana aja, Reva nyari-"

"Reva dimakan dulu makanannya."

"Ishh iya, Yah."

Mereka makan dengan hening. Tidak ada yang menanyakan perihal ketidakpulangannya kemaren lusa. Rido pun mencoba untuk bersikap biasa saja. Dia tidak mau nenunjukkan kesedihannya di depan keluarganya.

Satu persatu anggota keluarga pun mulai meninggalkan meja makan dan hanya tersisa Rido dan ayahnya saja. Kelihatannya ayahnya juga tidak ada niatan untuk ke kantor, melihat pakaian santai yang sekarang sedang dikenakan ayahnya.

"Yah, uang mingguan Rido minggu ini belum di transfer ya."

"Belum."

"Rido boleh minta sekarang engga, Yah? Soalnya kemaren Rido ke rumah sakit. Terus yang bayar biayanya Neo sama Ari. Rido gak enak sama mereka."

"Memang siapa yang suruh kamu ke rumah sakit. Saya sudah mengingatkan posisimu dalam keluarga ini. Harusnya kamu tahu diri."

Rido yang mendengar balasan ayahnya hanya menundukkan kepalanya.

"Saya kasih kamu uang mingguan terakhir ini. Setelah ini, jangan ngemis ke saya lagi," ujar sang ayah sembari melempar beberapa lembar uang seratusan ke arah Rido. Rido yang diperlakukan seperti itu hanya menahan diri agar tidak meneteskan bulir bening yang menumpuk di pelupuk matanya. Dia melihat ayahnya pergi meninggalkan dirinya sendiri di meja makan.

Rido memungut uang yang diberikan ayahnya. Dia tidak naif bahwa dia membutuhkan uang ini. Dan karena ini mungkin benar-benar uang terakhir yang dikasih ayahnya kepadanya, Rido berpikir bahwa uang ini saja tidak cukup. Ya, Rido harus mencari freelance lagi mulai sekarang. Rido melangkahkan kakinya menuju motornya yang berada di teras rumah. Lalu menaiki motornya menuju sekolah.

***

"Udah sehat lo, Do?"

"Udah kok."

"Yaudah, nanti pulang sekokah istirahat dulu. Jangan les Libra dulu, ijin aja," ujar Ari yang khawatir pada kondisi sahabatnya.

"Iyaa gue udah bilang sama Libra kok."

Rido memang sudah ijin untuk tidak mengajar Libra hari ini, tetapi dia mempunyai niat lain. Ya, Rido memutuskan untuk mencari pekerjaan. Ya, siapa tau dia dapat kan?

Sepeeti niatnya tadi, Rido mencari- cari pekerjaan dengan mengelilingi daerah yang memang tidak dilewati Neo dan Ari ketika mereka pulang sekolah. Rido menaiki motornya sembari melihat apakah ada kertas lowongan yang tertempel. Sebelum itu, dia juga sudah mencari beberapa di hp nya.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan waktu maghrib. Rido memutuskan untuk menyudahi acara berkelilingnya. Dia melajukan motornya menuju rumah. Ketika sampai di rumah, Rido langsung menuju kamarnya. Dia memantapkan dirinya sendiri untuk menjaga jarak dari keluarga ini. Rido lelah berharap. Lagipun memang tidak ada yang mengharapkannya kan?

Setelah mandi dan menunaikan ibadah, Rido mulai mencari-cari pekerjaan lagi lewat online. Dia mencari freelance yang cocok untuk anak yang masih sekolah. Rido tidak membuka les karena baginya penghasilan dari les sendiri memang kurang besar untuk pegeluarannya di masa yang akan datang.

Setelah mencari-cari, Rido tertarik menjadi seorang penulis. Ternyata banyak media yang membutuhkan tulisan baik cerpen, artikel, opini, dan banyak lagi. Karena basic-nya Rido yang suka menulis, Rido akan mencoba menjadi seorang penulis lepas.

Rido terduduk di kamarnya. Dia sedang memikirkan apa yang harus dilakukannya di masa yang akan datang. Bryan sekarang sudah susah dihubungi lagi. Terkadang dia ingin sekali main ke rumah ibunya. Tetapi dia masih merasa takut. Dulu, ketika Rido sudah mengetahui rumah Bryan dan sang Ibu yang baru, Rido dengan tiba-tiba mengunjungi kediaman keduanya. Akan teetapi yang didapat bukanlah sambutan hangat, melainkan ucapan sarkas mengenai untuk apa dia disini. Belum lagi asistensi Iben yang mendadak, dengan tatapan remeh ketika melihatnya seperti dimarahi oleh ibunya.

Memikirkan itu semua benar-benar membuat Rido merasa gelisah. Dia takut. Rido sadar dia mempunyai Neo dan Ari sekarang ini. Namun, apakah mereka akan selalu bisa disampingnya seiring berjalannya waktu? Mereka akan pergi nenuju jalan mereka masing-masing. Tidak seperti dirinya yang bahkan belum memikirkan banyak tentang masa depan. Rido tertidur dengan banyak hal yang terlintas di kepalanya.

















Jangan lupa vote dan komen yaaa
Maaf apabila terdapat typo

SAHASIKAWhere stories live. Discover now