24

366 22 0
                                    


Happy reading

|
|
|
|

Lamaran kerja tempo hari lalu ternyata membuahkan hasil. Setelah itu, dia pergi ke kantor yang akan menaunginya selama menjadi guru les. Rido sudah mendapatkan pekerjaan untuk menjadi guru les anak SMP. Letak rumahnya pun tidak jauh dari kawasan perumahannya sehingga memudahkan akses Rido dalam transportasi. Dia mendapat jadwal setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu dari jam 4-6 sore.

Dia akan memulai pekerjaan part time nya mulai hari ini. Ya, ini adalah hari Kamis. Jadi ketika pukul 15:30 dimana bel pulang sekolah berbunyi, dia langsung melajukan motornya ke rumah Libra, nama anak yang akan diajarinya.

Dia memarkirkan motornya di pekarangan rumah yang terlihat mewah. Hampir sama dengan rumahnya namun yang ini lebih besar.

Tok ... tok ... tok...

Rido mememncet bel yang ada di samping pintu. Setelah itu, keluarlah seorang yang Rido tebak adalah Ibu dari anak yang bernama Libra walaupun terlihat lebih muda. Maklumlah pasti perawatan, pikir Rido.

"Misi Bu, saya Rido, guru les Libra mulai hari ini."

"Ohh masuk dulu yuk," ujar wanita paruh baya itu.

Mereka mendudukkan dirinya di sofa yang ada di ruang tamu. Rido takjub dengan interior rumah yang begitu modern namun elegan.

"Jadi Rido yang akan mulai les untuk Libra kan?"

"Iya Bu."

"Kamu anak SMA Cendana ya? Oh iya kamu boleh panggil saya Tante saja ya."

"Iya tan, tapi kok tamte tau saya dari SMA Cendana?"

"Kebetulan keponakan saya ada yang di sekolah sana juga. Sekarang dia kelas 12, kapan- kapan Tante kenalin ya."

"Iya Tan, kalo gitu Libranya mana ya?"

"Oh iya tante lupa anak itu. Kamu tante mohon kuat dengan kelakuan anak itu ya?"

Mengapa wanita di depannya ini menyuruhnya kuat?

'Ah pasti ada sesuatu dengan anak yang bernama Libra ini' pikir Rido.

"Libraa turun kamu!!!!" Teriakan melengking itu terdengar ke seluruh penjuru rumah.

"Apa sih mah teriak- teriak lagi enak-enak tidur!!" Jawaban itulah yanh di dapat.

"Hah dasar anak satu itu," sambil menggulung lengannya, Tante Lili- Ibu Libra naik ke lantai atas dengan pancaran kemarahannya yang membara. Rido hanya diam melihatmya, sampai sekita 5 menit kemudian datanglah seorang remaja yang tingginya lebih darinya. Bukankah dia anak SMP? Mengapa sangat tinggi.

"Kamu harus belajar katanya mau masuk SMA kaya abangmu."

"Ishh iya mah udah ini mau belajar," jawab Libra dengan matanya yang bahkan maaih terlihat memgantuk.

"Ini Rido yang akan ngajarin kamu. Belajar yang bener, mamah mau keluar dulu," yang hanya dibalas anggukan oleh anak di depannya

"Kalo gitu tante pergi dulu ya Rido, ada urusan. Nanti kalo butuh apa-apa tinggal panggil pelayan disini aja ya, jangan sungkan."

"Iya ati- ati Tan."

Setelah Lili pergi, menolehkan kepalanya dan menemukan anak yang akan diajarainya malah tidur sambil berdiri? Sepertinya akan menjadi hari yang panjang untuk Rido. Ya semoga saja Rido kuat mengajari Libra, ya semoga. Tapi dalam hatinya dia merutuki mengapa dia tidak mendapat anak SD yang imut dan penurut untuk dia ajari? Mengapa malah anak SMP yang terlihat sama sekali tidak minat dengan belajar?"





***


Sementara di sisi lain, terlihat dua remaja yang sedang bermain basket di mansionnya.

"Gue pasti menang kak!"

"Ah masaa."

"Kalian berdua ayok masuk ini sudah sore. Sana mandii!" Teeriakan dari seorang wanita paruh baya mengalihkan eksistensi mereka dari bola basket. Mereka segera mengakhiri permainanya dan mekangkahkan kakinya menuju rumah.

"Kalah kan lo."

"Besok tamding lagi ya Bang, mesti gue yang menang," jawab yang lebih muda dengan semangatnya yang membara.

Yang lebih tua hanya terus tersenyum jahil sambil menggoda adiknya satu ini. Sang perempuan yang memanggil mereka hanya melihat interaksi manis di depannya. Yah, mereka sudah menjadi keluarga yang lengkap dan bahagia. Mereka melupakan satu sosok yang selalu merindukan mereka. Bahkan sampai terbawa mimpi. Tidakkah mereka menyadari bahwa ada sosok yang terlupakan?













Jangan lupa vote dan komen
Maaf apabila terdapat typo🙏

SAHASIKAWhere stories live. Discover now