36

364 29 3
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.



Pulang sekolah, Rido langsung menuju rumah sakit tempat Reva dirawat. Dia sangat khawatir dengan keadaan adiknya. Jadi, setelah bel pulang sekolah berbunyi dia langsung melajukan motornya menuju rumah sakit. Tidak lupa, dia juga membawa buah- buahan untuk adiknya.

Rido menuju ruang Cempaka- ruang yang diberitahukan oleh Bi Imah. Dia menghela nafas sebelum masuk menuju ruangan adiknya, lalu mulai memutar knop pintu di depannya.

Setelah terbuka, terlihatlah ruang rawat yang agak ramai karena kedatangan kakek dan nenek dari pihak ayahnya dan ocehan Reva yang terlihat sudah sehat. Melihat semua pandangan yang tertuju padanya membuatnya seketika merasa sedikit menyesal telah mengganggu mereka.

"Kak Rido!"

Rido mendekat ketika sang adik memanggil namanya. Tidak lupa untuk bersalaman dengan mereka semua- ahh lebih tepatnya dengan Bunda Saras, karena pada kenyataannya tidak ada yang mau menerima uluran tangannya.


"Gimana keadaannya, Reva?"

"Udah gak sakit kak, Reva kan kuat."

"Yaudah kalo gitu kakak pulang dulu ya, kakak mau ketemu sama temen, nanti pasti kakak jenguk Reva lagi.

"Ihh kok baru sebentar udah mau pergi aja. Kan Reva mau main sama Kak Rido!"


"Nanti kakak kesini kagi kalo udah selesai ngerjain tugas."

"Oke kak, hati hati ya, Kak!"

Setelah melihat keadaan adiknya, Rido merasa lega. Melihat adiknya yang sudah ceria lagi membuatmya senang. Sebenarnya dia juga ingin lebih lama menjenguk adiknya. Cuma, karena melihat semua orang yang diam melihat kedatangannya, membuatnya saar bahwa dia tidak lebih dari sekedar penganggu. Rido harus sadar diri dengan cepat- cepat pergi agar mereka tidak menatapnya dengan tatapan tajam mereka.


Ketika Rido baru akan menutup pintu, datang kakek dan neneknya yang berada di depan ruangan. Rido akan melangkah, namun urung karena mendengar kakeknya yang berbicara tentangnya.


"Memang yang namanya pembawa sial tetap saja membawa kesialan dimana saja."


Itu adalah suara neneknya yang dia paham untuk siapa kata itu diucapkan. Rido pun menghampiri keduanya untuk berpamitan pulang.


"Kek, Nek Rido mau pulang dulu yaa."


"Jangan dekat-dekat dengan cucu- cucu saya lagi. Saya gak mau cucu saya terkena kesialan karena dirimu."


Ucapan dari kakeknya membuatnya sadar bahwa dia bukan siapa- siapa di keluarga ini.


"Iya, Kakek tenang aja, Rido bakalan pergi kok. Tapi maaf, bukan untuk sekarang."


Setelah itu Rido melangkahkan kakinya untuk pulang. Dia sadar bahwa keduanya-nenek dan kekek- memang tidak menyukainya dari dulu. Dia sadar bahwa dia memang bukanlah bagian dari keluarga Hegrotama. Namun, dia ingin membalas jasa keluarga ini sebelum dia pergi. Lagipun, kalaupun harus pergi sekarang, Rido sungguh tidak mempunyai tempat untuk berpulang. Dia sangat menyayangi Ayah, Ibu, Kak Argi, Bang Bryan. Begitu juga dengan Reva dan Bunda Saras. Dia selalu ingin berada di dekat mereka, walaupun pada akhirnya dia akan pergi. Cepat atau lambat pasti dia akan pergi.


Sebelum sampai rumah, Rido menyempatkan diri untuk mampir ke rumah Ari terlebih dahulu. Katanya Tante Vely dari kemarin menanyakannya. Rido terkadang merasa tidak pantas memiliki teman sebaik Ari dan Neo. Mereka sungguh baik dengannya. Begitupun keluarga mereka.














"Bang mau ikut ibu ke rumah sakit gak? Jenguk Reva."

"Reva sakit Bu?"

"Iya, dia sudah di rumah sakit sejak kemarin. Makanya ibu mau jenguk sekarang."

"Bentar, Abang mau siap- siap dulu Bu."

Percakapan antara Risa dan Bryan ternyata di dengar oleh Iben yang sedang berada di tangga.

"Bu, Reva itu adek tiri nya Bang Argi?"

Risa yang mendengar pertanyaan anaknya pun agak terkejut dengan kehadiran anak nya yang lain.

"Iya."

"Iben boleh ikut jenguk gak Bu?"

"Boleh dongg. Sana ganti baju dulu. Nanti kita pergi sama Abang juga."

"Siap Bu."

Iben sangat bersyukur ayahnya menikah dengan orang seperti Risa. Dia yang dulunya hanya mendapatkan perhatian sang ayah, sekarang merasa begitu bahagia mendapatkan perhatian yang melimpah dengan mempertemukannya pada sosok seperti Ibu Risa sekaligus sosok kakak dari Bryan. Iben merasa memiliki keluarga yang sempurna.















Jangan lupa vote dan komen !
Maaf apabila terdapat typo🙏

SAHASIKAWhere stories live. Discover now