Prolog 00

869 54 48
                                    

#Day00

Bukan disengaja, hanya sebuah kebetulan. Kebetulan bertemu, kebetulan jatuh cinta? Kemudian menjadi pengagum rahasia. Klise mungkin, tapi perjalanan cinta manusia memang beragam, salah satunya Axcel Devantara. Tapi apa iya semua hanya kebetulan bukankah di dunia tidak ada yang namanya kebetulan? 

Axcel Devantara, pria biasa dengan sejuta misteri setidaknya itulah yang terlihat oleh sekitarnya. Bagi sahabatnya Arkan, Axcel sosok yang berwibawa dan apa adanya.

Berada di sekeliling Axcel sejak sekolah membuatnya mengerti  seperti apa sahabatnya, tapi benarkah dia mengenal dengan baik?

Terlebih saat Aruna Jovandra hadir di tengah mereka, rahasia demi rahasia semakin terkuak. Perasaan satu sama lain di uji untuk sesuatu yang lebih besar.
Rahasia apa, perasaan siapa dan bagaimana akhirnya semua akan menjadi baik-baik saja? Hanya Axcel dan Aruna yang bisa menentukan kisah mereka sendiri.



 Rahasia apa, perasaan siapa dan bagaimana akhirnya semua akan menjadi baik-baik saja? Hanya Axcel dan Aruna yang bisa menentukan kisah mereka sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Axcel Devantara, mahasiswa Fakultas Hukum ini, terlihat seperti manusia yang tidak bisa jatuh cinta. Wajahnya yang kaku sering menimbulkan masalah, dan ucapannya yang terlampau lugas juga sering membuatnya mendapatkan julukan, manusia kutub. Tapi Axcel tidak peduli.

Awal mulai pertemuan itu, seolah menghipnotisnya dengan wajah yang sayangnya juga rupa seorang pria, sama sepertinya. Meski aneh Axcel menganut  cinta tak di batasi gender apapun. Axcel, jatuh cinta pada seniornya yang baru ia temui tanpa sengaja.

Alih-alih mendekati dan menjadikan buruannya berstatus pacar ia justru menjadi penguntit sekarang. Sifat introvert padanya ia jadikan alasan untuk tidak mendekati pujaannya secara terang-terangan. Apakah langkah itu sudah benar? Apakah tidak masalah dengan semua yang akan Axcel lakukan pada pemuda manis itu, siapa dia hingga membuat Axcel tak menjadi dirinya atau mungkin justru sosok itu yang membuat Axcel menjadi dirinya yang sebenarnya? Jati diri yang bahkan Axcel sendiri baru mengetahuinya.


"Dapet nomornya nggak?"

"Belom."

"Dasar cemen! Minta nomor aja nggak berani."

Axcel hanya diam saat tangan sang sahabat terangkat untuk memukul kepalanya, namun detik berikutnya, sang pelaku pemukulan tersungkur di sampingnya. 

"Kejam banget lo Van~ " Arkan mengusap pinggangnya yang sakit akibat tendangan dari Axcel. 

"Axcel!" 

"Lo tau lidah gua belibet mau ngucapin nama lo? Gua panggil Pecel lo marah, manggil Excel elu juga kesel kata elu kaya sistem office, mau manggil Dajal kan mirip tuh nyebutnya lu malah anjing-anjingin gue. Serba salah mulu perasaan!" 

"Menurut lu aja! Makanya belajar sebutin nama gua yang bener, jangan ngutang aja lo gedein."

"Lha dih nih orang sok bener, ga ada hubungannya manggil nama ama ngutang. Kirain temen gue pinter ga taunya sama aja." misuh Arkan keluar dari ruang BEM dengan mulut yang bergumam, dan tangan yang masih mengusap pinggang nya sendiri. 
 

I Did [VMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang