Chapter 42 - Tertangkap

64 9 0
                                    

#day42
#clue bludrek

#day42#clue bludrek

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


POV NORMAL

Matahari terik di siang hari seolah menghilang, padahal jam menunjukkan tengah hari yang seharusnya sangat panas. Dalam hati Arkan bersyukur ketika mereka sedang mencari Aruna, keadaan cuaca seperti bersahabat. 

Lelah? jelas mereka lelah mencari Aruna tanpa tujuan yang pasti, mungkin seharusnya Axcel menuruti ucapan suami Ibunya, agar menghubungi polisi untuk melaporkan kehilangan. Namun mengingat bagaimana rumitnya keadaan mereka yang jelas tidak masuk akal, akan membuat semuanya semakin rumit jika bersangkutan dengan pihak berwajib. 

Feyra menghentikan mobilnya di sekitar kampus, entah kenapa ia memiliki firasat kuat jika akan menemukan jalan untuk segera menemukan Aruna di sana. 

Mereka bertiga berpencar itu yang Axcel perintahkan, jadi Feyra pergi ke kampus sedangkan Arkan mencari di pusat kota seperti dugaannya. Dan Axcel sendiri pergi ke rumah lama Felix, dia berharap setidaknya bisa menemukan petunjuk dari sana. 

Rumah berhalaman luas itu terlihat sangat sepi, bukan hanya karena tak berpenghuni, tapi juga karena jarak antar tetangga cukup jauh. Axcel memarkirkan motornya, berjalan ke samping rumah untuk melihat bagian belakang rumah itu. 

Sunyi tak ada siapapun, tapi Axcel seperti menangkap suara langkah kaki seseorang di dalam rumah itu. Karena rasa penasarannya, ia mengendap-endap melewati pintu belakang yang tak terkunci, untuk memastikan jika pendengarannya tak salah. 

Seperti rumah pada umumnya, Axcel melewati halaman belakang yang tidak terlalu luas, kemudian menemukan satu-satunya pintu yang terhubung dengan rumah. Dengan langkah pelan ia membuka pintu yang ternyata juga tidak di kunci. Ketika sudah masuk ke dalam rumah, yang pertama kali Axcel jumpai adalah kondisi dapur yang cukup berantakan dengan kompor menyala, sepertinya seseorang sedang mencoba untuk membuat mie instan, karena ada dua bungkus mie instan di sana. 

"Ternyata dugaan gue bener," gumam Axcel masih dengan langkahnya yang pelan dan waspada. 

Akan tetapi, tepat saat ia melangkah ke ruang tengah tiba-tiba saja ada yang memukul belakang kepalanya. Axcel tersungkur tapi dia masih bisa bertahan ketika orang itu kembali melayangkan balok kayu di tangannya pada Axcel. Tanpa sadar ia mendorong orang tadi tanpa menyentuhnya. 

Axcel bangkit dan melihat dengan jelas siapa yang mencoba untuk menyerangnya. Lagi-lagi dia merasa terkhianati, tak jauh di depannya berdiri salah satu anggota BEM yang selama ini juga sering membantu dan menemaninya ketika pulang larut. Pria itu berjalan tertatih dengan memegangi perutnya, mendekati Axcel. 

"Lu juga ngikutin Felix?"

"Gue cuma bertahan Cel, gak ada pilihan lain."

Axcel terdiam masih menatap kawannya yang terlihat kesakitan. Namun yang tidak ia ketahui, dua orang telah berada di belakangnya bersiap untuk menangkapnya. 

I Did [VMin]Where stories live. Discover now