Chapter 5 - Bait kata

155 29 9
                                    


#Day5
#Bernas

Kata ini memiliki beberapa arti yakni:
- berisi penuh (tentang butir padi, susu, bisul, dan sebagainya)
- banyak isinya (tentang pidato, petuah, cerama, dan sebagainya)
- dapat dipercaya

Kata ini memiliki beberapa arti yakni:- berisi penuh (tentang butir padi, susu, bisul, dan sebagainya)- banyak isinya (tentang pidato, petuah, cerama, dan sebagainya)- dapat dipercaya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


POV NORMAL

Rapat terakhir untuk event bulan depan tinggal beberapa hari lagi, Felix telah menyiapkan semua berkas dan sebagian sudah ia serahkan kepada Axcel untuk diteruskan ke Rektor kampus. 

"Felix lu gak salah nih?" 

"Salah apanya Bri?" tanya balik Felix saat Briana melihat susunan acara rapat terakhir. 

"Lu mau nyuruh si Axcel pidato?" 

"Lha emang kenapa? Kan dia ketuanya." 

"Mendingan jangan," ujar Arkan yang tiba-tiba datang dan mendengar pembicaraan mereka. 

Arkan mengerti maksud Brianna yang tidak setuju jika Axcel harus maju untuk berbicara, pasalnya mengingat sifat Axcel yang irit bicara, jelas pidatonya akan hambar dan canggung. Tidak lucu jika hanya salam lalu kata penutup kan?  

Arkan berusaha menjelaskan maksud Brianna namun Felix justru terbahak-bahak. Bukan bermaksud menghakimi tapi ia setuju dengan Arkan. Membayangkan apa yang Arkan katakan membuatnya tak bisa membendung tawa. 

"Justru bukannya bagus kalo Axcel belajar pidato, siapa tau dia jadi ga irit ngomong," Felix mencoba membenarkan niatnya. 

"Aduh udah deh, gak inget beberapa bulan lalu? mau kejadian itu terulang lagi? Gak inget gimana ekspresi anggota pas denger pidato pertama Axcel jadi ketua. Dia cuma ngucapin kata 'Saya Axcel mohon bantuannya temen-temen' abis itu trus salam."

Mendengar itu Brianna dan Felix spontan tertawa lagi. Memang akan sulit meminta seorang Axcel untuk memberi kata-kata bermakna saat pidato, saat mengobrol saja sudah sangat irit lalu apalagi yang bisa diharapkan dari pidatonya? 

"Oke kalo gitu kita tanya Axcel aja, kalau dia gak mau, ya udah elu Felix yang gantiin. Gimana?" tawar Brianna memberi solusi.

"Oke setuju," jawab sebuah suara dari belakang mereka, rupanya Axcel kembali lagi keruangan karena ada yang tertinggal dan mendengar perbincangan mereka. Dengan wajah datarnya Axcel, mereka tidak mengetahui apakah Axcel tersinggung atau biasa saja. 

"Santai aja gak usah kaget, gue gak marah kok, gue emang gak bisa pidato," lanjut Axcel seolah tahu apa yang mereka khawatirkan disertai anggukan yang dibalas dengan cengiran dan tanda victory dari dua jari Arkan. 

Bagi Axcel menyampaikan pidato yang bernas sangat sulit, lidahnya akan kelu dan otaknya yang pintar akan membeku untuk mencari kata-kata yang umum, akhirnya hanya akan keluar salam mengakhiri seperti yang terjadi hari itu. Meski memutuskan menjadi Ketua BEM namun pidato adalah hal yang berbeda untuk Axcel. 

"Oke, kita bubar untuk persiapan pembagian brosur," Axcel tiba-tiba menyudahi obrolan mereka dan ketiganya setuju untuk bubar, kembali melaksanakan kewajiban mereka sebagai panitia. 

I Did [VMin]Where stories live. Discover now