Chapter 18 - Pulang Bareng.

79 17 6
                                    

#Day18
#Clue ; Teja
Cahaya (awan) merah kekuningan, kelihatan di kaki langit sebelah barat. bisa diartikan sebagai pelangi tau lembayung saat senja.

 bisa diartikan sebagai pelangi tau lembayung saat senja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

POV NORMAL

"Axcel?" 

Si empunya nama hanya diam menatapnya, tatapan datar yang sulit ditebak apa artinya.

"Kok di sini?" sambung Aruna yang tak mendapat tanggapan berarti. Dia justru memandangi dalam diam pria di samping Aruna. 

"Iya, mau makan," singkat atau malah terlalu singkat hingga tak membantu Aruna mengerti mengapa Axcel ada di sana dari ratusan tempat makan di kota ini. 

Felix yang diam sejak tadi sangat menyadari situasi canggung ini, tapi ia tak berniat merespon apapun, yang jelas ia sadar waktunya dengan Aruna sekarang rusak. 

"Sama siapa ke sini Cel?" tanya Aruna mencairkan suasana

Tak ada jawaban hingga sebuah suara menginterupsi.

"Kak Felix? Kakak makan di sini? Baru tau deh. Gabung dong Kak," ucap seorang gadis yang dari cara bicaranya sangat jelas dia sepertinya menyukai Felix. Terlebih tangan gadis itu dengan tak tahu malunya merangkul lengan Felix dan seolah menyingkirkan Aruna dari sisinya. 

"Sorry, gue lagi makan sama-"

"Enggak kok gak apa-apa, aku juga udah mau pulang, Felix kalo mau makan sama si manis ini juga gak apa-apa kok," potong Aruna cepat mengambil kesempatan dan memuji gadis itu agar ia senang.

"Aku anterin pulang ya."  

"Ga perlu Felix, aku … bisa pulang bareng … ah bareng Axcel kok iya Axcel, iyakan Cel?" tanya Aruna cepat memberi kode Axcel. 

Dan karena itulah nasib dan kebetulan membuat Aruna di antar pulang oleh Axcel. Menyisakan raut wajah tak suka dari Felix yang jelas diabaikan oleh keduanya. 

"Ini belum selesai Cel," ucap lirih Felix dengan tangan mengepal menahan kesal.

oOo

Ada beberapa makhluk yang memang memiliki keistimewaannya sendiri, namun bagaimana jika keistimewaan itu disalahgunakan? Tamak akan hal yang bukan menjadi miliknya, membuat mereka buta jika semua ada batasannya tersendiri. Dan manusia adalah makhluk hidup yang paling tamak di muka bumi ini. 

Menghalalkan segala cara untuk tujuan yang mereka sebut sebagai 'pembebasan' hingga berujung dengan menyekutukan Tuhan, yang sebenarnya dicari hanyalah sebuah kepuasan fatamorgana. Bodoh, itu yang bisa disematkan pada orang-orang yang menyebut mereka Almeta, demi kepuasan duniawi mereka rela menjual jiwa pada makhluk paling hina di bumi ini. 

"Kenapa baru bilang kalau orang yang hilang sebanyak ini?"

"Karena baru saja di ketahui, tapi mereka cuma manusia yang gak bisa apa-apa, gak rugi juga mereka hilang kan?"

I Did [VMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang