Chapter 43 - Pertarungan

69 9 0
                                    

#Day43
#Clue Cacil

#Day43#Clue Cacil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


POV NORMAL

Lembab hal pertama yang Axcel rasakan dan samar-samar ia mendengar suara Aruna sedang memanggilnya. Perlahan mata elangnya terbuka, dengan suara seraknya ia memanggil nama Aruna terbata. 

"A… Aruna," pandangannya masih memburam, tubuh lemah Axcel terikat dan tergeletak begitu saja di lantai lembab itu.

Tak begitu jelas apa yang sedang Aruna katakan, suara dengung di telinganya membuatnya juga tak bisa fokus, sesekali ia memejamkan mata untuk memperjelas penglihatannya. 

"Axcel bangun! Cepatlah pergi dari sini!" teriak Aruna, tapi tubuh lemas Axcel tak bisa merespon ucapan Aruna. 

Dua orang masuk kembali ke dalam ruangan itu, membawa Aruna keluar dan memisahkan mereka. Jelas perlakuan itu membuat Axcel bergerak gusar, dia yang selama dua hari mencari Aruna ke mana-mana jadi saat melihat Aruna tentu saja ingin membawa kekasihnya itu kembali pulang, apapun caranya. 

Tali yang mengikat kedua tangannya terputus, begitu juga dengan tali di kakinya. Axcel duduk memperhatikan sekitarnya, sebuah sofa tunggal berada di tengah ruangan dan hanya ada dinding berlapis semen yang mengelilinginya, serta satu pintu yang terbuat dari besi tebal. Ia yakin jika Aruna tadi duduk di sofa itu sebelum akhirnya ada orang yang membawanya pergi. 

Dengan sempoyongan Axcel berdiri lalu berjalan menuju satu-satunya pintu disana. Hanya ada celah kecil di pintu itu untuk melihat keluar ruangan, mirip seperti keadaan di dalam penjara jika dilihat dengan seksama. 

Axcel melihat Aruna duduk disebuah kursi kayu dengan tangan terikat ke belakang, dengan posisi membelakangi pintu di mana Axcel sedang dikurung. Tubuh Aruna yang cacil dibanding Axcel membuat ia tampak lemah, rasa ingin melindungi kekasihnya semakin besar, Axcel berpikir keras di tengah ketidakberdayaannya. 

Sesekali Axcel melihat Aruna menggeleng, entah apa yang orang-orang itu katakan padanya, karena mereka cukup jauh dari jangkauan Axcel. 

Dalam diamnya Axcel berpikir bagaimana caranya agar bisa keluar dari sana, tubuhnya masih lemas dan dia juga belum bisa mengendalikan kekuatannya sendiri lalu bagaimana cara melarikan diri dan mengeluarkan Aruna sesuai dengan apa yang dia inginkan. Menatap kedua tangannya Axcel merutuki dirinya, berharap ada sisa tenaga dan dia bisa melakukan sesuatu untuk menyelamatkan Aruna. 

Tanpa Axcel ketahui, bukan hanya nyawa Aruna yang dipertaruhkan di sini melainkan dirinya juga. Axcel tak pernah merasa cacil seperti ini sebelumnya, sekarang dia bahkan tidak bisa berbuat apapun untuk sekedar menjauhkan Aruna dari orang-orang di luar sana. 

o0o

Senyum mengerikan terpatri di wajahnya, setelah membuat wanita di depannya tertidur pulas, ia segera bergegas pergi dan tak lupa mengunci pintu rumahnya dari luar. Dengan langkah lebar ia segera memasuki mobilnya yang telah terparkir di halaman rumah. 

I Did [VMin]Where stories live. Discover now