Chapter 22 - Pulang

77 18 3
                                    

#Day22
#clue ; Jakal : Anjing hutan yang berbulu kuning, terdapat di Afrika dan Asia; Canis aureus.

#Day22#clue ; Jakal : Anjing hutan yang berbulu kuning, terdapat di Afrika dan Asia; Canis aureus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


POV NORMAL

Arkan terdiam memejamkan mata, mulutnya terlihat merapalkan sesuatu, tak lama hamparan rumput tampak mengeluarkan suara gemerisik, sebuah pusaran angin menghampiri dan berputar lembut di depan Arkan. 

Tangannya terangkat dengan telapak tangan yang terbuka, mengarah kepada angin itu dan tangan satunya melakukan hal yang sama tapi ke arah yang berbeda, hingga terlihat ada aliran air yang seolah terbang dan menyatu bersama pusaran angin tadi. 

Semakin lama semakin cepat, pohon-pohon di sekitarnya bergoyang seolah ikut bereaksi pada apa yang Arkan lakukan. Pusaran air dan angin itu berubah perlahan menjadi lubang hitam yang membesar dengan ukuran satu meter. Arkan melangkah pelan mendekati lubang itu, berhenti tepat di depan lubang itu dan melihat ke sekeliling memastikan tak ada yang melihatnya lalu dengan menarik napas panjang ia melangkah dan tiba-tiba menghilang tertelan lubang yang semakin mengecil dan lenyap, kembali sunyi ke keadaan seperti sebelum Arkan tiba. 


oOo


Pagi yang tak biasa bagi kedua makhluk Adam ini, Axcel yang biasanya sarapan sendiri atau dengan Arkan kini ada Aruna di depannya. 

"Kamu yakin mau masuk kelas hari ini?" tanya Aruna membuka keheningan yang selalu terjadi jika ia bersama Axcel. 

Dan tepat dugaan, Axcel hanya mengangguk mengiyakan. Aruna sudah tidak kaget melihatnya, ia hanya tersenyum menggelengkan kepalanya melihat nasibnya yang seperti bicara sendiri. 

"Kenapa?" 

"Hm? Oh enggak kok cuma lagi ngetawain diri sendir aja," jawab Aruna masih terkekeh. 

"Ada susu di sini," ucap Axcel yang dengan tak disangka oleh Aruna kini berada di sudut bibirnya, mengelap dengan ibu jarinya. Dan itu Axcel lakukan masih tanpa ekspresi, berbanding terbalik dengan wajah Aruna yang mendadak semerah tomat. Aruna langsung reflek mengusap bibirnya asal. 

"Masa sih?" 

"Udah bersih kok."

"Makasih." 

Hening kembali.

Mungkin bagi Aruna yang terdengar hanya detak jantungnya yang tak karuan, ia kesal sebenarnya melihat hanya dirinya yang sepertinya aneh dan berdebar, bertanya dalam hati apakah Axcel juga merasakan yang sama, tapi apa ia benar-benar harus bertanya? 

"Anu … yang semalem … " Aruna tampak ragu melanjutkan ucapannya hingga nada suaranya semakin mengecil, mungkin berharap Axcel tidak mendengarnya.

"Kakak takut petir ya?" Axcel bertanya tiba-tiba.

Meja kecil dan duduk berlesehan di atas karpet yang juga tidak lebar, dua piring dan 2 gelas cukup membuat meja itu penuh hingga jari mereka tak sengaja bersentuhan karenanya. 

I Did [VMin]Where stories live. Discover now