Chapter 10 - Hangat

134 23 13
                                    

#Day10 
#Dersik
 desir angin atau bunyi angin.

#Day10 #Dersik desir angin atau bunyi angin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

POV NORMAL

Meski hampir seluruhnya penghuni perkemahan tertidur Axcel berusaha tetap terjaga, karena ia merasa sedikit tak nyaman entah karena keberadaan Runa di tendanya, atau karena hal lain. Menatap gelapnya malam dengan semilir yang cukup dingin, kaki Axcel berjalan mengitari sekitar perkemahan dengan membawa senter kecil di tangannya, sesekali merapatkan jaketnya karena dersik yang membuat udaranya terasa makin dingin.

Tak ada apapun, hingga kakinya terhenti tepat di dekat tenda miliknya, dia tidak ingat ada mahasiswa yang memiliki rambut berwarna sedikit terang dalam rombongannya, dan juga pria itu terlihat mencurigakan karena terus menatap tendanya. Axcel masih diam di tempat karena penasaran akan apa yang dilakukan pria itu, tapi menit berikutnya dia terperanjat karena pria itu berlari mencoba menerobos masuk ke dalam tendanya. 

"Hei!" teriak Axcel tanpa sadar. 

Pria itu terkejut dan ingin melarikan diri tapi Axcel refleks mengejarnya, kejar-kejaran itu akhirnya terhenti di hulu sungai masih dalam kegelapan yang hanya diterangi senter di tangan Axcel. Axcel cukup terkejut melihat pria itu lari seolah ia bisa melihat dalam gelap, begitu gesit dengan pasti kaki itu berlari menembus pepohonan, tapi Axcel juga tidak akan melepaskan penguntit itu begitu saja, dia hanya ingin tahu siapa dan apa tujuan orang itu di tendanya. 

"Berhenti!" perintah Axcel saat sosok itu ingin melanjutkan larinya saat tiba di pinggiran sungai. 

"Ngapain tadi di sana? Siapa lu?"

"Gak ada, cuma … cuma- " terbata pria itu mencoba mencari alasan. 

"Jangan bohong! Jujur, atau gue teriak manggil warga sini? Elu bukan anggota mahasiswa, siapa lu?" wajah dingin Axcel cukup untuk membuat lawan bicaranya menciut dan semakin mundur. 

"Maaf saya gagal mendapatkan Amethys itu Tuanku," lirih tapi masih terdengar oleh Axcel yang jelas membuat Axcel bingung. 

'Tuan siapa?' pikirnya.

Belum sempat bertanya lebih lanjut, pria itu tampak seperti memakan sesuatu lalu dia dengan tiba-tiba menceburkan diri ke sungai di belakangnya. 

"Hei!" pekik Axcel. Dengan jelas pria itu melakukannya di hadapannya, Axcel mencoba mendekati pinggiran sungai tapi air terlihat tenang seolah tidak ada yang terjadi. Menunggu beberapa saat dan menyinari air dengan senter miliknya memastikan apakah sosok pria itu akan muncul kembali tapi nihil.

"Amethyst? Tuan siapa yang ia maksud?" gumam Axcel selama perjalanan kembali ke tenda. Mendengar kata itu sebenarnya Axcel seperti familiar, tapi apa atau siapa ia tak tahu. 

Segera lamunannya lenyap ketika sampai di depan tenda, teringat Aruna ia langsung saja masuk dan mengecek apakah Aruna baik-baik saja. Syukurlah apa yang ia khawatirkan tidak terjadi, malaikat cantiknya masih tertidur pulas. 

I Did [VMin]Where stories live. Discover now