Chapter 40 - Nekat

63 6 0
                                    

#day40
#clue ; Bramacorah

#day40#clue ; Bramacorah

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.


POV NORMAL

Dalam situasi yang sulit, ada kalanya seseorang berusaha untuk bertahan dan tidak mempercayai siapapun. Akan tetapi berpikir seperti itu juga mempersulit keadaan diri sendiri. Aruna meringkuk memegangi perutnya, sejak siang ia lupa untuk mengisi perutnya dan berniat makan bersama dengan Axcel atau Feyra. 

Rasa curiganya pada Felix membuatnya enggan menyentuh apa yang pria itu berikan, meskipun kini dia tersiksa dengan perutnya yang minta di isi segera. Aruna terus menatap pintu kamar itu dengan waspada, ia hanya takut tiba-tiba pemiliknya masuk saat dia tertidur, ia bahkan tidak tahu jam berapa sekarang. 

Dan benar saja, pintu tiba-tiba saja terbuka dan Aruna segera menyembunyikan dirinya di balik selimut. Ia bisa mendengar jika Felix berdecak sebal, mungkin karena dia melihat makanan Aruna masih utuh di atas meja. 

"Emang gak sakit perut gak makan dari siang tadi?" Felix duduk di tepi ranjang untuk melihat Aruna.

Karena tak mendapatkan jawaban, Felix menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh Aruna hingga menampilkan sosok mungil itu sedang meringkuk memegangi perutnya. 

"Ck masih keras kepala, aku tuh gak masukin apapun di makanan ini." 

Mendengar ucapan Felix, Aruna mengangkat kepalanya untuk melihat pria itu. Dari tatapan matanya terlihat meyakinkan jika memang makanan itu aman jadi perlahan Aruna duduk bersandar pada kepala ranjang.

"Mau aku suapin?" Felix mengambil piring itu dan berniat untuk menyuapi Aruna. 

"Aku bisa makan sendiri," kini sepiring nasi dan lauknya itu berpindah ke tangan Aruna. 

Felix tersenyum ketika melihat Aruna makan dengan lahap, ia menunggu sampai akhirnya Aruna menghabiskan makanannya, lalu memberikan segelas jus jeruk yang sudah ia siapkan bersamaan dengan nasi tadi. 

Selesai dengan Aruna, Felix keluar dan kembali mengunci pintu kamarnya, dia akan menemui Aruna lagi nanti setelah mengangkat teleponnya yang terus berbunyi sejak tadi. 

o0o

"Kemana lagi kita nyarinya Cel? Ini udah tengah malem," Arkan mengecek jam di pergelangan tangannya. 

"Gue yakin dia bawa Aruna gak bakalan jauh dari kota."

Mereka berhenti di rumah yang terakhir kali didatangi bersama dengan rombongan Felix waktu itu. Dan nihil, rumah itu kosong tak berpenghuni. 

"Lu ada data Felix gak yang dari kampus?" 

"Buat apaan?" Axcel bingung dengan pertanyaan Arkan yang tiba-tiba. 

"Kita bisa cek, alamat Felix yang sebenernya dimana." 

"Gue ada, tapi di kampus semua datanya. Kita ke kampus sekarang."

I Did [VMin]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora