Chapter 19 - Kangen

87 15 3
                                    

#day19
#clue : imitasi ;tiruan; bukan asli
contoh: 'kalung imitasi, kalung yang dibuat bukan dari emas, tetapi warnanya menyerupai emas sastra imitasi, karya sastra tiruan (secara sengaja) dari karya sastra lain'

#day19#clue : imitasi ;tiruan; bukan aslicontoh: 'kalung imitasi, kalung yang dibuat bukan dari emas, tetapi warnanya menyerupai emas sastra imitasi, karya sastra tiruan (secara sengaja) dari karya sastra lain'

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


POV NORMAL

Lima menit berlalu setelah Darrel memasuki rumah kontrakan mereka, akhirnya Aruna memutuskan untuk masuk juga, karena udara di luar semakin dingin dan langit sudah menggelap. Tak ada sambutan, Aruna memilih untuk meletakkan barang belanjanya, kemudian mencari sosok kakaknya, yang biasanya akan cerewet jika dia pulang terlambat. 

Di tengah ia mencari Darrel, Aruna terkejut karena di menemukan kakaknya duduk terdiam menatap dirinya datar. 

"Cari siapa?" 

"Huh! Kakak ngagetin aja, kukira ke mana kok sepi gitu rumah," Aruna bernapas lega seraya mengelus dadanya sendiri. 

"Biasanya juga sepi kan? Kok jadi khawatir banget gitu?" Darrel bangkit dari duduknya, melewati Aruna yang berdiri di ambang pintu kamarnya. 

"Ya, aku takut Kakak kenapa-kenapa tauk!" Runa mempoutkan bibirnya, kemudian tersenyum mengikuti langkah sang kakak ke dapur mereka. 

Singkat cerita, mereka berdua mengobrol ringan tentang berbagai hal sampai tentang ibu mereka yang tak setuju jika Darrel ingin tinggal dengan Aruna tapi ketika Darrel mengatakan alasannya, akhirnya wanita itu setuju dan berharap kedua anaknya baik-baik saja. 

"Runa, Kakak punya sesuatu nih buat kamu," ucap Darrel seraya mengeluarkan sebuah kalung dengan liontin batu berwarna keunguan lalu meletakkannya di atas meja. 

"Kalung? Tumben banget, dalam rangka apa ni Kak?" sang adik tampak bingung, tapi dia tetap mengambil kalung itu dan tanpa sadar tersenyum melihat liontin yang sepertinya terasa tak asing baginya. 

"Buat jagain kamu, namanya Amethyst, keren kan?" 

Aruna terdiam mendengar namanya, entah apa yang ia pikirkan saat itu tapi tak lama ia tertawa sambil memegang perutnya hingga mata cantiknya terpejam.

"Kalung begini bisa jagain orang kak? Yang bener ah, lagian mau jagain aku dari apa?" ujar Aruna yang berusaha mereda tawa melihat wajah serius kakaknya. 

"Kamu gak suka?" 

"Suka banget kok Kak~ makasih ya kalungnya cantik banget, Aruna pake ya," 

Aruna memakai kalung itu tanpa menanyakan apapun lagi, dia senang karena sebenarnya kakaknya itu jarang sekali memberinya sesuatu, bukannya tidak sayang tapi memberi sesuatu itu bukan gaya Darrel. Jadi pemberian tersebut Aruna terima dengan senang hati lagipula memang kalungnya secantik itu dan jujur saja aksen pada kalung itu sangat old style, sangat tipe Aruna sekali. Jadi tak ada alasan untuk menolaknya.

 Jadi tak ada alasan untuk menolaknya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
I Did [VMin]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora