Chapter 44 - Dalang

68 11 1
                                    


#Day44
#clue Anak bulan

#Day44#clue Anak bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

POV NORMAL

"Akkhh!" 

Semua mata menatap Felix yang terhimpit di antara tembok dan akar pohon yang membelit tubuhnya, tubuh dan wajahnya telah dipenuhi lebam dan goresan, sepertinya Arkan sudah tidak lagi memiliki belas kasih terhadapnya. 

Tak ada yang berani mendekati Arkan atau sekedar membantu Felix, karena akar yang melilit tubuh Felix terus bergerak mengerat jika pria itu mencoba untuk melepaskan diri. 

"Di mana pemimpin kalian? Apa dia takut padaku?" Arkan tersenyum pongah pada orang-orang yang menatapnya waspada. 

"Mencariku anak muda?" 

Semua orang menundukkan kepalanya ketika sang pemimpin datang dengan senyuman yang terlihat berwibawa, tapi sedikit menyebalkan. 

Arkan membeku di tempatnya ketika melihat siapa pria yang berdiri menyeringai tak jauh dari hadapannya. Benar-benar tak menyangka jika sosok di hadapannya adalah orang yang ia kenal. Kelompok yang menjadi musuh Alstro ternyata sangat dekat dengan kehidupannya di bumi. Sadar dari keterkejutannya Arkan kembali berfokus pada lawan, wajahnya kembali datar dan menatap tajam pria itu. 

"Jadi ini tujuanmu mendekati Ibu Axcel?" 

"Tidak salah juga tidak benar, aku memang sudah lama mencintai istriku, tapi dia memilih menikah dengan pria seperti kalian dari pada aku, itu penghinaan," terangnya dengan santai.

Arkan sendiri tak begitu terkejut dengan jawaban pria itu dan hanya terkekeh saja sebelum membuang ludahnya ke lantai. 

"Jadi semua ini hanyalah balas dendam? Kau membuat nyawa melayang hanya karena sakit hatimu? Membuat kekacauan di dunia kami hanya untuk balas dendam karena cinta?  Manusia sepertimu ini memang lebih menjijikkan dari binatang!" suara Arkan meninggi, ia geram dengan pemikiran manusia di hadapannya ini. 

"Kamu benar lagi, aku juga sangat benci makhluk seperti kalian. Seharusnya kalian tidak pernah datang ke dunia manusia! Seharusnya kalian semua mati di negeri kalian sendiri hari itu, melebur bersama api." ejek pria itu terkekeh membuat Arkan dan Ferya tersentak kaget.

"Apa maksudmu? Apa kau dalang dari penyerangan Alstro? Katakan padaku sialan!" amarah Arkan mulai terlihat. Mengingat kenestapaan rakyat Alstro kehilangan yang berlangsung lama juga kebangkitan serta kesembuhan Alstro yang sangat membutuhkan waktu. Semua itu hanya karena sifat culas manusia di depannya itu.

"Arkan, sabar kita tidak boleh gegabah atau kita akan kalah," bisik Feyra menenangkan Arkan karena mata Arkan mulai berubah tanda ia mulai kehilangan kontrol akan kekuatannya.

Suasana tampak tegang, kini semua orang yang ada di sana tahu apa tujuan pemimpinnya. semua hanya berawal dari rasa cinta yang tak terbalas menciptakan balas dendam sebagai pembenaran dari rasa sakit hatinya. Sungguh hati manusia itu sangat mengerikan, ternyata ungkapan di bumi benar adanya, cinta bisa merubah siapapun dan rasa tamaklah yang memperkeruh semuanya.

I Did [VMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang