Chapter 12 - Api Unggun

100 18 7
                                    


#Day12
#Clue : Balada
Balada adalah adalah sajak sederhana yang mengisahkan tentang cerita rakyat yang mengharukan, yang terkadang dinyanyikan atau disajikan dalam bentuk dialog.

#Day12#Clue : BaladaBalada adalah adalah sajak sederhana yang mengisahkan tentang cerita rakyat yang mengharukan, yang terkadang dinyanyikan atau disajikan dalam bentuk dialog

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.


POV ARUNA

Dersik itu seolah memanggilku, bisikannya terdengar jelas di telinga memanggil satu nama yang asing namun seperti familiar untukku. 

"Amethyst~ datang dan bantu kami~"

Lagi-lagi suara itu memenuhi isi kepalaku, membuat hati dan pikiranku gelisah seolah langkahku terasa terpanggil.

Aku melihat Axcel dari kejauhan, dia pergi setelah menawarkan makan siang untukku, dia tampak khawatir tadi dan memintaku untuk beristirahat lebih dahulu, namun entah kenapa rasa khawatirnya tak menghilangkan rasa gelisahku. 

Dengan rasa penasaran yang menggebu aku tak tahan lagi, ku langkahkan kaki menuju tempat itu. Tampak asing tapi juga familiar secara bersamaan dan ketika sampai di sana ada sebuah simbol di pohon itu yang membuatku tertegun, pikiranku seperti mengingat sesuatu tapi apa dan bagaimana aku tak bisa mengingat apapun.  

Mulutku mengucap sesuatu tanpa sadar, lalu simbol di pohon itu berpendar seolah sebuah pintu yang terbuka, jujur saja aku tak mengingat apa yang kuucapkan. 

Cahaya itu semakin menyilaukan membuatku menutup mataku, detik berikutnya langkahku terhenti di sebuah padang luas yang sejauh mata memandang hanya ada bunga lily yang kuningnya sangatlah cantik.

Dengan kaki telanjang aku melangkah menyusuri jalan setapak di antara lebatnya bunga lily yang berayun karena terpaan angin. Ini benar-benar seperti Surga, jangan-jangan aku sudah mati? 

Pikiranku berkecamuk kembali, tiba-tiba wajah orang tua dan juga kakakku terbayang dalam benak dan yang paling aneh entah kenapa aku merasa seperti melihat Axcel yang berdiri tak jauh dari pandangan ku. 

"Axcel? Kamu kok di sini?"

Jawaban samar yang kudengar dia mengatakan untuk mengikuti langkahnya, dan aku melakukannya, akhirnya kami berjalan di sepanjang jalan setapak yang beralaskan rumput hijau itu dan entah sejak kapan tanganku dalam genggamannya, rasanya sangat menenangkan dan juga terlindungi. Namun langkah kaki kami terhenti, jalan penuh rumput di bawah kaki kami tiba-tiba berubah menjadi warna keabuan bahkan sebagian menghitam seperti habis terbakar.

Ku dongakkan kepala tapi seketika tubuh ini membeku. Ladang bunga lily itu kini lenyap, beberapa bangunan yang kulihat dari kejauhan tadi juga hangus terbakar, dadaku mendadak sesak melihat pemandangan itu. Apa yang merusak ciptaan Yang Maha Kuasa hingga seperti ini? 

"Axcel~ " lirih aku panggil dia namun pria di depanku ini justru mematung, ada air mata di sudut kelopak matanya. Apa Axcel menangis? Tidak! Jangan menatapku dengan tatapan seperti itu Axcel, itu sangat menyedihkan.

Dadaku yang semakain sesak bak tak ada udara membuat aku ikut mengalirkan air mata, hingga tanpa sadar pandanganku perlahan menjadi gelap. 

oOo

I Did [VMin]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant