Chapter 9 - Aku cantik?

133 23 8
                                    

#Day9
#Derana = tabah, menghadapi segala sesuatu.

#Day9#Derana = tabah, menghadapi segala sesuatu

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.


POV ARUNA

Perjalanan panjang selama lima jam ke Desa Nawasena akhirnya menemukan tujuan akhir, udara sejuk langsung memenuhi paru-paru kami, akhirnya aku bisa melihat pemandangan hijau membentang di depan mata. Semua orang turun dari bus, aku terdiam di tempat untuk menunggu giliran keluar. Axcel berdiri membawa serta ransel ku di pundaknya, dia sangat manis dan perhatian, hanya saja di wajahnya tidak pernah ada ekspresi apapun. 

Bisa kulihat beberapa penduduk desa yang menyambut kedatangan kami dengan wajah antusias, beberapa dari mereka membantu kami membawa barang-barang perlengkapan berkemah ke tempat lapang yang akan menjadi lokasi pendirian tenda nanti. Perjalan ini cukup melelahkan karena jalanan yang kami lalui tidak mudah, banyak bebatuan sepanjang jalan memasuki daerah ini, jadi bisa dipastikan ada yang mengalami mabuk perjalan tadi. 

Axcel memintaku duduk di bawah pohon yang cukup besar, dia terlihat cemas saat aku mengatakan jika kaki kiriku kesemutan dan melarangku membantunya. Di sepanjang arah pandangku, daerah ini memang masih asri, tapi dari sini bisa kulihat ada bekas kebakaran yang belum terjamah. 

Terik matahari tak menyurutkan mereka untuk membangun tenda, agar segera beristirahat atau melahap makan siang masing-masing. Aku paham kini, kenapa Axcel membawa begitu banyak bahan makanan siap saji atau sekedar mie instan. Karena disini benar-benar jauh dari yang namanya minimarket atau sejenisnya. 

"Runa, laper gak?" 

Feyra tiba-tiba datang dan duduk di sampingku, bersandar pada batang pohon, sepertinya dia kelelahan. 

"Gak juga, kenapa emang?"

"Gue udah kelaparan," dengusnya sambil mengusap perutnya yang rata. 

"Bentar lagi mereka selesai kok, gua gak tau dimana bagian bikin makanan."

oOo

POV NORMAL

Beberapa menit setelah Runa mengatakan hal itu, ada sekitar 5 orang desa membawa sebakul besar nasi juga lauk pauknya, mata Feyra melebar melihat orang-orang itu mendekati mereka yang sedang sibuk menyiapkan perapian untuk malam ini. Dia segera berlari menuju kerumunan untuk membantu menyiapkan makanan bersama ibu-ibu yang sedang menggelar tikar besar di sana. 

Runa pun mendekat setelah merasa kakinya pulih lagi. Dari kejauhan Arkan berdiam diri memperhatikan kerumunan dan sesekali terlihat menganggukkan kepalanya pada penduduk desa yang menyapa ramah padanya, wajah Arkan terlihat serius tidak seperti biasanya yang ceria dan mudah berbaur dengan siapapun. 

"Bagaimana? Ada yang mencurigakan?" 

"Belum terlihat, aku sedang mengutus beberapa orang ke perbatasan untuk berjaga-jaga, tapi ada kemungkinan besar mereka masuk bersama rombongan kalian." 

"Aku tahu itu, hanya kuharap kalian lebih waspada, jangan terlalu sopan padaku itu mencurigakan," Arkan pergi setelah menepuk bahu seorang pria paruh baya yang berdiri di sampingnya. 

I Did [VMin]Where stories live. Discover now