Chapter 25 - Kembali

67 12 1
                                    

#day25
#CacarAir : Infeksi virus sangat menular yang menyebabkan ruam melepuh, seperti gatal pada kulit.

Cacar sangat menular terhadap orang-orang yang belum pernah menderita cacar atau belum divaksinasi cacar.

Pohon besar, lingkaran hitam dan anak kecil yang tiba-tiba menghilang dari pandangannya, membuat Axcel membeku namun detik berikutnya dia seolah terseret untuk mengikuti alur dari kisah anak laki-laki tadi yang namanya sama persis dengan dirinya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Pohon besar, lingkaran hitam dan anak kecil yang tiba-tiba menghilang dari pandangannya, membuat Axcel membeku namun detik berikutnya dia seolah terseret untuk mengikuti alur dari kisah anak laki-laki tadi yang namanya sama persis dengan dirinya.

Angin berhembus bersamaan dengan rintik hujan, seorang anak laki-laki tergeletak pingsan di tepian jalanan hutan yang jarang sekali dilewati kendaraan. Namun mungkin Tuhan masih menyayanginya hingga seorang paruh baya yang kebetulan lewat menemukannya tergeletak di sana dalam keadaan memprihatinkan. 

Pria itu turun dari kendaraannya, menghampiri si anak yang terlihat sangat pucat, mengenakan pakaian berwarna hijau yang sebenarnya model dan warnanya tampak aneh untuk anak sekecil itu, namun fokus pria tersebut lebih ke kondisi si anak kecil tadi. Dengan tatapan nanar, pria itu melepaskan mantelnya lalu membungkus tubuh kecil itu dengannya, mendekapnya dan membawanya masuk ke dalam kemudi truk bermuatan kayu yang harus ia antar hari ini. Tapi sepertinya tubuh menggigil itu harus segera ditangani, jadi ia putuskan untuk pergi ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama, takut jika anak itu mengalami hipotermia. 

"Ayah~ " gumam Axcel tanpa sadar, ia seketika terbangun dari tidurnya dengan air mata yang telah membasahi pipinya. 

Mimpi itu terlihat sangat nyata, meski masih banyak yang mengganjal di benaknya, juga bagaimana sang ayah yang saat ini berada di balik jeruji besi tetapi bisa mengetahui tentang Alstroemeria. 

Karena tak ingin terlalu lama memikirkan mimpinya, Axcel memilih untuk mandi meskipun jam masih menunjukkan pukul 4 pagi dan langit masih gelap. 

o0o

Pagi buta disuguhkan dengan tanah lembab setelah hujan dan bau khasnya kabut yang mengantarkan dingin pada kulit, menyambut seseorang dengan surai silver, yang baru saja keluar dari kediamannya. Pria berkulit putih itu merapatkan jaketnya, niat hati ingin segera mencari makanan untuk sarapan dan membiarkan sang adik yang membersihkan rumah. 

"Hujan lagi semalem, pantes aja pagi ini dingin banget," gumamnya seraya saling menggosokkan telapak tangannya. 

Tak lama ia meninggalkan pekarangan rumah, sebuah motor berhenti di sampingnya dan langkahnya pun berhenti. 

"Mau kemana pagi-pagi?"

Eh

"Arkan? Kok di sini?!" mata kecil Darrel terbelalak melihat siapa yang ada di hadapannya, orang yang beberapa hari belakangan ini memenuhi pikirannya. Namun kebiasaan Darrel yang selalu bertanya balik sebelum menjawab pertanyaan orang di sampingnya membuat sosok di depannya mengulangi pertanyaannya. 

"Iya, gue udah di sini, nih buktinya gue di depan lu sekarang. Lu mau kemana?" Arkan benar - benar bertanya ulang memastikan kemana Darrel akan pergi. 

I Did [VMin]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora