Chapter 32 - Dua orang aneh

82 11 1
                                    

#day32
#clue Bestari ; bijak, berpengetahuan, berilmu, budi pekerti yang baik

Langit telah gelap ketika motor Axcel terparkir apik di pelataran rumah Aruna, keduanya turun dari motor dan masih dalam keadaan saling diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Langit telah gelap ketika motor Axcel terparkir apik di pelataran rumah Aruna, keduanya turun dari motor dan masih dalam keadaan saling diam. Aruna yang masih terkejut dengan kejadian yang menimpanya dan Axcel yang masih diselimuti emosinya. 

"Masuklah, aku pulang dulu, lain kali jangan terlalu percaya sama orang, termasuk pada ku." 

Axcel hendak pergi, tapi Aruna menghentikannya dengan memegang ujung kaos yang dipakai Axcel. Tanpa banyak bicara pelukan erat Axcel terima, ia menumpahkan seluruh kekesalannya dengan menangis dalam pelukan Axcel. 

Ini pertama kalinya Axcel melihat tangisan Aruna dan itu turut membuatnya sakit, bagaimana tubuh mungil itu bergetar ketakutan dan isakan keluar dari mulutnya. Senyum manis yang biasanya ia lihat kini menghilang, sosok malaikatnya kini terlihat rapuh dan butuh sandaran. 

Pintu terbuka menampilkan sosok Darrel yang penasaran kenapa Aruna tak kunjung masuk ke dalam rumah, padahal suara motor sudah sejak tadi terparkir di depan rumah mereka. Sang kakak menatap Axcel seperti mempertanyakan apa yang telah terjadi, namun Axcel hanya menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya. 

Setelah merasa Aruna cukup tenang, Axcel melepaskan pelukannya, menyeka air mata di kedua pipi Aruna kemudian mengecup kedua matanya. Pemandangan itu tak luput dari penglihatan Darrel yang terpaku di depan pintu. 

"Aku pulang dulu, kamu istirahat aja besok aku ke sini lagi, aku janji bakalan jawab semua pertanyaan yang ada di kepalamu ini," ucap Axcel seraya mengusap rambut Aruna sayang. 

Mendapatkan anggukan dari Aruna, Axcel berpamitan pada Darrel dan meminta Darrel untuk menghibur sang adik. Yang Axcel lupa, bahkan tanpa disuruh pun Darrel akan melakukannya, karena dia paling tidak suka melihat adiknya menangis, terlebih dia tidak tahu apa penyebabnya. 

o0o

Di bawah pohon besar seorang anak duduk bersama sosok yang ia sebut ayah, usianya yang masih sangat kecil membuatnya menjadi anak yang dipenuhi akan rasa penasaran dan sang ayah akan dengan senang hati menjawab semua pertanyaan yang ia lontarkan. 

"Ayah, kenapa orang-orang membungkuk saat bertemu dengan kita?" 

"Mereka menunjukkan rasa hormatnya kepada kita," jawaban sang ayah masih mengganjal di benak sang anak. 

"Tapi mereka lebih tua dari ku, bukankah Ayah bilang, yang lebih muda harus menghormati orang yang lebih tua?" 

"Benar, tapi mereka melakukan itu karena kamu adalah penerus Ayah, calon pemimpin selanjutnya di Alstroemeria." 

"Begitukah? Tapi Ayah, Kak Arkan bilang seorang pemimpin itu harus bisa melindungi dan melayani rakyatnya, bukankah itu artinya kita juga harus membungkuk ketika bertemu mereka semua? Jika itu adalah salah satu tradisi untuk saling menghormati," penjelasan sang anak membuatnya tertawa, pria setengah baya itu mengusap lembut surai sang anak. 

I Did [VMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang