Chapter 11 - Pintu

115 24 10
                                    

Day11 clue
#Sabitah
Sabitah adalah bintang yang dari Bumi, posisinya tampak tetap, tidak bergerak.
Ini merupakan bintang penunjuk arah bagi nelayan.

Ini merupakan bintang penunjuk arah bagi nelayan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

POV NORMAL

Canggung, itu yang terjadi pada kedua anak Adam ini. Runa tidak bisa menyembunyikan rona wajahnya karena kejadian beberapa saat lalu. 

"Ya ampun,  kok bisa gue meluk Axcel, malu-maluin banget si lu Runa!" gerutu Aruna dalam hati sambil duduk bersila di antara kerumunan barisan pengarahan panitia untuk kegiatan tanam pohon hari ini.

"Runa!" seru Feyra yang ternyata sejak tadi memanggil Aruna tapi tak mendapat respon.

"Lu kenapa sih, kayak stres gitu deh  semalam mimpi buruk?" tanya Feyra khawatir.

Ditanya soal tadi malam Aruna malah mengingat lagi kejadian pagi itu. Alhasil Aruna justru makin merona tanpa sebab.

"Ih aneh banget si lu, kenapa sih?" 

"Enggak! Ssst udah dengerin tuh arahan, " elak Aruna tak ingin diperpanjang. Feyra jelas tak merasa puas tapi melihat Aruna yang sepertinya enggan membahas, Feyra mengalah.

"Run, kita kepisah ya? Lu kayaknya ga sekelompok sama gue deh, aduh ga suka ah gue," rengek Feyra saat mengetahui bahwa mereka tak sekelompok. 

Tim dibagi menjadi beberapa kelompok, ada tiga kelompok menanam dua tim di base kemah untuk menyiapkan konsumsi dan kesehatan juga ada satu tim pemantau yang diisi oleh perwakilan dari warga yang lebih mengenal medan.

Aruna mendapati ia di tim kedua penanaman pohon, terdiri dari lima orang. Tim pertama sedang mendapat pengarahan untuk berangkat ke titik tanam. Tim Aruna menunggu giliran dengan rengekan Feyra yang tak terima dengan pembagian tim. 

"Ya ampun Fey, lu tuh kaya anak kecil banget sih, emang kenapa kalo beda tim, gak apa-apa kan toh cuma tim nya aja yang beda, ga jauh kok lagian. Udah ah lepasin tangan gue," ujar Aruna berusaha melepaskan dari pelukan Feyra.

"Halaah bilang aja lu seneng kan, karena ketua tim lu si Axcel. Iya kan? Ngaku deh Run," cecar Fey yang memang ternyata Axcel menjadi penanggung jawab tim Aruna. 

"Iiih apaan sih, enggak ya! Biasa aja tuh," sangkal Aruna.

"Kalo biasa mukanya jangan terlalu merah, jelas banget tauk!" ejek Feyra sambil menyentuh pipi Aruna dengan telunjuknya. 

"Feyra! Gak ada ya, siapa juga yang merah," 

"Eh ciee, Run semalem ada apa sih, keknya ada yang terjadi yak, kepo nih gue, iya kan ada kan kaaan?" tanya Feyra menggoyang-goyangkan lengan Aruna.

"Feyra! Apaan sih, gak ada. Udah ah tim gue dipanggil tuh. Sampai nanti Feyra sayang~ dada~ " pamit Aruna melambaikan tangan menggoda Feyra yang kesal karena tak mendapat apa yang ia mau.

oOo 

Hati Aruna tiba-tiba berdebar keras bukan karena mereka satu tim tapi saat melihat titik tanam entah kenapa Aruna mendadak gelisah. 

I Did [VMin]Where stories live. Discover now