Chapter 13 - Saingan

103 18 9
                                    

#day13
#clue : Merah ; warna

Bertemu dengan fajar lagi di pagi hari yang masih asri, kali ini Axcel tidak bangun sendirian, semua orang di perkemahan sudah terbangun dan beberapa sedang membersihkan diri bersiap kembali ke kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bertemu dengan fajar lagi di pagi hari yang masih asri, kali ini Axcel tidak bangun sendirian, semua orang di perkemahan sudah terbangun dan beberapa sedang membersihkan diri bersiap kembali ke kota. Axcel bangun lebih awal, dia membereskan semua barang-barangnya dan juga milik Aruna, karena sejak kejadian ia pingsanAxcel cukup protektif pada pria mungil itu. Setelah semuanya selesai dan hanya menyisakan tenda, Aruna kembali dari acara mandi paginya wajah cantik itu tampak berseri diterpa cahaya sang surya yang baru menampakkan diri, lagi-lagi membuat Axcel jatuh dalam pesonanya. 

"Lho udah selesai ya? Kalo gitu aku bantuin bongkar tenda aja deh, kamu mandi sana." 

"Gak usah, bongkar tenda juga gak sulit kok lagian tadi udah mandi juga, kamu duduk aja di sana sambil nunggu Kak Fey datang," Axcel memalingkan wajahnya ketika bicara dengan Aruna, bukannya tak suka tapi dia hanya ingin mengendalikan detak jantungnya, Aruna yang habis mandi dan ada didekatnya sukses membuat jantungnya berdegup tak karuan. 

Aruna terdiam setelah Axcel mengatakan itu, dia sedikit kesal karena sejak hari itu Axcel terlalu memanjakannya, dia pikir seorang laki-laki tidak harus terus diperlakukan seperti ini, walau bagaimanapun Aruna tetaplah laki-laki dan bukan perempuan. Tapi melihat ketulusan Axcel selama dia sakit, itu membuatnya berpikir jika juniornya yang tampan itu sebenarnya adalah orang yang sangat perhatian juga hangat. 

Tepat pukul 8 pagi, bus sudah sampai di Balai Desa Nawasena, beberapa penduduk juga ikut mengantarkan mereka dan sekedar memberikan oleh-oleh khas buatan tangan mereka seperti makanan, karena itu mungkin lebih dibutuhkan para mahasiswa ini di perjalanan nanti. Axcel selaku panitia atau ketua tim dari acara ini berpamitan langsung pada penduduk dan mengucapkan banyak terima kasih karena mendapatkan bantuan dari mereka. 

Bus terlihat hening, entah karena masih mengatuk atau mungkin juga lelah. Setelah melewati perbatasan desa Nawasena dengan desa lainnya, beberapa bahkan sudah tertidur pulas. Panitia memaklumi itu, namun berbeda dengan dua insan yang saling mencuri pandang ini kecanggungan sangat terasa, baik Axcel atau Aruna tidak ada yang memulai percakapan, mereka berdua hanya diam dan saling melirik secara diam-diam. Siapapun yang melihatnya pasti akan gemas sendiri, sampai akhirnya mungkin karena mengantuk juga, Aruna tertidur dan tanpa sadar ia menyandarkan kepalanya pada bahu Axcel. 

Senyum kecil di wajah rupawan Axcel jelas menggambarkan ia tak terganggu atau malah menikmati moment itu, refleks tangannya terangkat untuk membenarkan posisi kepala Aruna agar tidurnya lebih nyaman selama di perjalanan pulang. Kedamaian di dalam bus berlangsung hingga mereka sampai di kampus. Semua orang segera kembali ke rumah masing-masing atau ke kamar kos mereka yang tidak jauh dari kampus. 

o0o

"Berapa orang yang hilang?"

"Dua, dia susah dideketin gue pikir di sana bakalan ada kesempatan, tapi ternyata dia malah satu tenda."

I Did [VMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang