Day-2. Kejanggalan

2.7K 291 45
                                    

#Day2
Clue #Teyan

Tercantum dalam KBBI, kata teyan memiliki makna "pemungutan atau pengumpulan uang."

Dengan kata lain, teyan memiliki makna yang sama untuk kata sinonim seperti donasi, amal, atau sumbangan.

****

Malam sudah larut saat Arcello tiba di apartemennya. Dengan malas, ia membuka pintu lalu menutupnya kembali.

"Aku pulang."

Seperti biasa, Arcello selalu memberi salam setiap kali ia pulang. Di depan pintu, dengan tubuh yang tampak lesu, ia berusaha membuka sepatu, lalu membiarkannya tergeletak di situ.

Arcello berjalan malas menyusuri ruangan remang. Sengaja tidak menyalakan lampu. Pikirnya, ia akan langsung menuju kamar, lalu tidur begitu menyentuh kasur.

Sesampainya di kamar, barulah Arcello menyalakan sakelar penerangan. Lantas menanggalkan jaket denim beserta tas kerja, dan menaruhnya di gantungan yang menempel pada dinding. Setelah itu, ia pun membantingkan tubuhnya pada kasur. Napasnya tampak terengah. Tatapannya menerawang lurus ke satu arah.

Sesaat, Arcello hampir terlelap. Namun kembali sadar saat mengingat belum sempat ganti baju. Dengan tubuh yang masih terlentang di atas kasur, tangannya meraba-raba seperti mencari sesuatu.

Arcello mengernyit, heran. Lalu menoleh ke arah tangannya untuk sekadar memastikan. Dahinya semakin mengerut saat mengetahui apa yang dicari tidak ada. Sampai harus memaksanya bangun demi memastikan sekali lagi.

"Perasaan tadi pagi ada di sini?" Arcello membenak tentang posisi baju tidurnya terakhir kali.

Arcello berdiri sambil melongok ke sisi kasur demi mencari baju tidur, tapi tidak didapati. Mengetahui baju tidurnya tidak ada di kamar, ia memutuskan untuk mengecek ke ruang tengah.

Dengan malas Arcello menyalakan lampu utama, demi memberi penerangan ekstra. Sambil melepas kancing kemejanya, Arcello tampak sibuk mengecek pada sofa. Meski begitu, ia tidak menemukan baju tidurnya berada di situ.

Kali ini, Arcello benar-benar kebingungan. Ia berdiri sambil berkacak pinggang, lalu mendengus kasar. Demi rasa penasarannya, Arcello pergi ke tempat mesin cuci untuk mengecek sekali lagi.

Tepat berada di depan mesin cuci, Arcello mendadak bengong. Matanya tertuju pada sesuatu di dalam mesin cuci, baju tidur yang ia cari.

"Kok, bisa menyasar ke sini?" Arcello bertanya, heran. "Perasaan tadi di kamar? Apa aku lupa, ya, tadi sempat taruh ke sini?" pikirnya berkecamuk hanya perkara baju tidur.

Seolah tidak ingin menambah beban pikirannya yang terlalu lelah, alih-alih mengambil baju tidur yang sudah bersarang pada mesin cuci, Arcello malah melepas kemeja dan celana panjangnya. Lalu ia jejalkan ke dalam mesin cuci, berbaur dengan baju tidur yang berhasil membuatnya menunda tidur.

Hanya mengenakan celana bokser, dengan cepat Arcello kembali ke kamar. Menutup pintu rapat-rapat, lalu terjun ke atas kasur, dan lenyap di balik selimut. Sesaat kemudian, ia pun larut dalam lelap.

Dari sudut ruangan lain apartemen Arcello, mesin cuci tiba-tiba menyala sendiri.

***

Malam berikutnya, seperti biasa-Arcello pulang kerja cukup larut. Sepekan terakhir pekerjaannya tampak lebih banyak dari biasa. Ketibaannya di apartemen, hampir selalu menunjukkan air muka yang sama, yaitu kelelahan.

"Aku pulang!" Arcello memberi salam.

Setelah melepas sepatu, Arcello menyalakan sakelar lampu utama sambil berjalan menuju sofa di ruang tengah. Lalu menaruh tasnya sembarang, kemudian mendaratkan tubuhnya pada sofa yang empuk. Sejenak menikmati kenyamanan yang dirasakan. Namun sesaat kemudian, Arcello teringat akan sesuatu. Ia mengeluarkan laptop dari dalam tas, dan membukanya di atas meja.

Gabriello (Cetak ✅ │ Part lengkap) Where stories live. Discover now