Day-43. Pengkhianat Sebenarnya

828 80 37
                                    


#Day43
Clue #Cacil
-amat kecil (jika dibandingkan dengan pasangannya)
-terlalu kecil (daripada pasangannya)
Cacil merupakan adjektiva (kata sifat) yang biasanya digunakan untuk membandingkan ukuran.

* * * *


Dua hari sejak Gabriel pergi dari apartemen, Arcello kembali mengurung diri di kamar. Ada sekelumit penyesalan yang kini mendera. Tidak seharusnya ia mengusir Gabriel untuk melampiaskan amarahnya.

Arcello menyadari, apa yang ia berikan pada Gabriel cacil dibanding dengan yang sudah malaikat itu lakukan untuknya selama ini. Arcello hanya menyayangkan atas apa yang telah Gabriel lakukan terakhir kali.

Sore menjelang saat Arcello keluar kamar untuk pertama kali setelah seharian mengurung diri. Ia berjalan ke dapur, celingukan mencari sosok penguasa dapur. Dalam bayangannya, di hadapannya kini tengah berdiri pria tampan bercelemek, sedang membuatkan makanan. Lalu pria itu menoleh sambil tersenyum.

“Tuan, apa kau lapar?”

Merasa kewarasannya terganggu, Arcello cepat-cepat menggeleng kepala sambil menutup mata. “Nggak, nggak, nggak!” rutuknya. Sesaat kemudian ia pun kembali membuka indra netranya. Bayangan Gabriel kini telah sirna.

Tidak ingin memikirkan hal yang akan menambah bebannya, Arcello pun segera mengambil sebotol ocha dingin dari kulkas, lantas ia membawanya ke ruang tengah. Arcello duduk pada sofa tempat biasa Gabriel berbaring. Lagi-lagi ia melihat bayangan pria itu sedang tertidur pulas dengan wajah yang tenang. Tapi sesaat kemudian bayangannya hilang.

Arcello memejamkan mata. “Stop!” serunya. “Stop memikirkan dia, Arcello!” pintanya pada diri sendiri.

Tidak mau terus-terusan dihantui bayangan Gabriel, Arcello pun memilih mengecek ponselnya yang sudah hampir dua hari dalam mode pesawat.

“Astaga! Aku lupa nyalain HP,” gerutunya cemas. “Pasti Mas khawatirin aku,” tebak Arcello tampak menyesal.

Benar saja, setelah ponsel Arcello dinyalakan, ada belasan panggilan tidak terjawab dan deretan pesan yang baru masuk. Mayoritas dari sang kekasih, sisanya dari Zach dan Bian yang mengkhawatirkannya.

Tidak ingin membuat kekasihnya semakin cemas, Arcello pun segera membalas pesan yang dikirimkan Beezel padanya.

“Mas, maaf. HPku baru dinyalain. Sejak pulang dari kantor kemarin aku cuma tiduran di kasur. Ini baru keluar kamar karena lapar,” ketik Arcello kemudian langsung dikirimkan pada sang kekasih.

Tidak lama kemudian, Beezel membalas. “Ya ampun, Sayang. Kamu bikin Mas khawatir, tahu. Ya sudah, sekarang Mas ke tempatmu.”

Mendapat pesan balasan dari sang pacar membuat Arcello kurang bersemangat. Pasalnya, ia sangat malas melakukan apa-apa. Malas mandi apalagi mempercantik diri. Arcello tampak setengah hati mengetahui sang kekasih akan mendatangi. Tidak ingin membuat Beezel menunggu, ia pun segera membalas pesan itu.

“Oke,” balas Arcello. Tidak lupa ia menambahkan nomor lantai dan unit apartemennya.

Terlanjur menyetujui ucapan sang kekasih, Arcello pun memutuskan untuk mandi.

Waktu berselang, Arcello selesai mandi. Meski terpaksa ia sudah rapi dan wangi demi menyambut kedatangan kekasih hati. Baru saja selesai menyisir, ia mendengar belnya berbunyi. Dengan malas ia berjalan menghampiri.

Malas Arcello membuka pintu. Sesaat terbuka, tampaklah seseorang yang berpakaian seperti anak motor lengkap dengan jaket kulit dan helm full face yang masih ia kenakan. Hal itu membuat Arcello mengernyitkan dahi. Arcello yakin, orang di dihadapannya itu adalah Beezel.

Gabriello (Cetak ✅ │ Part lengkap) Where stories live. Discover now