Day-10. Hadiah Kecil

1.2K 155 39
                                    

#Day10
Clue #Dersik
Artinya, desir angin atau bunyi angin.

* * * *

Sore itu, Arcello baru saja keluar dari lift saat melihat seorang gadis mondar-mandir di depan pintu apartemennya. Sambil berjalan, Arcello terus memerhatikan gelagat gadis tersebut hingga dirinya cukup dekat untuk menegurnya.

Itu cewek dari unit sebelah, kan? Ngapain di sini? batinnya, sebelum memutuskan untuk bertanya.

"Kamu ... ngapain?" tanya Arcello tiba-tiba.

Menyadari kehadiran Arcello, serta merta membuat sang gadis beringsut. "Eh Kak, maaf," kata si gadis, "minta tolong titip buat Kak Arcell, ya." jawabnya sambil menyodorkan paper bag pada Arcello.

Arcello mencureng kebingungan menerima paper bag itu.

Setelah kantung itu berpindah tangan, sang gadis juga menitipkan pesan, "Umm ... satu lagi. Tolong bilangin Kak Arcell, sandwich buatannya enak banget," serunya terlihat senang. "Thank you ya, kak."

Setelah memberikan bingkisan juga pesan pada Arcello, gadis yang tampak malu tersebut pamit kembali ke apartemennya yang berada di sebelah apartemen Arcello.

"Kak Arcell? Kan, gue di sini," gumam Arcello. "Memang, sandwich apaan, sih?" tanyanya penasaran.

Arcello masih diselimuti kebingungan saat ia membuka pintu apartemennya. Ia tidak tahu apa yang terjadi selama dirinya tidak di rumah.

"Aku pulang!" sapa Arcello seperti biasa. Tapi tentu saja kali ini berbeda. Ada orang lain yang segera menyambutnya. Gabriel, sang malaikat penjaga.

"Selamat datang, Tuan. Syukurlah, pulang sore lagi," sambut Gabriel semringah.

Arcello saksama memerhatikan Gabriel dari ujung rambut sampai ujung kaki, lalu naik lagi hingga berakhir di dadanya. Sang mantan malaikat itu ternyata masih setia dengan apron-nya. Tadi pagi saat Arcello berpamitan ke kantor, Gabriel sudah sibuk di dapur. Dan sekarang saat dia pulang, Gabriel masih belum beranjak dari dapur.

Dengan mengedarkan pandangan, si cerdas Arcello hanya butuh beberapa detik untuk menemukan jawaban perihal sandwich.

"Phi Gab. Phi apain namaku?" tanya Arcello sambil melipat tangannya di dada.

"Nama?" Gabriel balik bertanya, "nama Tuan Arcell?" lanjutnya.

Tidak ingin berbasa-basi, Arcello langsung menaruh bingkisan yang ditentengnya ke hadapan Gabriel. "Nih, dari cewek rumah sebelah, buat Kak Arcell. Katanya, sandwich-nya enak." jelas Arcello terdengar ketus. "Phi pakai namaku, ya?" protesnya.

Gabriel yang paham arah pembicaraan tuannya, langsung meluruskan. "Oh, bukan begitu maksudnya, Tuan."

"Terus apa? Dia titip salam buat Kak Arcell lho," desak Arcello sambil menunjuk diri. "Pasti Phi kan, yang dia maksud dengan Kak Arcello?" cecar Arcello tidak memberi kesempatan untuk Gabriel menjelaskan.

"Ngaku! Phi tebar pesona ya, sama dia?" tuduh Arcello kemudian, "dih ... pakai pinjam namaku segala lagi." omelannya semakin menjadi.

"Saya hanya memberinya sandwich, Tuan, tidak bermaksud tebar pesona. Lagi pula, saya tidak memperkenalkan nama. Mungkin dia salah paham." Gabriel menjelaskan dengan tenang.

"Dih, ngapain juga bagi makanan buat dia?" lanjut Arcello.

"Kan tadi pagi saya sudah izin, Tuan."

"Izinnya buat Bu Raras doang kok," potong Arcello.

Gabriello (Cetak ✅ │ Part lengkap) Where stories live. Discover now