Day-38. Goyah

499 84 37
                                    

#Day38
Clue #Ajojing

Dansa berjingkrak. Bukan dansa yang elegan/ball room standart ya. Joget yang asal-asalan, biasanya di diskotik/bar dan nggak dilakukan sendirian

* * * *

Demi memenuhi permintaan ketiga sahabatnya, Arcello yang ditemani Beezel kini berada di sebuah klub malam, menyaksikan mereka berajojing ria mengikuti irama dentuman musik yang memekakkan telinga. Sementara si empunya acara, hanya duduk manis di sofa.

Beberapa kali Auryn melambaikan tangan mengajaknya Arcello dan Beezel untuk bergabung. Namun sepasang kekasih itu terlalu enggan. Keduanya hanya sedang ingin berduaan, menikmati hiburan, memakan camilan, sambil merekam tingkah konyol tiga orang yang sedang berjingkrak-jingkrak.

"Mas, aku mau minum," rengek Arcello pada Beezel meminta diambilkan minuman. Sementara sang kekasih, dengan senang hati mengambil sebotol air mineral sekaligus membuka tutupnya, lalu memberikannya pada Arcello.

"Silakan pangeranku," goda Beezel pada Arcello sambil memberikan sebotol air mineral yang sudah dibuka.

"Ish," protes Arcello sambil malu-malu, tetapi setelah itu ia tersenyum manis pada Beezel. "Makasih, Masnya aku." Arcello membalas godaan Beezel dengan manja.

Tidak tahan dengan kegemasannya, Beezel pun mengacak-acak rambut pria manis yang tengah duduk di sampingnya. Keduanya pun kembali menikmati hiburan mereka.

Sementara itu, Gabriel yang diantar kedua sahabatnya, Rafael dan Azrael dalam wujud manusia, berjalan ke arah meja Arcello. Ia pun berdiri di dekat Arcello, menyaksikan tuannya yang tampak bermesraan dengan sang kekasih.

Ada keraguan, ketegangan, kegugupan bahkan sedikit kemarahan yang menguasai Gabriel bersamaan. Namun ia berusaha meneguhkan pendirian demi meluruskan kesalahpahaman yang sudah terjadi antara dirinya dan sang tuan.

Gabriel tampak menelan ludah sebelum akhirnya angkat bicara. "Dek!" Bentak Gabriel menatap pedih pada tuannya yang masih belum menyadari keberadaannya.

Mendengar seseorang membentaknya, sontak membuat Arcello yang sedang bercengkerama dengan Beezel tersentak. Ia menoleh ke arah sumber suara dengan raut wajah terkejut.

"Phi Gab?" Arcello memastikan sambil beringsut menjauh dari Beezel.

Beezel yang mengetahui keberadaan Gabriel merasa sedikit terusik, tampak dari raut wajahnya yang sedikit kesal. Tatapannya mengintimidasi.

"Phi kok di sini? Sama siapa?" tanya Arcello kemudian.

Sesaat Gabriel terdiam. Ia merasa gugup. Perasaannya campur aduk. Orang yang dirindukannya selama beberapa hari ini, kini sudah di depan mata. Sayangnya, di saat ia berperang dengan penuh kekhawatiran, Arcello, di tempat ini dengan canda tawa.

Apa Tuan Arcell sama sekali tak mengkhawatirkan aku? tanyanya dalam benak.

"Bisa kita bicara sebentar?" ajak Gabriel. "Hanya berdua!" tambahnya.

Arcello sudah punya firasat. Keberadaan Gabriel di tempat itu bukan tanpa alasan. Setelah beberapa hari ia menghilang dan tidak pulang, sudah pasti Gabriel mencarinya. Dan maksud kedatangan pria jangkung di hadapannya ada kemungkinan untuk mengklarifikasi peristiwa yang terjadi beberapa hari ke belakang.

Ada keraguan dari wajah Arcello. Sebenarnya dia belum benar-benar siap bertemu dengan Gabriel, apalagi membicarakan masalah beberapa hari yang lalu. Tapi kini Gabriel sudah di depan matanya, tak ada gunanya menghindar lagi.

Arcello ragu-ragu meminta izin pada Beezel. Ia takut sang kekasih salah paham padanya. Namun melihat wajah Beezel yang tampak tenang dibalut senyum yang tipis, Arcello pun menguatkan tekadnya untuk bicara.

Gabriello (Cetak ✅ │ Part lengkap) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant