Day-26. Melepas Senja Bersama

648 95 41
                                    

#Day26
Clue #rebung

Rebung adalah tunas atau anakan yang masih muda yang tumbuh dari akar bambu. Penduduk Indonesia maupun Asia umumnya memanfaatkan rebung bambu sebagai bahan makanan. Rebung bambu termasuk salah satu sayuran yang disukai banyak orang karena teksturnya yang renyah dan rasa manis serta aroma khas yang dimilikinya.

 Rebung bambu termasuk salah satu sayuran yang disukai banyak orang karena teksturnya yang renyah dan rasa manis serta aroma khas yang dimilikinya

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

* * * *

Kurang lebih tiga jam penerbangan, tibalah Arcello dan rombongan kantornya di bandara destinasi liburan mereka. Setelah itu masih melanjutkan perjalanan darat dan laut. Untuk mencapai Pulau Bidadari, tempat resort Zach berada, mereka harus menyeberang menggunakan kapal pinisi.

Perjalanan melelahkan mereka terbayar dengan suguhan pemandangan laut dan gugusan pulau yang menakjubkan. Arcello terlihat senang, begitu juga Gabriel. Ia terpukau dengan pemandangan indah menghampar. Si usil Rafael yang sudah tiba lebih dulu dari rombongan, tampak bersantai sambil berswafoto.

Sesampainya di resort bernuansa bambu tepi pantai, Arcello dan yang lainnya dipersilakan untuk menyimpan tas ke tempat masing-masing. Arcello pun tiba di kamarnya yang berkonsep bungalo, namun ia terkejut saat melihat Rafael sudah menguasai tempat itu.

“Au, kamu udah nyampe sini aja, Rafe’i? Aku pikir terbangmu masih kalah cepat dengan pesawat.” Arcello terkejut dengan kehadiran Rafael yang sudah tiba di tempatnya. Tapi ia tidak heran. Saat dirinya membagikan lokasi tempat liburan, ia juga sekalian memberi tahu nomor kamarnya. Hanya saja ia cukup terkejut karena Rafael sudah sampai lebih dulu darinya.

“Anda meremehkanku Tuan. Kecepatan pesawat yang Tuan dan Gabriel tumpangi bukan apa-apanya dibanding kecepatan terbangku. Tiga jam perjalananmu, bisa kujadikan seratus kali bolak-balik, tahu,” terang Rafael bangga.

“Ah ... tahu gitu, kenapa tadi aku nggak numpang sama kamu saja biar cepat. Iya kan, Phi?” Arcello menggoda Rafael sambil tersenyum pada Gabriel.

“Au ....” Rafael tidak menyangka kalau tuannya akan berkata seperti itu. “Aku sih nggak masalah kalau Tuan mau kubawa terbang, tapi masalahnya, Tuan sanggup nggak mengimbangi kecepatan cahayaku? Nanti yang ada Tuan malah semaput, lagi.” Rafael membalas godaan tuannya.

Mendengar hal itu, Arcello langsung mendelik. Cepat-cepat ia menaruh tasnya. Sementara Gabriel hanya tersenyum melihat tingkah tuannya yang semakin hari semakin menggemaskan.

“Oh ya, ini kan kasurnya cuma satu, cukup sih untuk berdua, tapi kalau buat bertiga kayaknya nggak muat deh,” jelas Arcello. “Jadi, gimana dong?” Arcello meminta pendapat.

“Saya bisa tidur di dipan itu, Tuan,” tunjuk Gabriel pada dipan di teras yang menghadap ke pantai.

“Jangan! Nanti Phi masuk angin,” tukas Arcello mencemaskan Gabriel.

“Urusan tempat tidur, Tuan tenang saja. Aku bisa tidur di mana saja. Lagi pula aku sudah booking hotel mewah dekat-dekat sini,” terang Rafael menyombongkan dirinya.

Gabriello (Cetak ✅ │ Part lengkap) Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora