DAY-14. Dilema

904 128 34
                                    




#Day14
Clue #Renjana

Renjana berasal dari bahasa sansekerta, yakni ranjana yang memiliki arti hasrat (yang menyala), menyenangkan, sangat menarik, dan juga gembira.

* * * *

Gabriel sedang membaca buku, ditemani Rafael disampingnya. Beberapa saat Rafael di tempat itu, ia sudah semena-mena menguasai TV serasa miliknya sendiri. Mikhael yang mengantarkan, tak lama langsung pergi melakukan tugasnya lagi.

Gabriel yang melihat tingkah laku sahabat bungsunya tak bisa berbuat banyak, apalagi berkomentar. Tidak dapat ia pungkiri, meski terkadang menjengkelkan, kehadiran Rafael cukup menemani saat Arcello pergi bekerja. Rafael juga mengajarinya banyak hal tentang kehidupan manusia yang bisa Gabriel lakukan.

Tak lama kemudian, Mikhael kembali dari tugasnya, kali ini ia datang bersama Azrael. Kedatangan dua sahabatnya yang lain menjadi angin segar untuk Gabriel, setidaknya jika ada Azrael, kawan bungsunya tidak akan terlalu pecicilan. Rafael bisa bertekuk lutut hanya dengan tatapan Azrael padanya.

Saat Rafael rebahan sambil menonton TV, tiba-tiba Azrael berdiri sambil menatap dengan wajah datarnya. Menyadari hal itu seketika Rafael mendongak lalu terkejut.

"Ada apa nih? Azrael menemuiku?" seloroh Rafael percaya diri.

"Duduk yang benar!" perintah Azrael membuat kepercayaan diri Rafael seketika menciut.

"Baiklah," patuh Rafael tak senang. Ia pun duduk dengan sopan diikuti Mikhael dan Azrael.

"Bagaimana kabar Tuan Arcello?" tanya Azrael.

"Baik," jawab Gabriel, "aku selalu memantaunya dari ponsel. Bahkan barusan seseorang mengajariku tentang GPS," lanjut Gabriel sambil mendelik ke arah Rafael. Sedangkan orang yang dimaksud Gabriel bersikap pura-pura tidak tahu sambil bersiul.

"Kita tidak boleh lengah." Azrael mengkhawatirkan keamanan tuannya.

"Tenang saja kawan, aku akan melakukannya semampuku," tukas Gabriel.

"Tapi keadaan masih terkendali, bukan?" Mikhael ikut meyakinkan.

"Tetap saja! Jangan sampai kita kecolongan. Nama Arcello Maqil memang tidak ada dalam daftar kitabku dalam waktu dekat, tapi sudah pasti raja iblis telah mengincarnya. Ia hanya sedikit lebih berhati-hati kali ini. Kalian ingat kejadian di masa lalu, bukan?" Azrael mengingatkan.

"Hmm ... mereka tidak akan berani lagi membunuh titisan Raja Arash dengan ceroboh demi mengambil kekuatannya." Gabriel bersikeras dengan anggapannya.

"Atau semuanya akan berantakan lagi." Rafael ikut nimbrung. "Setidaknya Tuan Arcell aman sebelum kekuatannya bangkit."

"Dan sampai saat ini kita juga belum tahu bagaimana cara membangkitkannya," sambung Gabriel dalam gamang.

Sementara itu, Arcello baru keluar dari lift apartemennya. Sambil menenteng sekotak piza dan beberapa kaleng soft drink ia berjalan menyusuri koridor menuju unitnya dengan perasaan bahagia.

Tiga hari ini adalah masa tenangnya tanpa deadline proyek apapun, membuat perayaan kecil-kecilan bersama Gabriel bukanlah hal yang berlebihan. Setidaknya itu yang Arcello pikirkan.

Tibalah Arcello di depan pintu apartemen dan bersiap mengetuk pintu. Namun keinginannya diurungkan ketika samar-samar ia mendengar sebuah pembicaraan dari dalam rumahnya. Obrolan tersebut semakin lama semakin terdengar jelas.

Oh, mereka sedang bertamu, benak Arcello. "Wow suara malaikat memang selantang ini? Gimana kalau ada yang dengar?" ucap Arcello pelan sambil melihat kotak piza yang ia tenteng. Dengan naifnya ia berpikir akan menjamu kawan-kawan Gabriel dengan piza tersebut.

Gabriello (Cetak ✅ │ Part lengkap) Where stories live. Discover now