Day-13. Beezel Fowk

1K 132 39
                                    

#Day13
Clue #Merah

- Warna dasar yang serupa warna darah.
-mengandung atau memperlihatkan warna yang serupa dengan merah. Contohnya: mukanya tersipu-sipu.

* * * *

Di hari ketiganya menjabat sebagai kepala divisi editorial, sosok Beezel Fowk sudah berhasil membuat kegaduhan, khususnya di kalangan para wanita. Ada yang memperebutkan, ada juga yang hanya sekadar bergosip. Kebanyakan orang bergosip karena penampilannya, ada juga yang mengomentari kontur wajah, tapi tak jarang yang membicarakan sikapnya yang terkesan dingin dan serius. Walau begitu, ia tetap ramah pada siapa pun yang menyapanya.

Penampilan yang sempurna dari kepala hingga kaki, berhasil menyihir siapa pun yang melihat. Apalagi saat ia melepaskan kacamata hitam yang melindungi sorot matanya yang tajam, membuat orang-orang terpesona oleh karismanya.

Di depan pintu lift Beezel menunggu giliran untuk masuk, tidak lama kemudian gilirannya tiba. Setelah mempersilakan yang hendak keluar terlebih dahulu, kemudian ia pun masuk.

Dari pintu lobi, Arcello yang melihat lift terbuka berlari cepat-cepat. Bukan Arcello kalau tidak berlarian, sudah tentu karena nyaris kesiangan. Melihat lift separuh tertutup, ia pun semakin melebarkan langkahnya.

"Tunggu!" pekiknya.

Beezel, yang melihat hal itu cepat-cepat menekan tombol hold dari dalam. Lift pun tidak jadi menutup. Namun yang menjadi masalah sekarang, Arcello yang menumpukan kedua tangannya pada lutut, tercengang saat menyadari orang yang berada di lift adalah bosnya. Ada perasaan segan yang tiba-tiba melanda. Arcello hanya mampu menelan ludah tanpa berkedip di depan atasannya dengan napas yang terengah.

"Mau ikut?" tanya Beezel menawari Arcello.

Ingin menolak tapi ia harus menunggu lama lagi, sedangkan bosnya sudah tiba lebih dulu darinya. Mau tidak mau, akhirnya Arcello hanya mengangguk ragu, menimpali ajakan bosnya.

Setelah lift tertutup, Arcello sibuk mengatur napas dan detak jantungnya. Tak sedikit pun ia bergerak, hanya sapaan yang terdengar bergumam.

"Selamat pagi, Pak," sapa Arcello gugup.

"Pagi," timpal Beezel diam-diam memerhatikan Arcello yang masih terengah-engah. "Kamu setiap hari seperti ini?" tanyanya kemudian.

"Kenapa, Pak?" tanya Arcello balik.

"Kamu setiap hari ke kantor lari-lari kayak tadi?" ulang Beezel mempertegas pertanyaannya.

Arcello yang mendapat pertanyaan seperti itu gelagapan. Alih-alih segera menjawab, ia malah tersenyum sambil menunduk. "Kadang-kadang aja kok, Pak," celetuknya terdengar meragukan.

Mendengar jawaban pria mungil di sebelahnya, Beezel hanya menggeleng sambil tersenyum tipis. Selanjutnya tidak ada lagi pembicaraan di antara mereka sampai lift mengantarkan Arcello ke lantai ruang kerjanya berada.

Sesaat lift terbuka cepat-cepat Arcello keluar, "Permisi, Pak," pamit Arcello sambil melangkahkan kaki.

"Arcello, setelah absen bisa ke ruangan saya?" panggilan bernada perintah dari Beezel.

Mendengar bosnya memanggil, Arcello menoleh. Ia pun mengangguk menanggapi permintaan bosnya. "Baik, Pak," timpalnya.

Sesaat kemudian lift menutup dan membawa Beezel pada tujuannya. Begitu pun dengan Arcello, ia berjalan menyusuri koridor menuju ruangan tempat dirinya bekerja.

***

Di apartemen, Gabriel sedang membersihkan jendela dan pintu kaca saat kedatangan tamu dua sahabat malaikatnya. Yang satu tamu langganan, yaitu Mikhael. Lainnya, malaikat bersayap emas yang membawa terompet di tangan kanannya, Rafael, sahabatnya yang bontot.

Gabriello (Cetak ✅ │ Part lengkap) Where stories live. Discover now