Day-33. Memintal Perasaan Kusut

492 95 26
                                    

#Day33
Clue #abet

Abet adalah istilah yang digunakan dalam hukum. Artinya mendorong atau mempengaruhi seseorang untuk melakukan kejahatan.

* * * *

Gabriel dan Arcello baru saja menyelesaikan sarapan mereka. Sementara sang mantan malaikat menaruh piring kotor, sang tuan tampak asyik memainkan ponselnya. Namun Arcello teringat pada luka di punggung pria yang kini tengah mencuci piring. Sebelum ia berangkat kerja, Arcello berniat untuk membantu Gabriel menggantikan plester pada lukanya. Ia pun segera mengambil kotak P3K dari atas kulkas.

"Sini Phi, biar aku obati lagi lukanya." Arcello yang kini duduk di sofa pun menawarkan bantuan. Di pangkuannya kini sudah ada kotak P3K.

"Nggak usah, Tuan. Ini cuma luka kecil, bentar lagi juga kering," sanggah Gabriel segan.

"Eh jangan diremehin. Nanti infeksi, loh! Memang Phi bisa ngolesin salep ke punggung sendiri?" ucap Arcello. "Sini, cepetan!" paksanya.

Gabriel pun menghampiri Arcello, menuruti perintah. Ia membuka kausnya hati-hati. Lalu duduk memunggungi sang tuan.

"Aku ganti plester anti air aja ya, Phi. Jadi kalau mandi airnya nggak rembes ke luka. Biar nggak perih dan cepat kering," ucap Arcello tanpa sahutan. Gabriel hanya mengangguk.

Dengan hati-hati, Arcello mengoleskan salep lalu menunggunya sampai kering, sambil mengipasi dengan tangannya. Merasakan kepedulian sang tuan, membuat Gabriel tersenyum sendiri.

"Kalau sakit bilang ya Phi," pinta Arcello.

Sementara itu Gabriel hanya mengangguk sambil menahan senyumnya yang semringah karena mendapat perlakukan manis dari sang tuan.

Saat Arcello masih mengobati Gabriel, tiba-tiba ponselnya berdering. Pada layar lock screen terlihat panggilan masuk dari sang atasan.

Tumben Pak Bos telepon pagi-pagi? batin Arcello. Ia ragu untuk menjawab hingga dering ponselnya mati. Arcello berpikir jika sang atasan hanya salah pencet, sebelum akhirnya ia mendapat notifikasi pesan.

Pak Beezel
Arcell, saya sudah di parkiran depan apartemenmu.
Kita berangkat bareng ke kantor.

Arcello terperanjat. Belingsatan menuju balkon lalu melongok ke bawah, memeriksa keberadaan mobil Beezel di parkiran depan apartemen. Meski kurang jelas terlihat dari lantai enam, Arcello cukup yakin kalau Beezel tidak berbohong.

"Kenapa Tuan?" Gabriel ikut kaget.

"Ah, itu ... Phi ...."

Belum selesai Arcello menjawab, ia kembali dihubungi sang atasan. Kali ini Arcello langsung menjawab, karena telah membuka pesan yang beezel kirimkan.

"Iya, Pak," jawab Arcello.

"Belum berangkat, kan?" Beezel memastikan kalau Arcello belum pergi ke kantor.

"Ini baru mau turun, Pak," timpal Arcello.

Ya sudah, saya tunggu ya. Saya parkir di depan, Oke," pungkas Beezel.

"Baik, Pak."

Setelah panggilan terputus, Arcello mendadak rusuh. Ia langsung lari ke kamar memperbaiki tampilan. Merapikan baju dan rambut, serta menyemprotkan minyak wangi.

Gabriel tampak sendu menatap tuannya. Meski Arcello tidak menjelaskan, tapi ia paham dengan hanya melihat gerak-gerik sang tuan. Seseorang menjemputnya untuk pergi bersama ke kantor, dan dia telah menunggu di bawah, itu yang Gabriel pahami. Dari balkon, ia ikut melongok ke bawah, sekadar menjawab rasa penasaran, meskipun sepenuhnya ia sudah tahu siapa yang menjemput tuannya.

Gabriello (Cetak ✅ │ Part lengkap) Where stories live. Discover now