Day-45. Amarah

585 87 36
                                    

#Day45
Clue #pampasan

Pampasan adalah sesuatu yang harus diberikan kepada korban penganiayaan (pelanggaran lalu lintas, perusakan, dan sebagainya), ganti rugi.

* * * *

Arcello berdiri di atas hamparan air yang tenang dengan dinaungi langit biru nan cerah. Tempat tersebut begitu sunyi. Tidak ada apa-apa di sana, bahkan angin sekalipun. Hanya ada  dirinya yang celingukan kebingungan. Dalam hati Arcello bertanya-tanya, tempat apa ini?

“Arcello Maqil!” panggil pria itu dengan suara beratnya.

Hal itu berhasil membuat Arcello terperanjat dan sontak berbalik badan. Ia kaget dengan kehadiran sesosok pria tampan berjubah putih berdiri di belakangnya.

“Siapa anda?” tanya Arcello gugup.

Pria itu berjalan pelan ke arah Arcello. “Aku adalah Arash, sosok yang selama ini bersemayam di dalam tubuhmu,” ungkapnya.

Mendengar perkataan pria itu membuat Arcello terbelalak tak percaya. Baginya, ini kali pertama ia bertemu dengan entitas dari sosok kekuatan yang selama ini tinggal di dalam dirinya. Menyadari hal itu, Arcello pun segera menurunkan pandangannya.

“Maafkan jika selama ini aku telah menyusahkanmu,” ungkap Raja Arash menyesal.

Mendengar perkataan Raja Arash, membuat Arcello sontak mengangkat wajahnya. Ada banyak tanya yang ingin ia katakan pada sang raja agung.

“Tuan, apa yang harus saya lakukan untuk memisahkan kekuatan anda dari tubuh saya? Saya hanya ingin hidup layaknya manusia biasa, tenang bersama orang yang saya cintai,” keluh Arcello pada Raja Arash. 

Arash tersenyum sambil mendekat. “Aku paham apa yang kau rasakan, Arcello. Untuk memisahkan kekuatanku dari dirimu sangatlah mudah. Kau hanya cukup katakan ‘lepaslah!’, maka semuanya akan terpisah.” Arash menjelaskan.

“Semudah itu?” tanya Arcello meyakinkan.

Sang raja kembali tersenyum. “Namun ada hal yang harus benar-benar kau lepaskan sebelum memisahkan kekuatan ini, Arcello.” Arash menukas. “Kau harus ikhlas dan tulus melepaskan semua beban yang selama ini masih mengganjal di hatimu. Dan aku yakin kau tahu itu,” ucap Arash sambil menyentuh dada Arcello dengan telunjuknya.

Mata Arcello mengikuti telunjuk sang raja mendarat. Ia bergeming sesaat mencerna kata-kata raja Arash. Namun setelah itu ia kembali mengangkat wajahnya, dan tersadar jika sosok raja yang tadi berada di hadapannya kini telah pergi.

Dalam keterkejutan, Arcello diseret ke satu tempat yang tidak asing baginya. Kantor tempatnya bekerja. Lagi-lagi benaknya bertanya-tanya sedang apa ia di tempat itu. Namun keheranannya teralihkan dengan sosok wanita yang ia kenal. Wanita tersebut adalah Auryn.

Cepat-cepat Arcello menghampiri sambil menegurnya. “Kak?” Arcello masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat, pasalnya ia tahu jika wanita yang memunggunginya telah tiada.

Auryn pun menoleh ke arah Arcello. Ia tersenyum senang tapi sesaat kemudian tampak kesedihan di wajahnya. Arcello cepat-cepat berlari sambil memeluk Auryn. Ia menangis dan berulang mengucapkan maaf pada sang sahabat.

Auryn memeluk Arcello hangat. “Lu nggak perlu minta maaf, Cell. Yang harusnya bilang itu, gue.” Ucapan Auryn membuat Arcello melepaskan pelukannya lalu menatap wajah sang sahabat.

“Gue minta maaf sama lu, Cell. Gue udah bikin lu ambil pilihan yang salah. Gue nyesal udah biarin lu terancam bahaya. Sekali lagi gue minta maaf, Cell.” Auryn menangis di hadapan Arcello.

Tidak ingin melihat Auryn merasa bersalah, Arcello pun segera memeluk sahabatnya, menenangkan. “Lu nggak salah apa-apa sama gue, Kak. Justru gara-gara gue, lu yang harus menerima akibatnya. Maafin gue ya, Kak.” Arcello memeluk erat Auryn.

Gabriello (Cetak ✅ │ Part lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang