Day-30. Perayaan Tahun Baru

542 100 34
                                    

#Day30
Clue #dies_ater

Dies ater adalah ungkapan yang diadaptasi dari bahasa Latin yang berarti hari sial.

* * * *

Tidak terasa, akhir tahun segera terbenam, dan awal tahun akan terbit. Malam ini adalah malam pergantian tahun. Lepas senja ketiga sahabat Arcello sudah berkumpul di apartemen pria mungil itu. Selain Auryn, Zach, dan Bian, ketiga sahabat Gabriel pun ikut bergabung atas undangan Arcello. Rencananya mereka akan menyaksikan festival kembang api di Bukit Bintang.

Menggunakan mobil yang dikemudikan Zach, mereka semua pergi ke tempat tujuan. Zach pintar menebak situasi, maka dari itu ia sengaja membawa mobilnya yang lebih besar dari biasanya. Zach dan Bian sudah pasti duduk di bangku depan, sementara di bangku tengah diisi Auryn, Arcello, juga Gabriel. Dan bangku paling belakang diisi oleh trio angels, Azrael, Mikhael, dan Rafael.

Dua jam perjalanan, akhirnya mobil yang dikendarai Zach tiba di tujuan. Ratusan kendaraan sudah berjejal di pintu gerbang menuju ke Bukit Bintang. Ratusan bahkan ribuan manusia tampak sarat berjalan mengantre. Selain itu, lapak pedagang berjejer rapi di kiri dan kanan sepanjang jalan.

"Wah gila sih ini, rame banget." Auryn terperangah melihat kerumunan yang terjadi di depan mata.

"Hampir tiap tahun di sini tuh selalu rame, tapi nggak seramai kayak sekarang, ya kan, Babe?" Bian menanggapi komentar Auryn, sedangkan Zach hanya mengangguk menimpali pertanyaan kekasihnya.

Setelah membayar tiket masuk, Zach terlihat membawa mobilnya berputar mencari tempat parkir yang tidak terlalu jauh, tapi ternyata tempat terdekat sudah dipenuhi jejeran puluhan mobil. Setelah berputar sekitar lima belas menit, akhirnya mereka pun mendapat tempat parkir.

"Akh, untung masih dapat tempat parkir di dalam, nggak terbayang sih kalau kita harus jalan dari luar sampai ke atas sana," ucap Zach sesaat keluar dari mobil sambil menunjuk puncak bukit.

Semua orang tercengang melihat arah yang ditunjuk Zach. Arcello pikir untuk menikmati festival kembang api tidak perlu mendaki bukit.

"Waduh! Phi, kuat nggak naik sampai ke puncak sana?" celetuk Arcello bertanya pada Gabriel.

"Semoga." Entah kenapa ucapan Gabriel terdengar tidak meyakinkan untuk seorang pria berbadan kekar.

"Malu dong kalau kalah sama aku." Arcello menggoda Gabriel. Sementara ketiga sahabat Gabriel yang mendengar ejekan sang tuan tampak menahan tawa.

"Kalian juga. Nggak boleh menghilang. Harus jalan kaki biar yang lain nggak curiga." Arcello menunjuk ketiga malaikat yang mendadak pucat tak bergerak. Kini giliran Gabriel yang menertawakan sahabatnya.

"Mati aku!" ucap Azrael meratapi tubuh manusianya. "Aku sudah lupa caranya berjalan menggunakan kaki," gumamnya putus asa.

"Aku juga," susul Mikhael.

Sedangkan si bungsu Rafael melenggang begitu saja mendahului kedua sahabatnya. "Ternyata tidak sia-sia, keseringan menjadi manusia." Rafael mendelik sambil meledek Azrael dan Mikhael.

Dengan terpaksa, Azrael dan Mikhael mengikuti rombongannya yang sudah lebih dulu berjalan. Dengan menggunakan sedikit kekuatan, Azrael membuat jalanan yang akan mereka lewati menjadi lengang, mengantisipasi terjadinya kontak fisik dengan pengunjung yang berjejal.

* * *

Azrael berjalan sendiri mendaki bukit, sementara Mikhael sepertinya tertinggal di belakang. Auryn yang menyadari itu berniat untuk menemaninya berjalan sambil mengobrol. Diam-diam ia pun memisahkan diri dari rombongan.

Gabriello (Cetak ✅ │ Part lengkap) Where stories live. Discover now