Day-12. Bos Baru

1K 143 32
                                    

#Day12
Clue #Balada

Balada adalah sajak sederhana yang mengisahkan cerita rakyat yang mengharukan, kadang-kadang berupa nyanyian (dinyanyikan), kadang-kadang berupa dialog.

* * * *

Arcello baru keluar dari kamarnya setelah siap untuk berangkat ke kantor. Sementara itu, Gabriel yang tengah menyiapkan sarapan tampak asyik mendengarkan lagu balada dari speaker portabel yang terhubung secara nirkabel dengan gawainya.

Ini adalah pemandangan baru untuk Arcello, ketika kegiatan dapur mantan malaikat penjaganya itu, kini di temani lagu Berita Kepada Kawan dari Ebite G Ade.

Dasar aki-aki, dengerinnya lagu gituan, benak Arcello sambil tersenyum mengejek.

Phi, bikin sarapan apa?” tanyanya yang berhasil membuat Gabriel sedikit kaget.

Alih-alih cepat menjawab, Gabriel justru lebih dulu mematikan speaker-nya. Lagu pun berhenti.

“Nasi goreng, Tuan,” jawab Gabriel sambil mengangkat dua piring nasi goreng yang siap disajikan di meja makan. Satu piring dengan dua telur ceplok untuk tuannya dan satu piring dengan banyak acar timun untuk dirinya.

“Asyik! Dah lama nih nggak sarapan nasi goreng!” pekik Arcello girang di depan piringnya.

"Suka?" Tanya Gabriel memastikan setelah suapan pertama mendarat di mulut tuannya.

Arcello tak menjawab, hanya mengacungkan jempol tangan kanannya. Mulutnya terlalu sibuk mengunyah sajian lezat buatan Gabriel itu.

Dalam waktu singkat, sepiring nasi goreng sudah berpindah ke perut pria mungil bernama Arcello, bahkan piring kotornya sudah dieksekusi rampung oleh si mantan malaikat. Tapi oknumnya masih santai duduk dengan tenang di meja makan sambil menggulir layar gawainya.

Gabriel tak bisa berbuat banyak, beberapa hari ini memang tuannya terlihat lebih santai. Berangkat kerja sedikit lebih siang dan pulang bahkan sebelum jam kerja usai. Sebenarnya ia gemas ingin menegur tuannya, tapi dirinya ragu akan keganasan Arcello kalau tiba-tiba diganggu.

Tapi hari ini, dengan hati-hati Gabriel mencoba menegur tuannya yang masih leha-leha. “Tuan. Tuan tidak takut terlambat?” tanya Gabriel.

“Tenang Phi, aku nggak ada deadline, kok. Proyekku ditunda semua karena kepala divisi kita baru meninggal, dan sekarang belum ada penggantinya,” ucap Arcello masih santai.

“Ooh ....” Gabriel menganggut-anggut merasa lega.

“Aku ke kantor buat absen doang, habis itu cuma gabut,” lanjut Arcello.

"Syukurlah. Ada baiknya juga bos Tuan tidak ada,” celetuk Gabriel yang membuat tuannya sontak menoleh kaget.

Mendengar ucapan Gabriel, Arcello diam sejenak sambil menatap tak percaya. Pikirnya, ia tak menyangka kalau mantan malaikat akan berkata seperti itu.

Melihat tuannya tampak tercengang, Gabriel cepat-cepat meluruskan ucapannya. “Maaf, Tuan. Maksud saya ...,” Gabriel gelagapan mendapati tuannya hanya diam.

Seperti diingatkan oleh ucapan Gabriel, Arcello malah tertawa, “Tahu nggak, Phi? Kemarin aku juga ngomong kayak gitu, tapi langsung digaplok buku sama Kak Auryn,” terang Arcello sambil tertawa.

Kali ini giliran Gabriel yang bergeming tidak terpancing.

“Selamat deh Phi, makin hari, Phi makin kayak manusia,” celetuk Arcello sambil menghela napasnya lega.

Gabriello (Cetak ✅ │ Part lengkap) Where stories live. Discover now