Day-44. Di Ujung Kematian

710 86 26
                                    

#Day44
Clue #Anak_Bulan

Dalam arti harafiahnya, anak bulan itu bulan muda atau bulan pada hari pertama--ketiga. Tapi untuk challenge kali ini, kita pakai makna kiasnya, yaitu orang yang tabiat atau tingkahnya gak tentu alias gajelas. Jadi orang lain susah mendefinisikannya.

* * * *

Sejak kepergian dirinya dari kediaman Arcello dua hari lalu, Gabriel tampak kehilangan arah. Ia bingung harus melakukan apa. Dalam egonya terlintas jika ia ingin kembali menjadi malaikat, tapi nuraninya mengatakan ia harus tetap di bumi untuk mengawasi dan melindungi tuannya. Gabriel kini tinggal bersama Rafael di apartemen sang sahabat.

Malam ini, hujan turun begitu deras. Kekhawatiran selalu melanda Gabriel. Ia tidak bisa meninggalkan tuannya begitu saja. Tapi ia juga tidak berani menampakkan dirinya di hadapan sang tuan lagi, karena apa yang ia lakukan telah membuat Arcello kecewa bahkan mungkin membencinya.

Dalam renungannya, Gabriel berusaha meyakinkan diri untuk tidak kembali ke langit meski Sang Penaung telah memberinya akses pulang. Gabriel bersikeras untuk tetap tinggal sampai tugasnya usai, karena ia tahu, jika ia kembali ke langit butuh proses lama untuk menjadi malaikat, sementara ia tidak bisa membiarkan tuannya sendiri dalam bahaya yang mengintai.

Setelah memohon petunjuk dan berkah, Gabriel tampaknya terjaga. Matanya nyaris tidak pernah terpejam . Sementara Rafael sudah pergi ke alam mimpi, tidur di kamarnya.

Gabriel yang tengah duduk di sofa seketika tersentak tatkala radar pendengarannya menangkap sinyal-sinyal berbahaya. Ia mendengar kerincing dari batu shappire yang ia berikan pada sang tuan, berbunyi.

"Gabriel!"

Gabriel terlonjak bangkit dengan mata terbelalak. Jantungnya berdetak cepat. Kekhawatiran di hatinya semakin menggila saat ia mendengar seseorang memanggil dirinya dalam ketakutan. Gabriel yakin, jika panggilan itu berasal dari tuannya yang kini dalam bahaya.

Gabriel berlari ke kamar Rafael. Cepat-cepat ia membangunkan sahabatnya.

"Rafael bangunlah! Tuan Arcell dalam bahaya," pekik Gabriel panik.

Rafael yang sedang terlelap seketika membuka mata mendengar tuannya terancam. Padahal biasanya butuh usaha ekstra untuk membangunkan Rafael. Namun untuk yang satu ini, ia bisa langsung bangun karena yakin tuannya sedang membutuhkan pertolongan.

"Mungkinkah?" tebak Rafael sambil menatap Gabriel. Sementara sang sahabat mengangguk tegas menimpali tebakannya.

Gabriel dan Rafael pun segera pergi menuju apartemen Arcello yang tidak jauh dari tempat mereka. Dengan mantra, keduanya melesat menerjang hujan.

"Tuan, bertahanlah," benak Gabriel sambil terus berlari secepat kilat untuk menyelamatkan sang tuan.

Begitu sampai di apartemen, Gabriel dan Rafael tidak menyangka jika kedatangan mereka sudah disambut oleh tujuh prajurit raja iblis, manusia berkepala serigala. Gabriel kebingungan, tapi tidak dengan Rafael. Ia meminta Gabriel untuk terus menemui sang tuan, sementara dirinya yang akan menghadapi para prajurit itu.

"Gab, pergilah! Biar aku yang urus mereka." Rafael menyuruh Gabriel segera pergi dan menyelamatkan Arcello.

Tidak ingin membuang waktu, Gabriel pun berlari. Rafael yang sibuk menebas prajurit raja iblis, melindungi Gabriel dengan terompetnya yang kini berubah menjadi pedang. Selain itu, Rafael juga mengaktifkan pelindung agar penghuni apartemen tidak terkena dampak.

Sementara Rafael disibukkan dengan pertarungannya, Gabriel kini telah berada di depan pintu apartemen Arcello. Dengan sisa kekuatan yang ia simpan selama ini, dirinya mampu membuka pintu yang terkunci dengan mantra.

Gabriello (Cetak ✅ │ Part lengkap) Where stories live. Discover now