Day-23. Inspeksi Dadakan

620 96 32
                                    

#Day23
Clue #harubiru

Haru biru:
-Kerusuhan, keributan, kekacauan, huru hara.

* * * *

Tiga sekawan, Auryn, Zach, dan Bian sedang dalam perjalanan menuju apartemen Arcello. Seperti biasa, Zach sang supir, ditemani Bian di bangku depan, sementara Auryn duduk di bangku belakang. Ketiganya berniat melakukan inspeksi dadakan ke kediaman sahabat bungsu mereka.

"Kak, si Acil udah tahu belum kita mau ke tempatnya?" Bian bertanya pada Auryn yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Biarin aja, kita kasih dia suprise," timpal Auryn tak acuh.

"Iya, kalau dikasih tahu nanti banyak alasan tuh bocah," Zach menambahkan.

"Iya sih, kalau mager-nya kumat, ampun deh," Bian sudah sangat hafal karakter sahabat bontotnya.

"Tahu nggak sih, Babe. Kapan hari aku tuh nganterin dia pulang, mau numpang kencing aja nggak boleh naik ke apartemennya. Eh, malah disuruh kencing di toilet lobi," adu Zach pada Bian.

"Nggak bisa dibayangin sih, gimana berantakannya tuh rumah." Auryn bisa memprediksi bagaimana kondisi apartemen Arcello.

"Iya, hantu penunggu aja sampai ikut beres-beres," celetuk Bian. Dia cekikikan mengingat hantu yang tertangkap CCTV Arcello beberapa waktu lalu.

Mereka tampak bahagia menggibah dan menertawakan kehidupan Arcello yang acak. Tidak terasa, setelah perjalanan kurang lebih dua puluh menit, ketiganya sampai di apartemen Arcello. Mereka langsung saja naik ke lantai enam gedung apartemen tersebut karena sudah tahu nomor unit sang sahabat.

Sementara itu di apartemen, hanya ada Gabriel yang sedang sibuk membereskan rumah seperti biasa. Sedangkan Arcello, tadi sempat berpamitan turun untuk membayar iuran bulanan sampah di kantor manajemen.

Sesaat setelah bel pintu berbunyi, Gabriel segera membuka pintu karena dia pikir Arcellolah yang datang. Terkadang tuannya memang memilih memencet bel alih-alih langsung membuka, walau pun pintu tak dikunci.

Dengan apron, sarung tangan karet, dan masker anti debu, Gabriel membuka pintu.

"TARA ...!" teriak Auryn sesaat setelah pintu dibuka. Tapi kemudian ia terkejut mendapati orang lain yang membukakan pintu. Wajah ceria Auryn seketika berubah.

"Oh, Mbak Auryn?" Gabriel langsung menyapa. Ia masih ingat dengan wanita yang membantunya memberikan berkas pada sang tuan beberapa hari lalu. "Cari Tuan Arcell, ya?" tanyanya.

Sementara Auryn cukup kaget mendengar pria itu mengenalinya. Tapi jika diingat-ingat, ia seperti tidak asing mendengar suaranya. Selain itu, walau pun pria di hadapannya mengenakan masker, Auryn sekilas mengenali garis wajah dan sorot matanya, meski ia tidak begitu yakin.

Belum sempat Auryn menjawab, Zach sudah menyerobot bertanya. "Kamu siapa?" Zach tak kalah kebingungan.

"Saya ...."

Tiba-tiba Auryn menginterupsi perkataan Gabriel. "Loh, Abang Grab, ya?" tanyanya memastikan, jika pria yang membukakan pintu adalah driver ojek online yang pernah ia temui sebelumnya. "Bantuin di sini juga?" tambah Auryn merujuk dari pakaian Gabriel. Ia menyangka selain sebagai driver jasa antar, pria di hadapannya juga sebagai jasa layanan kebersihan.

Gabriel menangkap arah pembicaraan wanita di hadapannya. Ia pasti disangka sebagai pegawai salah satu layanan jasa.

"Ah ... itu ... masuk dulu," ajak Gabriel pada ketiga tamu yang masih berdiri bengong di ambang pintu. "Tuan Arcell sedang keluar sebentar."

Gabriello (Cetak ✅ │ Part lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang