(SEQUEL) MINE!

274 51 11
                                    

Usia kandungan Vie sudah memasuki 36 minggu. Perut yang semakin besar membuat ia sedikit kesusahan untuk melakukan berbagai kegiatan. Jungkook sebagai suami selelu siaga saat Vie membutuhkannya.

"Sayang, aku ingin ke Amerika." Ucap Vie setelah menyelesaikan sarapannya.

"Aku ingin saat lahiran nanti ditemani sama mama. Aku masih belum paham banyak hal tentang mengasuh anak, jadi sepertinya akan menenangkan jika berada di dekat mama."

Jungkook mendengar dengan seksama. Ia sangat paham jika istrinya butuh figur mama di masa awal lahirannya.

"Baiklah, aku akan menyuruh orang untuk menggantikanku mengurus perusahaan sementara selama berada di Amerika. Kapan kita akan berangkat?"

"Bagaimana kalau minggu depan? Biar tidak terlalu dekat dengan lahiran?"

"Baiklah. Aku akan bilang dulu ke mama."

***

Vie dan Jungkook memutuskan untuk ke rumah mama sepulang kerja. Mama Jungkook senang menyambut kedatangan anak dan menantunya.

"Ini, Ma. Tadi Vie belikan cheesecake kesukaan mama."

Mama Jungkook menerima cheesecake itu dengan gembira.

"Wah terima kasih." Mama Jungkook membawanya ke dapur untuk dipindah di atas piring dan membawanya kembali ke meja makan.

"Mama sudah siapkan makan malam."

"Wah, kebetulan Vie sangat ingin makan capcay." Vie senang melihat makanan yang ia inginkan terhidang di sana.

"Syukurlah. Oh iya, bagaimana kandunganmu, Sayang? Pasti sudah sedikit kerepotan melakukan banyak hal?"

Vie mengangguk mengiyakan.

"Benar sekali, Ma. Vie sering lelah padahal hanya melakukan aktivitas ringan." Keluhnya dengan nada manja.

"Itu normal. Tidak apa-apa."

Terdiam sejenak, Vie berniat meminta izin untuk menemui orang tuanya di Amerika.

"Em.. Ma?"

Vie menatap mama Jungkook.

"Iya, Sayang?"

"Ma, Vie ingin ke Amerika. Mungkin sampai baby usia 1 bulan nanti. Vie ingin saat lahiran bisa berada di samping mama."

Mama Jungkook terdiam sejenak namun kemudian tersenyum.

"Baiklah. Tapi konsultasi dulu dengan doktet karena kandungan tua juga rentan untuk perjalanan jauh. Jika dokter mengizinkan, mama juga mengizinkan."

Vie mengangguk senang.

"Nanti biar mama nyusul ke Amerika saat lahiran."

"Terima kasih, Mama." Mereka pun melanjutkan makan malamnya.

***

Setelah mendapat izin dari dokter dan mendapatkan vitamin penguat, kini Vie dan Jungkook siap untuk berangkat ke Amerika.

"Jaga diri baik-baik dan Jungkook, kamu harus jadi suami siaga."

"Siap, Ma."

Mereka pun berpamitan.

"Biar aku yang bawa tasnya." Jungkook mengambil alih tas yang Vie pegang.

"Terima kasih."

***

Perjalanan yang lumayan lama. Sekitar 11 jam berada di pesawat dan kini mereka sampai di Amerika.

"Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Jungkook memastikan.

"Iya, kamu tenang saja."

Dijemput oleh sang mertua. Mereka disambut dengan suka cita.

"Ya ampun anak mama, sebentar lagi cucu kita akan lahir, Pa." Mama Vie tersenyum senang saat melihat kandungan Vie yang membesar.

"Masih sekitar 4 minggu lagi, Ma."

"Oh ini menantu tampan mama." Beralih memeluk Jungkook. Menantunya ini jauh terlihat lebih tampan dari pertama kali Vie mengenalkannya.

"Mama bisa saja. Papa apa kabar?" Menyapa sang papa yang berdiri di samping mama.

"Baik, Nak. Ayo kita pulang. Kasihan Vie, dia pasti lelah."

Beruntung jarak antara bandara ke kediaman orang tua Vie tidak terlalu jauh. Vie ingin segera beristirahat. Hamil besar dalam perjalanan ternyata sungguh melelahkan.

***

Vie merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Rasanya sangat lega, ia merindukan istirahat dengan posisi yang nyaman.

"Aku akan menata baju-baju kita. Jika sudah hilang lelahnya, segera mandi agar lebih segar."

Vie tersenyum dan mengangguk.

"Ah punggungku, rasanya nyaman sekali." Gumam Vie.

"Aku akan memijitmu nanti setelah mandi." Jungkook mengambil satu bantal dan meletakkannya di bawah kaki Vie.

"Kakimu membengkak, Sayang. Pasti karena terlalu lama duduk di pesawat." Memijit sejenak kaki Vie agar mengurangi rasa lelahnya.

"Nanti juga akan kembali normal. Jangan khawatir."

Jungkook mengangguk. Setelahnya beralih pada koper dan juga tas. Dia harus cepat menata barang-barangnya agar bisa segera beristirahat.

***

Dua minggu berlalu. Setiap sore Vie dan Jungkook menyempatkan untuk jalan-jalan di sekitar rumah. Kata dokter memperbanyak jalan kaki bagus untuk proses lahiran nanti.

"Jungkook, aku sangat bahagia." Ucap Vie seraya merangkul lengan suaminya.

"Aku selalu berangan bisa menghabiskan banyak waktu bersamamu. Memiliki anak-anak yang lucu dan menua bersamamu." Vie tersenyum di tengah ucapannya. Terlihat sekali raut bahagia di wajahnya.

"Aku juga mengangankan hal yang sama dan sebentar lagi impian-impian kita akan menjadi nyata."

Keduanya tertawa. Pemandangan lagit jingga membuat suasana kota semakin indah.

"Oh iya, apa kamu sudah menyiapkan nama untuk bayi kita?" Tanya Vie. Ia cukup penasaran apakah suaminya ini sudah menyiapkan nama yang pas untuk calon bayinya.

"Jeon Taeguk. Bagaimana menurutmu?"

"Nama yang bagus."

"Aku sudah menyiapkan nama setelah dokter bilang jika anak kita laki-laki."

"Aku setuju dengan nama itu."

Vie menghentikan langkah dan menunjuk salah satu kedai makan.

"Berjalan-jalan membuatku lapar. Ayo kita ke sana."

Jungkook hanya pasrah saat tangannya ditarik untuk memasuki rumah makan.

Kehidupan yang sempurna, Jungkook pernah putus asa saat ia kehilangan kontak dengan kekasihnya. Ia merasa segala impiannya akan sirna begitu saja. Belum lagi saat ia dijodohkan, rasanya dunianya hancur seketika. Tapi Tuhan sangat baik padanya.  Lihatlah, perempuan yang menjadi impiannya kini ada di depan mata. Belum lagi calon anaknya yang sebentar lagi akan hadir di dunia. Tidak ada yang lebih membahagiakan dari itu semua.  Jungkook sangat bersyukur, hidupnya kembali berwarna karena Vie menjadi pendamping hidupnya.

Selesai...

Hanya sampai sini saja ya sequelnya 😃

Lega akhirnya mereka hidup dengan bahagia...

HOME 2 [Short Story KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang